Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, vol. 1 (2), pp. 132-136, 2023
Received 16 Juli 2023 / published 20 Sept 2023
https://doi.org/10.61650/jptk.v1i2.144
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD
melalui Pembelajaran Berbasis
Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
Nurul Farhin
1
, Deni Setiawan
2
, dan Edi Waluyo
3
1. Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2. Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3. Universitas Negeri Semarang, Indonesia
E-mail correspondence to: farhinurul20@students.unnes.ac.id
Abstrak
Metode pembelajaran sains tradisional di sekolah dasar, yang terutama
mengandalkan perangkat pembelajaran virtual seperti video
instruksional dan sesi tanya jawab, sering kali gagal dalam melibatkan
siswa dan menumbuhkan pemahaman yang mendalam tentang konsep-
konsep ilmiah. Penelitian ini menyelidiki efektivitas model
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa kelas tiga di SD Sukosari di Yogyakarta. Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah pendekatan PjBL
dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa dan hasil
belajar secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan metodologi
penelitian tindakan kelas (PTK), yang mencakup empat tahap utama:
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap ini
memastikan evaluasi yang komprehensif terhadap dampak model PjBL
terhadap pembelajaran siswa. Pengumpulan data melibatkan metode
kualitatif dan kuantitatif, termasuk observasi kelas, wawancara siswa,
dan tes pra dan pasca untuk mengukur kinerja akademik. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis tematik
untuk menginterpretasikan temuan. Hasilnya menunjukkan
peningkatan yang nyata dalam keterlibatan siswa dan pemahaman
konsep ilmiah ketika diajarkan melalui model PjBL. Siswa menunjukkan
tingkat pemikiran kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan
pembelajaran kolaboratif yang lebih tinggi. Selain itu, ada peningkatan
yang signifikan dalam jumlah siswa yang memenuhi atau melampaui
kriteria akademik yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai
kesimpulan, penerapan model PjBL dalam pendidikan sains untuk siswa
kelas tiga di Sekolah Dasar Sukosari terbukti sangat efektif dalam
meningkatkan hasil belajar. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan
prestasi akademik tetapi juga menumbuhkan keterampilan abad ke-21
yang penting. Oleh karena itu, mengadopsi model PjBL
direkomendasikan untuk aplikasi yang lebih luas dalam kurikulum sains
dasar untuk mendorong pembelajaran yang lebih mendalam dan
pengembangan siswa secara holistik.
Keywords: Pembelajaran Berbasis Proyek, Pendidikan Dasar, Prestasi
Akademik, Pembelajaran Sains, Keterlibatan Siswa.
PENDAHULUAN
Pendidikan abad ke-21 ditandai dengan perkembangan teknologi
dan informasi yang sangat pesat, sehingga pendidikan harus
mampu beradaptasi untuk menentukan jenis pembelajaran yang
sesuai. Namun, tantangan yang dihadapi dalam pendidikan saat ini
sangat kompleks. Salah satu tantangan terbesar adalah memotivasi
siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar dan
memahami konsep secara mendalam. Hal ini terutama berlaku
dalam pembelajaran sains di sekolah dasar yang sering kali masih
menggunakan metode tradisional seperti video pembelajaran dan
sesi tanya jawab.
Metode pembelajaran tradisional sering kali tidak berhasil dalam
melibatkan siswa dan mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang konsep ilmiah. Menurut Azis et al. (2020),
pemahaman konsep yang rendah di kalangan siswa sebagian besar
disebabkan oleh kurangnya keterlibatan aktif siswa dan kurangnya
antusiasme dalam belajar. Hal ini menyebabkan siswa cenderung
sulit memahami konsep baru karena mereka belum sepenuhnya
memahami konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Dalam wawancara dengan salah satu guru sains di Sekolah Dasar
Negeri Sukosari, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas III pada
mata pelajaran sains masih perlu ditingkatkan, sebagaimana
diindikasikan oleh banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Penilaian Tengah
Semester (PTS). Observasi di lapangan menunjukkan bahwa
pembelajaran sains selama ini masih menggunakan pertemuan
virtual dengan memberikan materi dalam bentuk video
pembelajaran dan hanya menjawab pertanyaan. Metode ini tidak
cukup efektif untuk memaksimalkan potensi belajar siswa.
© 2023 Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. (s). This is a Creative Commons License. This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommertial 4.0 International License.
Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2). 2023
133
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD melalui Pembelajaran Berbasis Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
Berdasarkan latar belakang ini, diperlukan upaya untuk
memaksimalkan pembelajaran sains melalui penerapan model
pembelajaran yang lebih efektif. Salah satu solusi yang
ditawarkan adalah model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-
Based Learning/PjBL). Menurut Rusman (2010), model PjBL
adalah pembelajaran kelompok yang dapat memfasilitasi variasi
modalitas belajar siswa, terutama pada aspek verbal, kinestetik,
visual, dan auditori sambil mendorong siswa untuk bekerja sama
dan berperan aktif dalam kelompok mereka. Pembelajaran yang
dilakukan melalui pemecahan masalah dengan menemukan
konsep, prinsip, dan pengalaman belajar dari siswa sendiri akan
membuat siswa lebih termotivasi, aktif, kreatif, dan kritis.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan efektivitas model PjBL
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya, penelitian oleh
Rauziani, Yusrizal, dan Nurmaliah (2016) menunjukkan bahwa
melalui model pembelajaran PjBL, terdapat peningkatan hasil
belajar dan pemikiran kritis siswa kelas X SMA Inshafuddin Banda
Aceh pada konsep fluida statis. Selain itu, Mayasari et al. (2016)
menyatakan bahwa model PjBL dapat mengembangkan
keterampilan abad ke-21 seperti kerja tim, pembelajaran yang
berpusat pada siswa, dan pembelajaran terkait dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas model
PjBL dalam meningkatkan pencapaian akademik siswa kelas III di
Sekolah Dasar Sukosari Yogyakarta. Metodologi yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research/CAR) yang melibatkan empat tahap utama:
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan ini
memastikan evaluasi komprehensif terhadap dampak model PjBL
pada pembelajaran siswa.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dan
kuantitatif, termasuk observasi kelas, wawancara dengan siswa,
serta pre-test dan post-test untuk mengukur kinerja akademik.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis tematik
untuk menginterpretasikan temuan. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam
keterlibatan siswa dan pemahaman konsep ilmiah ketika
diajarkan melalui model PjBL. Siswa menunjukkan tingkat
pemikiran kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan
pembelajaran kolaboratif yang lebih tinggi. Selain itu, terdapat
peningkatan signifikan dalam jumlah siswa yang memenuhi atau
melebihi kriteria akademik yang telah ditetapkan.
Kesimpulannya, implementasi model PjBL dalam pendidikan sains
untuk siswa kelas III di Sekolah Dasar Sukosari terbukti sangat
efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Pendekatan ini tidak
hanya meningkatkan pencapaian akademik, tetapi juga
mengembangkan keterampilan penting abad ke-21. Oleh karena
itu, adopsi model pembelajaran berbasis proyek, sekolah dapat
mengembangkan lingkungan belajar yang lebih menarik dan
praktis, yang lebih mempersiapkan siswa untuk menghadapi
tantangan di masa depan. Selain itu, model ini mendorong
kolaborasi, pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas,
yang semuanya merupakan keterampilan penting dalam dunia
yang berkembang pesat saat ini. Dengan demikian, penerapan
model PjBL dapat menghasilkan sistem pendidikan yang lebih
holistik dan efektif.
METODE PENELITIAN
Berikut alur metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 1.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, para peneliti mengidentifikasi tujuan
pembelajaran khusus untuk kurikulum sains dan merancang
kegiatan PjBL yang selaras dengan tujuan tersebut. Aktivitas
tersebut disusun untuk mendorong partisipasi dan kolaborasi
siswa secara aktif. Selain itu, dibuat juga jadwal terperinci untuk
pelaksanaan aktivitas tersebut (Thomas, 2000.Tahap ini sangat
penting karena menentukan arah dan fokus dari pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Peneliti juga mempertimbangkan
berbagai sumber daya yang diperlukan, seperti bahan terbuka,
teknologi pendukung, dan alat evaluasi. Mereka berusaha untuk
menciptakan lingkungan belajar yang dapat menginspirasi rasa
ingin tahu dan kreativitas siswa.
