Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, vol. 1 (1), pp. 34-38, 2023
Received 16 Feb 2023 / published 20 Mar 2023
https://doi.org/10.61650/jptk.v1i1.122
Tarian Kreasi Tradisional Dolanan
Meningkatkan Kemampuan Seni
Anak SD Negeri 1 Bendoharjo
Minarti
1
, Deni Setiawan
2
, and Edi Waluyo
5
1.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
E-mail correspondence to:
minartiahmad40184@students.unnes.ac.id
Abstract
Tarian kreasi tradisional dolanan merupakan tarian kreasi tradisional
asli jawa tengah yang biasanya di kenal juga sebagai tari permaianan.
Tarian ini semakin tersingkir akibat tarian modern yang lebih disukai
anak-anak. Hal tersebut mengakibatkan tarian dolanan punah. Tujuan
penelitian yaitu menginformasikan kepada pemerintah, masyarakat,
dan lembaga pendidikan SD untuk melestarikan kembali budaya tarian
kreasi tradisional dolanan karena melalui pembelajaran seni tari-tarian
dolanan dapat meningkatkan kemampuan seni tari anak usia dini 6-12
tahun di SD Negeri 1 Bendoharjo Provinsi Jawa Tengah. Metode
penelitian tindakan kelas (action research). Setelah di laksanakan
penelitian tindakan dengan melalui dua siklus masing-masing siklus
terdiri dari tiga tindakan. Pada siklus I tindakan 1 memperoleh nilai
diatas kriteria ketuntasan minimum (KKM) dengan nilai kemampuan
seni anak ratarata 63%, Pada siklus I tindakan 2 dengan nilai
kemampuan seni anak rata - rata 72%, pada siklus I tindakan 3 dengan
nilai kemampuan seni anak rata - rata mencapai 75%, Pada siklus II
tindakan 1 nilai kemampuan seni anak rata- rata mencapai 76%, pada
siklus II tindakan 2 nilai kemampuan seni anak rata - rata mencapai 77%
dan pada siklus II tindakan 3 nilai kemampuan seni anak mencapai
80%.Upaya pemerintah dalam melestarikan tarian dolanan melalui
surat edaran sesungguhnya telah dilakukan melalui provinsi dan
kabupaten/kota dan lembaga pendidikan bahwa setiap pagi sebelum
pembelajaran berproses perlu senam bersama yaitu senam kesehatan
jasmani (SKJ). Dilembaga pemerintah biasanya dilakukan pada hari
jumat. Dilingkungan masyarakat biasanya pada hari proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus dilakukan perlombaan tarian-tarian dolanan.
Dan pada beberapa tahun terakhir volume tarian dolanan kian
meredup.
Keywords: Dolanan; Kemampuan Seni; Tarian Kreasi.
Pendahuluan
Manusia memiliki kecerdasan masing-masing manusia
membangun diri dan dunianya mengunakan delapan kecerdasan
jamak (Garneli, 2014; Harrington, 2020) salah satunya adalah
kecerdasan kinestetik atau kecerdasan fisik yaitu suatu kecerdasan
dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil
menggunakan anggota tubuhnya untuk lakukan gerakkan seperti
berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni, dan
hasta karya (Mabingo et al., 2020; Schofield, 2023; Sugianto &
Khan, 2023). Seni membuat manusia berbahagia Seni” berasal dari
kata Sani dalam bahasa sansekerta yang berarti pemujaan (Bishop,
2023; Ezeh, 2023), pelayanan (Oh, 2022; Temperley, 2021), donasi
(Das, 2023), permintaan (Robinson, 2023), atau pencarian dengan
hormat dan jujur, Soedarso (1988). Seni merupakan fenomena yang
kompleks Pekerti, (2015) Batasan atau maknanya ditentukan oleh
banyak faktor, seperti curator, kritikua, pasar, pranata-pranata,
paradigma, akademis, kosmologo, cultural, perubahan zaman,
aliran filsafat, dan sebagainya. Seni adalah aspek yang penting
dalam kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan rohaninya,
(Hafiz, 2020). Seni merupakan kemahiran membuat atau
melakukan sesuatu yang dipakai atau yang dimaksudkan sebagai
perangsang pengalaman estetik yang memuaskan (Zhu, 2021).
Seni tari menurut Soedarsono, 1992 (Mabingo, 2019) adalah
desakan perasaan manusia tentang “sesuatu” yang disalurkan
melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah. Anak-anak pada
dasarnya menyukai music dan tari (Mabingo, 2022; Radiusman et
al., 2021).Tari merupakan kesenian yang terkait langsung dengan
gerak tubuh manusia. Dengan kata lain, tubuh merupakan alatnya
dan gerak tubuh merupakan medianya. Seni tari merupakan salah
satu warisan kebudayaan Indonesia (Darmawan et al., 2021;
Gratsiouni et al., 2016), yang harus dikembangkan dan dilestarikan
selaras dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan.