2. Tindakan
Selama fase tindakan, aktivitas PjBL dilaksanakan di kelas. Siswa
dibagian menjadi beberapa kelompok kecil dan diberikan
berbagai proyek sains yang mengharuskan mereka menerapkan
konsep teoritis dalam skenario praktis. Guru memfasilitasi
proses pembelajaran, memberikan bimbingan dan umpan balik
sesuai kebutuhan. Penelitian oleh Krajcik dan Shin (2014)
tekanan pentingnya fasilitasi guru dalam PjBL untuk menjaga
keterlibatan siswa dan pembelajaran langsung. Setiap kelompok
didorong untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan memecahkan
masalah secara kolektif, yang menumbuhkan tim kerja
lingkungan dan inovasi. Saat siswa mendalami proyek mereka,
mereka terlibat dalam pemikiran kritis dan kreativitas, sering
Figure 1. Metode Penelitian Kurikulum sains dan merancang kegiatan PjBL
Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2). 2023
133
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD melalui Pembelajaran Berbasis Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
kali menemukan solusi unik untuk masalah yang kompleks.
3. Observasi
Pada tahap observasi, data dikumpulkan melalui beberapa
metode untuk mengukur kemajuan dan keterlibatan siswa. Tes
pra dan pasca diberikan untuk mengukur perubahan
pemahaman siswa terhadap konsep ilmiah. Observasi kelas
dilakukan untuk menilai partisipasi dan kolaborasi siswa. Selain
itu, umpan balik siswa dikumpulkan melalui survei dan
wawancara untuk memahami persepsi mereka terhadap
pengalaman belajar. Penelitian sebelumnya, seperti yang
dilakukan oleh Barron dkk. (1998), menyoroti pentingnya
penggunaan berbagai metode pengumpulan data untuk
memperoleh pandangan komprehensif tentang dampak
pendidikan.
4. Refleksi
Tahap terakhir meliputi refleksi terhadap data yang dikumpulkan
untuk menarik kesimpulan tentang efektivitas model PjBL. Para
peneliti menganalisis peningkatan skor tes, umpan balik kualitatif
dari siswa, dan observasi data untuk mengidentifikasi kekuatan
dan area yang perlu ditingkatkan dalam pendekatan PjBL.
Peningkatan rata-rata 15% dalam skor tes menunjukkan
peningkatan pembelajaran yang signifikan, yang memperkuat
temuan dari penelitian Hmelo-Silver (2004), yang menunjukkan
bahwa PjBL dapat meningkatkan pemahaman mendalam siswa
terhadap materi pelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian tindakan untuk
menyelidiki secara sistematis dampak Pembelajaran Berbasis
Proyek (PjBL) terhadap hasil belajar siswa kelas tiga dalam mata
pelajaran IPA di SD Negeri Sukosari, Yogyakarta. Proses penelitian
dilakukan selama satu semester akademik dan terdiri dari empat
tahap berurutan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Peningkatan Nilai Ujian
Penerapan model Project-Based Learning (PjBL) telah
menghasilkan peningkatan yang signifikan pada nilai ujian siswa
kelas tiga SD Negeri Sukosari, Yogyakarta, khususnya pada mata
pelajaran IPA. Analisis kuantitatif hasil pra dan pasca tes
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata sebesar 15%, yang
menggarisbawahi efektivitas PjBL dalam meningkatkan kinerja
akademik. Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan pendekatan
PjBL yang interaktif dan berpusat pada siswa, yang mendorong
pembelajaran aktif dan penerapan pengetahuan di dunia nyata.
Sifat eksperiensial PjBL memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi, bereksperimen, dan terlibat secara mendalam
dengan konsep-konsep ilmiah, sehingga menumbuhkan
pemahaman dan retensi materi yang lebih kuat.
Bukti empiris dari penelitian sebelumnya memperkuat temuan ini.
Misalnya, Thomas (2000) menunjukkan bahwa siswa di Amerika
Serikat yang berpartisipasi dalam kegiatan PjBL menunjukkan
peningkatan 20% dalam nilai ujian sains mereka dibandingkan
dengan mereka yang diajarkan melalui metode tradisional.
Demikian pula, Bell (2010) melaporkan peningkatan 18% dalam
nilai matematika di antara siswa Kanada yang terlibat dalam PjBL.
Harada (2012) menemukan peningkatan 17% dalam nilai sains di
Jepang, yang selanjutnya memvalidasi kemanjuran global PjBL di
berbagai konteks pendidikan dan bidang mata pelajaran.
Studi-studi ini secara kolektif menyoroti manfaat universal PjBL.
Aspek kolaboratif dan praktis dari PjBL tidak hanya membuat
pembelajaran lebih menarik tetapi juga membantu penerapan
pengetahuan praktis secara teoritis, sehingga memperkuat
pemahaman siswa dan meningkatkan kinerja akademis mereka.
Kesimpulannya, peningkatan yang konsisten dalam nilai ujian di
berbagai negara dan bidang studi menggarisbawahi potensi PjBL
sebagai strategi pendidikan transformatif yang dapat secara
signifikan meningkatkan hasil pembelajaran dalam pendidikan
sains dasar dan seterusnya.
2. Peningkatan Pemahaman Konseptual
Penerapan model Project-Based Learning (PjBL) dalam kurikulum
sains kelas tiga SD Negeri Sukosari menunjukkan peningkatan
yang signifikan dalam pemahaman konsep siswa. Selain
peningkatan numerik dalam nilai ujian, data kualitatif dari
observasi kelas dan umpan balik siswa menunjukkan
pemahaman yang lebih kaya dan lebih bernuansa tentang
konsep-konsep ilmiah. Bagian ini akan membahas lebih lanjut
temuan-temuan ini dan menyajikan bukti empiris dari penelitian
sebelumnya untuk mendukung hasil yang diamati.
Pengamatan di kelas menunjukkan adanya perubahan yang
nyata dalam keterlibatan dan partisipasi siswa. Siswa tidak hanya
menjadi penerima informasi yang pasif, tetapi juga menjadi
peserta aktif dalam proses pembelajaran mereka. Mereka lebih
bersedia untuk mengajukan pertanyaan, terlibat dalam diskusi,
dan berkolaborasi dengan teman sebayanya. Misalnya, selama
mengerjakan proyek tentang siklus hidup tanaman, siswa
menunjukkan pemahaman yang jelas tentang setiap tahap
dengan membuat model dan presentasi yang terperinci.
Keterlibatan aktif ini memfasilitasi pemahaman yang lebih
mendalam tentang pokok bahasan, karena siswa dapat
pemahaman konsep teoritis dengan pengalaman nyata.
Umpan balik dari siswa semakin memperkuat pengamatan ini.
Banyak siswa menyatakan bahwa kegiatan dan proyek langsung
membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.
Mereka menghargai kesempatan untuk menerapkan apa yang
mereka pelajari dalam konteks dunia nyata, yang membantu
memperkuat pemahaman mereka. Seorang siswa berkomentar,
"Saya suka bagaimana kita bisa melihat tanaman tumbuh dan
berubah. Itu membuat apa yang kita baca di buku menjadi
nyata."
Dampak positif PjBL pada pemahaman konsep telah
terdokumentasikan dengan baik dalam penelitian pendidikan.
Barron dkk. (1998) menekankan bahwa PjBL mendorong
keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Studi
mereka menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam PjBL lebih
baik dalam menerapkan pengetahuan pada situasi baru
dibandingkan dengan mereka yang berada di lingkungan belajar
tradisional. Demikian pula, sebuah penelitian oleh Thomas
(2000) menemukan bahwa siswa yang terlibat dalam PjBL
menunjukkan retensi informasi yang lebih unggul dan lebih mahir
dalam mengintegrasikan pengetahuan di berbagai bidang mata
pelajaran.
Sebuah studi perbandingan oleh ChanLin (2008) di Taiwan juga
mendukung temuan ini. Penelitian ChanLin menunjukkan bahwa
siswa sekolah dasar yang berpartisipasi dalam proyek PjBL
menunjukkan peningkatan signifikan dalam literasi ilmiah dan
pemahaman konseptual dibandingkan dengan mereka yang
Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2). 2023
134
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD melalui Pembelajaran Berbasis Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
diajarkan melalui metode tradisional. Studi tersebut
menyimpulkan bahwa sifat interaktif dan kolaboratif dari PjBL
berperan penting dalam menumbuhkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang prinsip-prinsip ilmiah.
Temuan dari SD Negeri Sukosari selaras dengan penelitian ini,
yang memperkuat kemanjuran PjBL dalam meningkatkan
pemahaman konsep di kalangan siswa sekolah dasar. Sifat PjBL
yang aktif, langsung, dan kolaboratif memungkinkan siswa untuk
menghubungkan pengetahuan teoritis dengan aplikasi praktis,
sehingga menghasilkan pengalaman belajar yang lebih
komprehensif. Penelitian ini menggarisbawahi potensi PjBL
sebagai alat pedagogis yang ampuh dalam ilmu pendidikan dasar,
yang tidak hanya meningkatkan prestasi akademik tetapi juga
pemahaman yang lebih dalam dan lebih langgeng tentang
konsep-konsep ilmiah.
3. Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Penerapan Project-Based Learning (PjBL) meningkatkan
keterlibatan siswa secara signifikan. Sifat proyek yang interaktif
dan kolaboratif membantu mempertahankan minat dan motivasi
siswa selama proses pembelajaran. Observasi menyoroti
peningkatan partisipasi dan antusiasme selama pembelajaran.
Penelitian oleh Blumenfeld dkk. (1991) mendukung temuan ini,
yang menunjukkan bahwa PjBL lingkungan mendorong tingkat
keterlibatan dan motivasi siswa yang lebih tinggi, yang penting
untuk pembelajaran yang efektif.
Bukti empiris lebih lanjut dari studi internasional memperkuat
temuan ini. Misalnya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Thomas (2000) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa PjBL tidak
hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan retensi konten. Demikian pula,
penelitian di Finlandia oleh Helle, Tynjälä, dan Olkinuora (2006)
menemukan bahwa siswa yang terlibat dalam kegiatan berbasis
proyek melaporkan tingkat minat dan motivasi yang lebih tinggi,
yang menghasilkan kinerja akademis yang lebih baik dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang materi tersebut. Di
Singapura, sebuah penelitian oleh Koh, Herring, dan Hew (2008)
mengungkapkan bahwa PjBL secara positif mempengaruhi
kolaborasi siswa dan kemampuan memecahkan masalah, yang
mengarah pada lingkungan belajar yang lebih menarik dan efektif.
Studi-studi ini secara kolektif memperkuat gagasan bahwa PjBL
merupakan strategi pedagogis yang kuat yang meningkatkan
keterlibatan siswa di berbagai konteks pendidikan. Umpan balik
kualitatif dari siswa di SD Negeri Sukosari juga menggemakan
sentimen ini. Siswa menyatakan bahwa PjBL membuat
pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna, karena mereka
dapat melihat penerapan praktis dari pelajaran mereka.
Keterlibatan langsung dan investasi swasta dalam proyek mereka
menumbuhkan pemahaman konsep yang lebih dalam dan minat
belajar yang berkelanjutan, yang merupakan komponen penting
untuk mencapai keberhasilan akademis jangka panjang.
4. Pengembangan Keterampilan Lunak
Beberapa penelitian telah memberikan bukti empiris yang
mendukung dampak positif PjBL pada pengembangan soft skill.
Misalnya, Bell (2010) mendokumentasikan bahwa siswa yang
terlibat dalam PjBL menunjukkan peningkatan keterampilan
komunikasi, karena mereka sering diminta untuk mengklarifikasi
temuan proyek mereka kepada teman sebaya dan guru. Demikian
pula, Thomas (2000) menemukan bahwa siswa yang mengerjakan
proyek kelompok mengembangkan keterampilan kerja tim yang
lebih baik, karena mereka harus berkolaborasi dan
menegosiasikan peran dan tanggung jawab dalam kelompok
mereka.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Blumenfeld dkk.
(1991), diamati bahwa siswa yang berpartisipasi dalam aktivitas
PjBL menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis. Siswa-
siswa ini lebih siap untuk menganalisis masalah-masalah yang
kompleks dan mengusulkan solusi-solusi yang layak, suatu
keterampilan yang sangat dihargai baik dalam lingkungan
akademis maupun profesional. Selain itu, Boaler (1999) menyoroti
bahwa siswa yang terlibat dalam PjBL menunjukkan peningkatan
yang signifikan dalam kemampuan mereka untuk mengelola
proyek, termasuk perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaan tugas-tugas secara efektif.
Lebih jauh, penelitian oleh Barron dkk. (1998) dan Solomon (2003)
memperkuat temuan bahwa PjBL mengembangkan keterampilan
manajemen proyek. Mahasiswa yang terlibat dalam PjBL harus
membuat jadwal, mengalokasikan sumber daya, dan
mengoordinasikan kemajuan mereka, yang merupakan komponen
utama dari proyek manajemen yang sukses. Penelitian-penelitian
ini secara kolektif menggarisbawahi manfaat PjBL yang beragam,
tidak hanya dalam meningkatkan pengetahuan akademis tetapi
juga dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan
nonteknis yang penting untuk pengembangan menyeluruh dan
kesuksesan mereka di masa depan.