Dewasa ini masyarakat cenderung menyukai hal-hal baru (modern)
dan meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional atau klasik.
Tari dalam artian yang sederhana adalah gerak yang indah dan
lahir dari tubuh yang bergerak dan berirama. Jhon Martin (dalam
Purnomo, 2013). Anak-anak usia dini berpikir melalui gerakkan,
menggunakan tubuh secara ekspresif, meningkatkan keterampilan
fisik (Sujiono, 2011). mengemukakan bahwa substansi baku dari tari
adalah gerak. Disamping itu, bahwa gerak adalah pengalaman fisik
yang paling elemeter dari kehidupan seorang manusia (Rahmah et
al., 2022; Sugianto et al., 2017). Ada beberapa batasan tentang
definisi tari yang pernah dikemukakan oleh beberapa ahli.
©
2023 Minarti et al., (s). This is a Creative Commons License. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
NonCommertial 4.0 International License.
Minarti et al., Tarian Kreasi Tradisional Dolanan ... Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1 (1), 34-38, 2023
35
Kamaladevi Chattopadhaya, seorang tokoh tari dari india
menjelaskan bahwa tari adalah desakan perasaan manusia di dalam
dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa
gerak-gerak yang ritmis (Harahap, 2018; Indriani et al., 2018).
Sementara itu, ahli tari asal Belanda Cori Hartong mendefinisikan
tari sebagai gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan
didalam ruang. Pangeran Suryadiningrat, seorang ahli tari dari Jawa
(Ramadani & Solfema, 2021; Schneider, 2021), menjelaskan bahwa
tari adalah gerak dari seluruh anggota tubuh manusia yang disusun
selaras dengan irama music serta mempunyai maksud tertentu
(Helsa & Hartono, 2011; Rauer, 2022). Unsur dasar tari anak usia
dini. Pada dasarnya manusia ataupun binatang dapat
mengungkapkan gerakan, tidak lepas dari adanya unsur-unsur
tenaga, tempat atau ruang.
Kemudian, karena gerakan tersebut biasanya sambung-
menyambung, maka akan tersusun rangkain gerak yang
berlanjutan. Dengan demikian gerakan atau rangkaian gerakan
tersebut adalah akibat dari adanya unsur tenaga, ruang, dan
tempo/waktu, (Karathanou et al., 2021). Fungsi seni tari anak usia
sekolah dasar: sebagai sarana upacara ritual, sebagai tontonan,
sebagai hiburan. Karateristik tari Anak (Luo et al., 2022; Song, 2020)
antara lain: tema dan judul tari harus dekat dengan kehidupan
anak-anak. Bentuk gerak yang sederhana. Di iringi dengan musik
yang gembira. Durasi tarian tidak lama.
Budaya di Indonesia sangat beragam, setiap daerah memiliki
nilai budaya masing-masing. Nilai-nilai budaya tersebut dapat
dijumpai dalam aspek kebangsaan di negara ini, salah satunya
adalah permainan tradisional (Darmayanti et al., 2022; Hasanah et
al., 2022; Syaifuddin et al., 2022). Permainan tradisional biasanya
dimainkan secara beramai-ramai oleh anak, sehingga dengan
memainkan permainan tersebut dapat terciptalah suatu
kebersamaan. Seiring berkembangnya zaman dolanan anak mulai
ditinggalkan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan teknologi
yang sangat pesat. Berdasarkan kondisi lapangan banyak pemerhati
seni dan budaya berusaha untuk mempertahankan dolanan anak
melalui modifikasi tari kreasi. Berdasarkan pola garapan tari dibagi
menjadi dua yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru (Ningsih,
2023; Sekarningsih, 2021). Tari tradisional merupakan tarian yang
telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang dari generasi ke
generasi dan tidak mengalami perubahan. Sementara itu, tari kreasi
baru merupakan ekspresi seni yang masih berdasarkan pada pola
tradisi, akan tetapi terdapat garapan baru yang tidak berdasarkan
pada standar yang ada.
Tari kreasi adalah tari yang sudah mengalami pengembangan
dari pola tari yang sudah ada sebelumnya (Griffin et al., 1993; Pelzer
et al., 2017). Tari kreasi baru merupakan garapan baru yang
mempunyai kebebasan dalam mengungkapkan gerak (Minooie,
2023; Zhang, 2022). Dolanan anak sudah mulai pudar dan jarang
ditemui di masyarakat pada era sekarang. Hal ini disebabkan
adanya perkembangan teknologi yang pesat. Pada era sekarang ini
anak-anak lebih tertarik bermain gawai, laptop, Handphone,
Playstation, Nintendo dan permainan online lainnya dibandingkan
dengan dolanan anak tradisional seperti cublak-cublak suweng,
jamuran padang bulan, jaranan, gobak sodor, petak umpet, dan
sebagainya. Pada dasarnya setiap anak senang terhadap sesuatu
yang baru, sehingga melalui tari kreasi baru dapat diterima karena
sesuai dengan perkembangan zaman. Seni merupakan suatu
stimulasi kreatif (Ranti & Hazizah, 2019). Kreativitas pada anak usia
dini dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan,
menggunakan permainan, dan tarian.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu upaya membangkitkan
kembali tarian dolanan anak sebagai sarana menumbuhkan nilai-
nilai karakter anak usia sekolah dasar, sehingga pada anak-anak
bangsa ini dapat tertanam nilai-nilai positif dari dolanan anak
sekaligus mengupayakan pelestarian nilai budaya. Pada penelitian
di SD Negeri 1 Bendoharjo hanya menggunakan musik dari kaset CD
dan tape lalu tarian dolanandi latihkan/contohkan kepada anak-
anak dengan gerakan dasar terlebih dahulu.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Data
yang di gali yaitu kemampuan seni anak sekolah dasar: kelenturan,
kelincahan, keseimbangan melalui tarian dolanan di SD Negeri 1
Bendoharjo. Instrument yang digunakan yaitu Kemampuan seni tari
adalah skor yang diperoleh melalui tes kemampuan senin tari
dengan observasi langsung pada anak terkait kemampuan seni
menggunakan skala rating scale selama pelaksanaan tindakan. Data
sekunder di dapat dari dokumen sekolah terkait biodata anak.
Uji validitas instrument dengan meminta tanggapan,
pertimbangan dari pakar sesuai dengan judul penelitian. Analisis
data menggunakan mixed methods research is a research design
with philosophical assumption as well as methods of inquiry. As a
methodology, it involves philosophical assumptions that guide the
direction of the collection and analiysis of data and the mixture of
qualitative dan guantitative approaches in many phases in the
research process (Creswell & Clark, 2007) gabungan data kulaitatif
dan kuantitatif, yaitu analisis dan refleksi dalam siklus berdasarkan
hasil observasi yang terekam melalui catatan lapangan dan format
pengamatan, data di reduksi, penyejian data, verifikasi data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Penelitian pra siklus bahwa rata-rata kemampuan seni tari anak
6-12 tahun adalah 47,92 %. Data beberapa penelitian kemampuan
tari anak melalui tarian dolanan meliputi aspek: kelenturan
(Riyaningsih et al., 2018), kelincahan (Kico & Liarokapis, 2022),
keseimbangan (Wijayanti & Kurniawati, 2021). Hasil data pra
penelitian menginikasikan bahwa masih terdapat banyak anak
kemampuan seni tarinya belum tumbuh dan berkembang maksimal
hal ini dikarenakan di sebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor
internal dan eksternal (Habsary et al., 2022; Rindyana, 2019).
Faktor internal yaitu dari dalam diri anak masih kurang kemauan
dan semangat untuk mengikuti pembelajaran menari (Sudarmilah,
2022; Vázquez-Herrero, 2022), masih nampak kesulitan saat
berbaris membentuk formasi dalam tarian, anak juga masih kurang
dalam keseimbangan tubuh, anak juga belum pernah mendapatkan
latihan khusus teknik-teknik dasar dalam menari.
Selain permasalahan tersebut pengkoordinasian antara mata
dan gerak tubuh juga belum maksimal, hal tersebut dapat
mempengaruhi ketertarikan anak dalam mengikuti proses
pembelajaran seni melalui kegiatan tarian dolanan. Sedangkan
faktor eksternal ada pada diri guru yang mana guru kurang kreatif
mengembangkan pembelajaran seni yang menarik pada anak
didiknya, kurangnya sarana prasarana yang mendukung dalam
kegiatan menari (Magdalena et al., 2021; Tarihoran, 2019), guru
masih kurang dalam mendalami pengetahuan tentang tari, guru
kurang mengenal metode pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-ratra kelas
kemampuan seni tari anak 6-12 tahun setelah siklus satu tindakan
ke tiga adalah 75 % maka dirasa belum mencapai target ketuntasan
yang di harapkan bersama tim kolaborasi, maka di putuskan untuk
lanjut ke siklus ke dua. Setelah dilanjutkan pada siklus dua tindakan
ketiga nilai rata-rata kelas kemampuan seni tari yang di peroleh
anak adalah 80 %. Adapun langkah-langkah tarian dolanan yang
dipersiapkan guru yaitu (1) tape recorder, kaset lagu dolanan, salon
aktif. (2). Anak baris sejajar menjadi dua kelompok, kelompok laki-
laki dan kelompok perempuan dengan jumlah yang genap. (3). Anak
dicontohkan/ dibelajarkan lima gerakkan dasar tarian dolanan (3).