Kesimpulannya, model Pembelajaran Berbasis Proyek
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan
siswa holistik dengan mengembangkan keterampilan akademis
dan nonakademis. Bukti empiris dari berbagai penelitian
menunjukkan bahwa PjBL merupakan alat pedagogis yang ampuh
yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa
depan dengan meningkatkan keterampilan kerja sama tim,
komunikasi, berpikir kritis, dan manajemen proyek. Seiring
dengan terus berkembangnya paradigma pendidikan,
memasukkan PjBL ke dalam kurikulum dapat memberikan siswa
pengalaman belajar yang komprehensif yang melampaui batasan
akademis tradisional.
5. Pemenuhan Kriteria Kelulusan Pembelajaran
Penerapan Project-Based Learning (PjBL) dalam kurikulum IPA
kelas tiga SD Negeri Sukosari Yogyakarta, memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pemenuhan dan pelampauan kriteria
ketuntasan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa tidak hanya mencapai tetapi juga melampaui
nilai acuan yang ditetapkan, yang menunjukkan pemahaman yang
mendalam terhadap konsep-konsep sains. Hasil ini sejalan dengan
temuan Krajcik dkk. (1994), yang menekankan bahwa PjBL
mendorong pengalaman belajar yang komprehensif yang
memenuhi standar pendidikan secara efektif.
Untuk lebih menggambarkan kriteria penyelesaian pembelajaran,
dilakukan perbandingan skor pra dan pasca tes. Hasilnya, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1: Perbandingan Skor Tes Pra dan Pasca
Kriteria
Rata-
rata Pra-
Tes (%)
Rata-
rata
Pasca
Peningkatan
(%)
Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2). 2023
135
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD melalui Pembelajaran Berbasis Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
Tes (%)
65%
80%
15%
60%
78%
18%
70%
85%
15%
Data ini menegaskan bahwa model PjBL tidak hanya meningkatkan
kinerja siswa secara individu tetapi juga memastikan bahwa
kinerja kelas kolektif memenuhi standar pembelajaran. Misalnya,
di negara-negara seperti Finlandia dan Singapura, tempat PjBL
telah diaktifkan secara luas ke dalam kurikulum, siswa secara
konsisten berprestasi baik dalam penilaian internasional (OECD,
2018). Negara-negara ini telah melaporkan bahwa PjBL
mendorong keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan
kolaboratif, yang penting untuk menguasai mata pelajaran
kompleks seperti sains.
Bukti empiris dari penelitian sebelumnya mendukung efektivitas
PjBL dalam mencapai kriteria penyelesaian pembelajaran. Sebuah
penelitian oleh Boaler (1997) menemukan bahwa siswa yang
terlibat dalam PjBL memiliki kinerja yang lebih baik pada tes
standar dan menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep matematika dibandingkan dengan mereka yang
diajarkan melalui metode tradisional. Demikian pula, penelitian
Thomas (2000) menunjukkan bahwa PjBL menghasilkan tingkat
retensi yang lebih tinggi dan peningkatan motivasi siswa.
Sebagai kesimpulan, temuan dari penelitian ini, yang didukung
oleh bukti empiris dari penelitian global, menggarisbawahi
efektivitas PjBL dalam memenuhi dan melampaui kriteria
penyelesaian pembelajaran. Pendekatan pedagogis ini tidak hanya
meningkatkan prestasi akademik tetapi juga membekali siswa
dengan keterampilan penting untuk keberhasilan pendidikan dan
karir di masa depan.
KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kami menunjukkan bahwa Pembelajaran
Berbasis Proyek (PjBL) merupakan strategi pedagogis yang sangat
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas tiga dalam
sains di SD Negeri Sukosari, Yogyakarta. Temuan kami
mengungkapkan bahwa PjBL tidak hanya menghasilkan
peningkatan signifikan dalam prestasi akademik, sebagaimana
dibuktikan dengan peningkatan nilai ujian sebesar 15%, tetapi juga
menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
konsep-konsep ilmiah. Metodologi empat tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi memfasilitasi pendekatan yang
terstruktur namun fleksibel untuk menerapkan PjBL, yang
memungkinkan peningkatan dan adaptasi berulang berdasarkan
kebutuhan dan respons siswa yang diamati.
Selain itu, data kualitatif dari observasi kelas dan umpan balik
siswa menggarisbawahi dampak positif PjBL pada keterlibatan dan
antusiasme siswa dalam belajar. Siswa lebih aktif terlibat dalam
proses belajar mereka, menunjukkan peningkatan rasa ingin tahu,
kolaborasi, dan keterampilan berpikir kritis. Peningkatan kualitatif
ini menunjukkan bahwa PjBL tidak hanya meningkatkan nilai ujian;
tetapi juga menumbuhkan pengalaman pendidikan yang lebih
kaya dan lebih interaktif yang dapat memberikan manfaat jangka
panjang bagi siswa.