Tempat (4). Kostum; pakaian tradisinal pedesaan. (5) waktu butuh
2 menit per gerakkan jadi untuk 5 gerakan membutuhkan waktu 10
menit.
Minarti et al., Tarian Kreasi Tradisional Dolanan ... Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1 (1), 34-38, 2023
36
Pembahasan
Sebelum anak didik melakukan pembelajaran seni tari dalam
hal menari dolanan, pertama-tama guru menyuruh anak membuat
dua barisan yaitu barisan perempuan dan barisan laki-laki,
menjelaskan tentang tarian dolanan dan contoh. Tari adalah bentuk
seni, dimana media ungkapan yang digunakan melalui gerak tubuh.
Tari merupakan sebuah bentuk ungkapan ekspresi manusia
keindahan gerak yang diiringi oleh musik dengan tujuan sesuai
kegunaan (Amalina, 2018; Hudha et al., 2023; Wahjuningsih, 2020).
Pada kegiatan menari anak biasa diajak untuk membayangkan
tingkah laku binatang, berada disuatu tempat seperti sungai,
gunung, menikmati angin, atau bahkan seolah melakukan
permainan cublak-cublak suweng. Merupakan tarian yang sudah
berkembang dari pola-pola tari yang sudah ada sebelumnya. Tari
kreasi tradisional dolanan baru merupakan garapan baru yang
mempunyai kebebasan dalam mengungkapkan gerak (Falciano et
al., 2022; Shing, 2013). Tari kreasi anak sekolah dasar merupakan
tari yang sudah mengalami pengembangan dimana pola
garapannya dapat berupa hasil kreativitas pencipta dan disesuaikan
dengan karakteristik kemampuan motorik anak sekolah dasar.
Salah satu tari kreasi baru tersebut adalah tari kreasi tradisional
dolanan anak.
Kreativitas dalam seni tari yaitu melatih dan mendidik daya
kreatif anak agar mampu mengungkapkan ide-ide konseptualnya
dalam bentuk gerak. Keterampilan kreativitas dalam tari dapat
membantu anak agar lebih aktif mengembangkan bakat dan
kemampuannya. Adapun indikator kreativitas tari kreasi yaitu
eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Kegiatan eksplorasi adalah
pencarian dan percobaan dalam mengembangkan beragam gerak
dari tema yang sudah dipilih, kemudian dilanjutkan dengan tahap
evaluasi pemilihan terhadap gerak yang dianggap cocok. Kegiatan
improvisasi adalah suatu kebebasan berekspresi dan berkreasi
untuk menghasilkan karya baru yang lebih inovatif. (Musawwir,
2021; Yang, 2022) Improvisasi ini dilakukan setelah proses
eksplorasi. Sementara itu, kegiatan komposisi merupakan
serangkaian gerak yang sudah terpilih mulai dari tahap eksplorasi
dan tahap improvisasi termasuk juga adanya pola lantai dalam
tarian.
Dari gerakkan tari dolanan yang di tampilkan anak anak terlihat
keindahan gerak tari-tarian dolanan yang keselarasan atau
kecocokan serta kesesuaian antara sejumlah gerak dengan
rangkaian gerak yang diungkapkan melalui tarian yang
dipentaskansesuai dengan tuntutan atau tujuan tari itu sendiri
(Garneli, 2014; Harrington, 2020). Gerak tarian dolanan yang di
praktekkan anak-anak terdapat/ terlihat wiraga dan wiama, serta
wirasa yang diartikan sebagai berikut: wiraga adalah suatu
kemampuan atau keterampilan penari untuk menyampaikan suatu
maksud atau isi hati melalui gerak taritarian dolananyang
dibawakan; sedangkan wirama adalah suatu keterampilan atau
kemampuan penari didalam mengikuti pengaturan tempo atau
iramatarian dolanansebagai titik tolak serta bergerak sesuai
gerakan taritarian dolanandan wirasa adalah kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki seorang penari untuk menghayati suatu
makna yang terkandung dalam tarian dolananyang ditampilkan
dihadapan semua penonton.
Harmonisasi adalah unsur keselarasan, kelincahan, kelenturan
serta keseimbangan perpaduan dari beberapa unsur yang turut
membangkitkan daya pikir, pemusatan pikiran, sara, serta laku yang
di bawakannya sebagai unsur yang mendorong keberhasilan
penampilan tarian dolanan tersebut telah terkuak melalui tarian
dolanan yang di praktekkan oleh anak-anak SD N 1 Bendoharjo.
Metode pembelajaran seni tarian dolanan merupakan salah
satu teknik pembelajaran yang baru di SD N 1 Bendoharjo bahkan
bagi anak-anak usia 6-12 tahun sehingga muncul minat/antusias
belajar yang cukup tinggi seperti pingin cepatcepat praktek,
antusias, meriques bahwa hari esok harus di ulang kembali, saling
mengingatkan cara gerakkan tari, saling memberi contoh antar
anak, dan anak berebutan ingin di ajarkan terlebih dahulu oleh
guru, memamerkan gerakkan gerakan tarian dolananyang telah
mereka kuasai kepada guru dan teman-temannya, bahkan ada anak
pada saat perjalanan pulang keluar sekolahpun masih
mempraktekkan gerak tarian tarian dolanan, akhirnya
pembelajaran ini menjadi menyenangkan dan membahagiakan
semua anak-anak termasuk guru (Gabaldon, 2023; Jiawei, 2023).
Hal-hal diatas ini menjadi titik tolak keberhasilan/indikator
keberhasilan meningkatnya kemampuan seni tari anak pada siklus
dua. Terjadi peningkatan kemampuan seni tari melalui tarian
tradisional dolanan pada anak-anak usia 6-12 tahun kelompok SD
Negeri 1 Bendoharjo. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan
seni awal anak mencapai 47.92 % meliputi aspek kelenturan 53.12
%, aspek kelincahan 46.87 %, aspek keseimbangan 43.75 %. Setelah
pembelajaran tematik menggunakan metode seni tarian
dolananpada siklus ke dua tindakan ketiga ternyata menunjukkan
hasil bahwa terjadi peningkatan kemampuan seni tari menjadi 80 %
meliputi aspek kelenturan mencapai 82.81 %, aspek kelincahan
mencapai 78.12 %, aspek keseimbangan mencapai 81.25 %.
Perlu memperbanyak referensi terkait pengembangan seni
anak usia dini, dengan mendorong motivasi diri agar keluar dari
zona nyaman dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar
(Shaffer, 2023). Ada banyak jenis tarian di Indonesia yang dapat di
pelajari dan di ajarkan kepada anak sekolah dasar.
Figure 1. Kegiatan gerakan tarian dolanan
observasi siklus I tindakan
Figure2. Gerakan Kelincahan, keseimbangan,
kelenturan Gerak Tubuh Foto Kegiatan Gerakan
Tarian dolanan Observasi Siklus I Tindakan 2
Figure3. Kegiatan Tarian dolanan Observasi
Siklus I Tindakan 3
Minarti et al., Tarian Kreasi Tradisional Dolanan ... Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1 (1), 34-38, 2023
37
Kesimpulan
Pembelajaran tematik seni dengan kegiatan tarian kreasi
tradisional dolanan merupakan salah satu bentuk kegiatan menari
tradisional jawa dengan gerak sederhana untuk melatih kelenturan
tubuh, kelincahan gerak, keseimbangan tubuh dan juga melatih
otot-otot motorik kasar dan motorik halus. Pada implementasi
pembelajaran tematik seni telah berjalan dengan baik dan benar,
sehingga keterampilan seni anak meningkat disbanding
sebelumnya. Keberhasilan pembelajaran keterampilan seni guru
kreatif menjadi faktor penentu. Hal itu dibuktikan dengan hasil
catatan lapangan dan observasi ketiga aspek seni yakni kelenturan,
kelincahan, keseimbangan. Situasi kondisi yang terjadi di SD Negeri
1 Bendoharjo Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah mengenai
kemampuan seni tari masih memiliki kendala-kendala diantaranya
faktor pengetahuan guru dalam mengembangkan berbagai macam
metode belajar untuk pembelajaran seni gerak, guru belum mampu
mengembangkan macam-macam metode pembelajaran di SD.
Metode dan teknik pengembangan seni gerak tarian kreasi
tradisional dolanan termasuk baru di ajarkan dan mendapat
apresiasi yang luas biasa dari para anak/murid SD. Antusias dan
kegembiraan yang terpancar merona dari wajah polos anak-anak
penerus cita-cita bangsa Indonesia.