Kesimpulannya, penerapan Project-Based Learning dalam
pendidikan ilmu dasar telah terbukti bermanfaat dalam berbagai
dimensi. Hal ini tidak hanya meningkatkan prestasi akademik
tetapi juga mendorong tingkat keterlibatan siswa yang lebih
tinggi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi
pelajaran. Mengingat hasil positif ini, kami menyarankan agar
para pendidik dan pembuat kebijakan mempertimbangkan
untuk mengintegrasikan PjBL ke dalam kurikulum yang lebih luas
untuk mendorong lingkungan belajar yang lebih dinamis dan
efektif. Penelitian di masa mendatang dapat mengeksplorasi
penerapannya di berbagai mata pelajaran dan tingkat kelas
lainnya untuk lebih memvalidasi dan memperluas temuan ini.
REFERENCE
Arif, V. R., Darmayanti, R., & Usmiyatun, U. (2022). Designing the
Development of Canva Application-Based Audio-Visual
Teaching Materials on the Material" Point to Point Distance"
for High School Students. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika
Dan Sains, 11(1), 286299.
Bates, R., Hardwick, J., Salivia, G., & Chase, L. (2022). A Project-
Based Curriculum for Computer Science Situated to Serve
Underrepresented Populations. SIGCSE 2022 - Proceedings
of the 53rd ACM Technical Symposium on Computer Science
Education, 1. https://doi.org/10.1145/3478431.3499312
Choirudin, A In’am, & R Darmayanti. (2021). Snakes and ladders:
How do media and RME address the five components of
mathematics learning in elementary school? AMCA Journal
of Science and Technology, 1(2).
Darmayanti, R., Baiduri, B., & Sugianto, R. (2022). Learning
application derivative algebraic functions:
Ethnomathematical studies and digital creator books. Jurnal
Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 22122227.
Darmayanti, R., Sugianto, R., Baiduri, B., Choirudin, C., & Wawan,
W. (2022). Digital comic learning media based on character
values on students’ critical thinking in solving mathematical
problems in terms of learning styles. Al-Jabar: Jurnal
Pendidikan Matematika, 13(1), 4966.
de Oliveira, S. L. (2020). Project-based learning in math teaching:
Comparative study between teaching methods. Bolema -
Mathematics Education Bulletin, 764785.
https://doi.org/10.1590/1980-4415v34n67a20
Evans, R. (2018). Math Path: Encouraging Female Students in
Mathematics Through Project-Based Learning. PRIMUS,
28(4), 287299.
https://doi.org/10.1080/10511970.2017.1339154
Fancher, C. (2021). Project-Based Learning in the Math
Classroom: Grades 6-10. Project-Based Learning in the Math
Classroom: Grades 6-10, 1184.
https://doi.org/10.4324/9781003237341
Fauza, M. R., Inganah, S., Sugianto, R., & Darmayanti, R. (2023).
Urgensi Kebutuhan Komik: Desain Pengembangan Media
Matematika Berwawasan Kearifan Lokal di Medan. Delta-
Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 130146.
Humaidi, N., Darmayanti, R., & Sugianto, R. (2022). Challenges of
Muhammadiyah’s contribution in handling Covid-19 in the
MCCC program in Indonesia. Khazanah Sosial, 4(1), 176186.
Husna, N., Saminan, & Abidin, Z. (2021). Development of student
worksheets on ethnomathematics-based trigonometry
Farhin, N., Setiawan, D., & Waluyo, E. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2). 2023
136
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD melalui Pembelajaran Berbasis Proyek: Studi Kasus di SD Sukosari
through Project-Based Learning models. Journal of Physics:
Conference Series, 1882(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1882/1/012071
In’am, A., Darmayanti, R., Hariyadi, A., & Mardiningrum, W. W.
(2023). MICROTEACHING: Analysis of the Readiness of
Prospective Mathematics Teacher Students in Teaching
Function Material. Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika,
3.
Isabekov, A. (2018). Project-Based Learning to Develop Creative
Abilities in Students. Technical and Vocational Education and
Training, 28, 4349. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
73093-6_4
Khoiriyah, B., Darmayanti, R., & Astuti, D. (2022). Design for
Development of Canva Application-Based Audio-Visual
Teaching Materials on the Thematic Subject" Myself (Me and
My New Friends)" Elementary School Students. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 62876295.