Referensi
Amalina, I. K. (2018). Students’ Creativity: Problem Posing in
Structured Situation. Journal of Physics: Conference Series,
947(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/947/1/012012
Bishop, C. (2023). Dance, Performance, and Social Media in the
Postdigital Museum. Curating the Contemporary in the Art
Museum, 2640. https://doi.org/10.4324/9781003177081-4
Darmawan, D. R., Nugroho, E. W., & Sanjaya, R. (2021). Learning
Traditional Denok Dance With Kinect Game. Journal of
Business and Technology, 1(2).
https://doi.org/10.24167/jbt.v1i2.3511
Darmayanti, R., Baiduri, B., & Inganah, S. (2022). Moodle-Based
Learning Media Development of Flex Model in Improving
Mathematical Hard Skills of High School Students. AKSIOMA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 11(4).
Das, J. V. (2023). Social media and the politics of dance. Reflections of
Dance along the Brahmaputra: Celebrating Dance in North
East India, 121135.
https://doi.org/10.4324/9781003398776-10
Ezeh, N. E. (2023). Interactive media-based dance and art therapies as
interventions for treating posttraumatic symptoms among
school children with abduction experience. Journal of Pediatric
Nursing, 70, 3439.
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2023.01.007
Falciano, A., Masi, P., & Moresi, M. (2022). Performance
characterization of a traditional woodfired pizza oven. Journal
of Food Science. https://doi.org/10.1111/1750-3841.16268
Gabaldon, A. (2023). Mass Media and Social Circulations of Popular
Dance: Dancing Doctors and TikTok Meme-ography: Pointing
Toward Female Health Access. Dance in US Popular Culture,
246249.
Garneli, V. (2014). Instructional media and teaching methods for
engaging children with computer programming. Proceedings -
IEEE 14th International Conference on Advanced Learning
Technologies, ICALT 2014, 768770.
https://doi.org/10.1109/ICALT.2014.225
Gratsiouni, D., Koutsouba, M., Venetsanou, F., & Tyrovola, V. (2016).
Learning and Digital Environment of Dance The Case of Greek
Traditional Dance in Youtube. European Journal of Open,
Distance and E-Learning, 19(2).
https://doi.org/10.1515/eurodl-2016-0009
Griffin, L. L., Chandler, T. J. L., & Sariscsany, M. J. (1993). What Does
“Fun” Mean in Physical Education? Journal of Physical
Education, Recreation & Dance, 64(9).
https://doi.org/10.1080/07303084.1993.10607353
Habsary, D., Bulan, I., & Setiawan, A. Y. (2022). Pembelajaran Berbasis
Produk pada Mata Kuliah Analisis Gerak Tari. Arus Jurnal
Pendidikan, 2(2). https://doi.org/10.57250/ajup.v2i2.77
Hafiz, A. (2020). The Influence of Audio Visual Based Learning Media
on Learning Temboyak Dance. Journal of Physics: Conference
Series, 1539(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1539/1/012059
Harahap, N. (2018). Preservation of lullabies songs in forming
character based on local wisdom. International Journal of
Linguistics, Literature and Culture.
https://doi.org/10.21744/ijllc.v5n1.479
Harrington, H. (2020). Consumer dance identity: the intersection
between competition dance, televised dance shows and social
media. Research in Dance Education, 21(2), 169187.
https://doi.org/10.1080/14647893.2020.1798394
Hasanah, N., Syaifuddin, M., & Darmayanti, R. (2022). Analysis of the
Need for Mathematics Teaching Materials “Digital Comic
Based on Islamic Values” for Class X SMA Students in Era 5.0.
Numerical: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika,
6(2). http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-
jabar/index
Helsa, Y., & Hartono, Y. (2011). Designing reflection and symmetry
learning by using math traditional dance in primary school.
Journal on Mathematics Education, 2(1).
https://doi.org/10.22342/jme.2.1.782.79-94
Hudha, A. M., Ullah, K., & Darmayanti, R. (2023). Osmosis: Chewy
naked egg, in or out? Journal of Advanced Sciences and
Mathematics Education, 3(1), 114.
https://doi.org/10.58524/jasme.v3i1.193
Indriani, H., Ratu Ilma Indra Putri, & Darmawijo. (2018). Lintasan
belajar barisan dan deret aritmatika dengan pendekatan pmri
menggunakan konteks kain songket palembang. Prosiding
Seminar Nasional Stkip Pgri Sumatera Barat, 4(1).
Jiawei, Y. (2023). THE APPLICATION OF RELIGIOUS ELEMENTS IN
WESTERN CULTURE IN THE CREATION OF DANCE DRAMA.
European Journal for Philosophy of Religion, 15(2), 88103.
https://doi.org/10.24204/ejpr.2021.3955
Karathanou, I., Bebetsos, E., Filippou, F., Psirri, A., & Konas, I. (2021).
Greek Traditional Dance as a Practice for Managing Stress and
Anxiety in Cancer Patients. Journal of Cancer Education, 36(6).
https://doi.org/10.1007/s13187-020-01761-x
Kico, I., & Liarokapis, F. (2022). Enhancing the learning process of folk
dances using augmented reality and non-invasive brain
stimulation. Entertainment Computing, 40.
https://doi.org/10.1016/j.entcom.2021.100455
Luo, Y. Z., Kong, X. Y., & Ma, Y. Y. (2022). Effects of Multimedia
Assisted Song Integrated Teaching on College Students’ English
Learning Interests and Learning Outcomes. Frontiers in
Psychology, 13. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.912789
Mabingo, A. (2019). Dancing with the “other:” experiential and
reflective learning of African neo-traditional dances through
dance education study abroad programs. International Journal
of Education and the Arts, 20.
https://doi.org/10.18113/P8ijea20n2
Mabingo, A. (2022). Decolonizing Assessment in Dance Education:
Ubuntu as an Evaluative Framework in Indigenous African
Dance Education Practices. Journal of Dance Education.
https://doi.org/10.1080/15290824.2021.2004313
Mabingo, A., Ssemaganda, G., Sembatya, E., & Kibirige, R. (2020).
Decolonizing Dance Teacher Education: Reflections of Four
Teachers of Indigenous Dances in African Postcolonial
Environments. Journal of Dance Education, 20(3).
https://doi.org/10.1080/15290824.2020.1781866
Magdalena, I., Setyorini, A., & Kusminarti, S. (2021). Penanaman
Nasionalisme Melalui Ekstrakurikuler Seni Tari Tradisional Di
Sekolah Dasar Sari Putra. Jurnal Pendidikan Dan Dakwah, 3(1).
Minooie, M. (2023). Agendamelding and COVID-19: the dance of
horizontal and vertical media in a pandemic. Frontiers in
Political Science, 5.
https://doi.org/10.3389/fpos.2023.1021855
Musawwir, A. (2021). The exploration of ethnomathematics based on
Rapa’i Geleng dance as mathematics learning media. Journal
Minarti et al., Tarian Kreasi Tradisional Dolanan ... Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1 (1), 34-38, 2023
38
of Physics: Conference Series, 1882(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1882/1/012046
Ningsih, Y. F. (2023). Development of Learning Media Based on
Character Education and Cultural Values of Coffee Pick Dance
for Elementary School. AIP Conference Proceedings, 2679.
https://doi.org/10.1063/5.0111502
Oh, C. (2022). K-POP DANCE: Fandoming Yourself on Social Media. K-
Pop Dance: Fandoming Yourself on Social Media, 1184.
https://doi.org/10.4324/9781003212188
Pelzer, K., Stebbins, J. F., Prinz, F. B., Borisov, A. S., Hazendonk, P.,
Hayes, P. G., Abele, M., Nmr, S., York, N., Santibáñez-
Mendieta, A. B., Didier, C., Inglis, K. K., Corkett, A. J., Pitcher,
M. J., Zanella, M., Shin, J. F., Daniels, L. M., Rakhmatullin, A., Li,
M. M., Society, C. (2017). UJI DAYA HAMBAT BEBERAPA
DEODORAN TERHADAP BAKTERI PENYEBAB BAU KETIAK
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis
DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM. Solid State Ionics, 2(1).
Radiusman, R., Wardani, K. S. K., Apsari, R. A., Nurmawanti, I., &
Gunawan, G. (2021). Ethnomathematics in Balinese Traditional
Dance: A Study of Angles in Hand Gestures. Journal of Physics:
Conference Series, 1779(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1779/1/012074
Rahmah, K., Inganah, S., Darmayanti, R., Sugianto, R., & Ningsih, E. F.
(2022). Analysis of Mathematics Problem Solving Ability of
Junior High School Students Based on APOS Theory Viewed
from the Type of Kolb Learning Style. INdoMATH: Indonesia
Mathematics Education, 5(2), 109122.
https://indomath.org/index.php/
Ramadani, S., & Solfema, S. (2021). Description of the Learning
Environment in Traditional Dance Training at the Sanggar
Palinggam Bungo Pasang. SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah (PLS), 9(3).
https://doi.org/10.24036/spektrumpls.v9i3.113583
Rauer, T. (2022). Performance Increases in Pair Skating and Ice Dance
at International Championships and Olympic Games.