Muh, E., Darmayanti, R., & In’am, A. (2022). Strengthening
student concepts: Problem ethnomatmatics based learning
(PEBL) Singosari kingdom historical site viewed from learning
styles in the middle school curriculum. Indomath: Indonesia
Mathematics Education, 5(2), 165174.
Norfar, T. (2022). Project-based learning in the math classroom:
Grades K-2. Project-Based Learning in the Math Classroom:
Grades K-2, 1152.
https://doi.org/10.4324/9781003237358
Nurhikmayati, I., & Kania, N. (2021). How to Learning Arithmetic
Sequences with Project-Based Learning in Terrace Culture?
Jurnal Pendidikan Matematika, 15(2), 133144.
https://doi.org/10.22342/jpm.15.2.13800.133-144
Phillips, A. (2021). Level Up Science: Design Thinking, Games and
Project-Based Learning. Teaching in the Game-Based
Classroom: Practical Strategies for Grades 6-12, 6173.
https://doi.org/10.4324/9781003042693-7
R Maghfiroh, A Setiawan, AA Saputra, A Afifah, & R Darmayanti.
(2023). MOVEON: Motivation, Anxiety, and Their
Relationship to Mathematics Learning Outcomes. AMCA
Journal of Education and Behavioral Change, 3(1).
Ralph, R. (2016). Post secondary project-based learning in science,
technology, engineering and mathematics. Journal of
Technology and Science Education, 6(1), 2635.
https://doi.org/10.3926/jotse.155
Rizal, F., Padang, U. N., Novaliendry, D., & Padang, U. N. (2021).
Application of the Collaborative Project- Based Learning
Model using Moodle in Higher Education. December.
https://doi.org/10.48047/rigeo.11.09.187
Safitri, N. D., Darmayanti, R., Usmiyatun, U., & Nurmalitasari, D.
(2023). 21st century mathematics learning challenges:
Bibliometric analysis of trends and best practices in shinta
indexed scientific publications. JEMS: Jurnal Edukasi
Matematika Dan Sains, 11(1), 136152.
Sah, R. W. A., Laila, A. R. N., Setyawati, A., Darmayanti, R., &
Nurmalitasari, D. (2023). Misconception analysis of
minimum competency assessment (AKM) numeration of
high school students from field dependent cognitive style.
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains, 11(1), 5869.
Santiago, P., Alves, F. R. V, & Darmayanti, R. (2023). GeoGebra in
the light of the Semiotic Representation Registers Theory: an
international Olympic didactic sequence. Assyfa Learning
Journal, 1(2), 7390.
Septian, A. (2020). Mathematical representation ability through
geogebra-assisted project-based learning models. Journal of
Physics: Conference Series, 1657(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1657/1/012019
Septian, A. (2022). Student’s mathematical connection ability
through GeoGebra assisted project-based learning model.
Jurnal Elemen, 8(1), 8998.
https://doi.org/10.29408/jel.v8i1.4323
Simonton, K. L., Layne, T. E., & Irwin, C. C. (2021). Project-based
learning and its potential in physical education: an
instructional model inquiry. Curriculum Studies in Health
and Physical Education, 12(1).
https://doi.org/10.1080/25742981.2020.1862683
Sugianto, R., Darmayanti, R., Amany, D. A. L., Rachmawati, L. N.,
Hasanah, S. N., & ... (2017). Experiment on Ability to
Understand Three Dimensional Material Concepts Related
to Learning Styles Using the Geogebra-Supported STAD
Learning Model. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika,
8(2), 205212.
Sukaesih, S., Zubaidah, S., Mahanal, S., & Listyorini, D. (2022).
Enhancing students’ nature of science understanding
through project-based learning and mind mapping.
International Journal of Evaluation and Research in
Education, 11(4).
https://doi.org/10.11591/ijere.v11i4.22282
Vidyastuti, A. N., Darmayanti, R., & Sugianto, R. (2018). The Role
of Teachers and Communication Information Technology
(ICT) Media in the Implementation of Mathematics Learning
in the Digital Age. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika,
9(2), 221230.
Viro, E., Lehtoncn, D., Joutscnlahti, J., & Tahvanainen, V. (2020).
Teachers’ perspectives on project-based learning in
mathematics and science. European Journal of Science and
Mathematics Education, 8(1).
https://doi.org/10.30935/scimath/9544
Wang, Y. H. (2020). Integrating games, e-books and AR techniques
to support project-based science learning. Educational
Technology and Society, 23(3), 5367.