International Journal of Environmental Research and Public
Health, 19(18). https://doi.org/10.3390/ijerph191811806
Rindyana, E. Y. (2019). Aplikasi Game Edukasi Tarian Daerah dan
Rumah Adat Daerah Berbasis Android. JISA(Jurnal Informatika
Dan Sains), 2(1). https://doi.org/10.31326/jisa.v2i1.511
Riyaningsih, E., Maryono, M., & Harini, H. (2018). Establishment of
Learners’ Character Through Learning Traditional Dance in
Senior High School. Harmonia: Journal of Arts Research and
Education, 18(1).
https://doi.org/10.15294/harmonia.v18i1.12575
Robinson, L. H. C. (2023). Mass Media and Social Circulations of
Popular Dance. Dance in US Popular Culture, 221233.
https://doi.org/10.4324/9781003011170-12
Schneider, T. D. (2021). “Dancing on the Brink of the World”: Seeing
Indigenous Dance and Resilience in the Archaeology of
Colonial California. American Anthropologist, 123(1).
https://doi.org/10.1111/aman.13509
Schofield, A. (2023). Mass Media and Social Circulations of Popular
Dance: “Just Stick to the Flamenco”: Flamenco on NBC’s World
of Dance. Dance in US Popular Culture, 242245.
Sekarningsih, F. (2021). Wix web-based dance learning media to
support teaching in the pandemic era in high school.
Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 21(1), 178
191. https://doi.org/10.15294/harmonia.v21i1.27420
Shaffer, M. (2023). Mass Media and Social Circulations of Popular
Dance: “They’re the Same Picture”: Repetition as Political
Critique in Instagram Dance Memes. Dance in US Popular
Culture, 234237.
Shing, C. K. (2013). Traditionality and hybridity: A village cuisine in
metropolitan Hong Kong. Hybrid Hong Kong, 218235.
https://doi.org/10.4324/9780203723296
Song, D. (2020). Heterogeneous development of micropores in
medium-high rank coal and its relationship with adsorption
capacity. International Journal of Coal Geology, 226.
https://doi.org/10.1016/j.coal.2020.103497
Sudarmilah, E. (2022). Gamification of Animal Recognition Learning
for Children with Deaf in Elementary School Using Dance Pad
Media. 12th International Conference on System Engineering
and Technology, ICSET 2022 - Proceeding, 1318.
https://doi.org/10.1109/ICSET57543.2022.10011098
Sugianto, R., Darmayanti, R., Aprilani, D., Amany, L., Rachmawati, L.
N., Hasanah, S. N., & Aji, F. B. (2017). Experiment on Ability to
Understand Three-Dimensional Material Concepts Related to
Learning Styles Using the Geogebra-Supported STAD Learning
Model Abstra ct. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2),
205212.
Sugianto, R., & Khan, S. (2023). MONICA-DANCE: Development of
Monopoly Media Based on Traditional Indigenous Dances on
High School Students’ Mathematical Critical Thinking Ability.
Assyfa Learning Journal, 1(2).
Syaifuddin, M., Darmayanti, R., & Rizki, N. (2022). Development of a
Two-Tier Multiple-Choice (TTMC) Diagnostic Test for
Geometry Materials to Identify Misconceptions of Middle
School Students. JURNAL SILOGISME : Kajian Ilmu Matematika
Dan Pembelajarannya, 7(2), 6676.
http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme
Tarihoran, E. (2019). Guru dalam pengajaran abad 21. Jurnal Kateketik
Dan Pastoral, 4(1), 4658. blob:http://e-journal.stp-
ipi.ac.id/393f7271-9934-4891-ab16-b6f5cf42a9a7
Temperley, S. (2021). Dances of Death: From Trans-genre to Media
Phenomenon. Danza e Ricerca, 13, 193215.
https://doi.org/10.6092/issn.2036-1599/14132
Vázquez-Herrero, J. (2022). Let’s dance the news! How the news
media are adapting to the logic of TikTok. Journalism, 23(8),
17171735. https://doi.org/10.1177/1464884920969092
Wahjuningsih, E. (2020). “Storyboard That” Platform to Boost
Students’ Creativity: Can It Become Real? IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science, 485(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/485/1/012095
Wijayanti, A., & Kurniawati, L. D. (2021). Pembelajaran Tari
Tradisional Penthul Melikan. Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan,
1(1). https://doi.org/10.23960/jiip.v1i1.18016
Yang, X. (2022). Analysis of the Construction of Dance Teaching
System Based on Digital Media Technology. Journal of
Interconnection Networks, 22.
https://doi.org/10.1142/S0219265921470216
Zhang, C. (2022). On-Site Dance Teaching Live Broadcast System
Based on Internet Streaming Media Technology. Lecture Notes
on Data Engineering and Communications Technologies, 125,
457463. https://doi.org/10.1007/978-3-030-97874-7_59
Zhu, X. (2021). Research on the Application of Digital Media
Technology in Sports Dance Teaching. Proceedings - 2021
International Conference on Education, Information
Management and Service Science, EIMSS 2021, 2226.
https://doi.org/10.1109/EIMSS53851.2021.00013