Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika E-ISSN: 2988-0696 Journal Homepage: http://www.journal.com/index.php/dpjpm Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Segi Gender Angga Adi Pratama1, Choirudin2*, Wawan3, Muhammad Rafli Faishal Wardana4, Ahmad Alwi Fanani5 1, 2, 3 Universitas Ma’arif Lampung, Lampung, Indonesia 4 Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Indonesia 5 SDN Sumber Agung Way Sulan, Indonesia Received: 15/07/2023 Accepted: 02/08/2023 Publications: 12/08/2023 Abstrak Beberapa siswa tidak dapat memenuhi indikator berpikir kreatif berdasarkan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran gender dalam proses pemecahan masalah kreatif siswa, dengan fokus pada pendidikan matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. untuk penelitian ini berdasarkan peringkat mereka dalam tiga kategori yang mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis mereka: tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini menggunakan observasi, instrumen, dan wawancara untuk mengumpulkan datanya. Analisis data berdasarkan nilai tes siswa, percakapan, dan kertas kerja yang dinilai dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi juga memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi, siswa dengan kemampuan matematika tinggi yang juga pemikir kreatif, dan siswa dengan kemampuan matematika rata-rata yang juga pemikir kreatif semuanya memiliki kemampuan berpikir kreatif di atas rata-rata. Ketika membandingkan siswa berdasarkan jenis kelamin, skor berpikir kreatif matematis siswa perempuan lebih tinggi (47,62%) daripada siswa laki-laki (37,50%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di SMP Mathla'un Nur memiliki kemampuan berpikir kreatif matematika yang lebih unggul dibandingkan dengan siswa laki-laki. Keywords—Gender, Kemampuan Berpikir Kreatif, Matematika Pendahuluan Pendidikan adalah proses melalui mana seseorang memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan produktif(Khairul dkk., 2019). rpikir kreatif sebagai kemampuan siswa untuk menemukan sebanyak mungkin pemecahan masalah berdasarkan fakta dan informasi yang telah diketahuinya(Hidayah dkk., 2020). para ahli menyimpulkan bahwa berpikir adalah proses memunculkan ide-ide baru ketika dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan untuk sampai pada suatu kesimpulan, sejalan dengan pendapat para ahli di bidangnya. Seseorang akan menemukan sesuatu yang baru dalam situasi ini, dan ini sering dikaitkan dengan pemikiran kreatif. Berdasarkan hasil PraSurvey yang sudah dilakukan peneliti dengan mewawancarai guru matematika kelas VIII di SMP Mathla’un Nur pada tanggal 1 Agustus 2022 diketahui bahwa Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih terus berkembang, Guru mengklaim bahwa dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya menggunakan teknik pemecahan masalah standar tanpa memperhitungkan kreativitas atau keterampilan analitis siswa. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa beberapa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai pendekatan belum mengetahui konsepnya dan ada juga yang tidak biasa mengerjakan dengan metode lain. Maka Perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang sudah ada sejak lahir tetapi dapat dibicarakan kapan saja yang dikenal sebagai Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 seksisme gender. Perbedaan gender antara siswa laki-laki dan siswi dan perbedaan psikologis siswa laki-laki tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh perbedaan fisik saja. Pemahaman siswa mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih dari sekadar bakat matematika bawaan. Beberapa peneliti percaya bahwa perbedaan antara kecerdasan matematika pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan biologis antara ota mereka. Konsensus umum adalah anak dengan orang tua lebih percaya diri dengan kemampuan berbicara dan membaca, sedangkan anak dengan orang tua lebih percaya diri dengan kemampuan belajar matematika karena kemampuan bawaan yang lebih kuat (Dilla, 2018). Cara orang berpikir, bernalar, dan berkomunikasi mungkin berbeda tergantung pada jenis kelamin mereka. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, siswa laki-laki dan perempuan seringkali menanggapi dengan cara yang berbeda dalam hal kreativitas dan komunikasi saat menjelaskan solusi mereka (Maryanto dkk., 2021). Teori di atas menunjukkan bahwa gender adalah konstruksi budaya yang digunakan untuk membedakan antara peran yang dimainkan pria dan wanita serta mentalitas dan sifat emosional yang mereka tampilkan Analisis kemampuan berfikir kreatif matematis pada materi bangun datar ditinjau dari segi gender melalui wawancara terhadap siswa dan gur mapel, dan tes mengerjakan soal terhadap sampel siswa laki laki dan perempuan. Jika dilihat dari tabel maka siswa perempuan yang lulus 10 siswa dari 21 siswa yangberarti 47,62% yang lulus, dari siswa laki-laki yang lulus 7 siswa dari 16 siswa maka 37,5% yang lulus. Maka hasil belajar siswa perempuan lebih baik dari siswa laki-laki. Menurut pemaparan guru, bahwa semangat belajar siswa lebih tinggi yang perempuan dari pada yang laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Maryanto dan Siswanto, diketahui bahwa yang bergender perempuan bergaya kognitif impulsive mampu memberikan jawabansecara terperinci dan memiliki ketelitian lebih baik dari pada bergender laki- laki(Maryanto dkk.,2021). Berbanding terbalik dengan penelitian Anggi dkk yang diketahui bahwa siswa laki-laki memiliki keterampilan berpikir matematika kreatif yang lebih unggul dari pada siswa perempuan dalam memecahkan masalah di kelas matematika terkait konstruksi(Widyastuti, 2018). Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa telah dilakukan oleh (Muthaharah, 2018; Andiana dan Maya, 2018; Firdausi dan Asikin, 2018), namun beberapa penelitian tersebut hanya mengukur kemampuan berpikir kreatif pada siswa tanpa ditinjau dari segi gendernya. METODE Metode pengumpulan data meliputi tes tertulis, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi menyeluruh. Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menggunakan indikator kemampuan tersebut pada materi bangun ruang sisi datar. Teknik wawancara tak berstruktur dengan mengajukan pertanyaan secara lisan pada saat selesai mengerjakan tes yang telah diberikan oleh peneliti guna mengetahui sejauh mana kreativitas siswa dalam mengerjakan soal. Analisis data untuk penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Reduksi Data Ilmiah Menggunakan Metode Triangulasi (Sugiyono, 2015). Pengumpulan dan analisis informasi yang dilakukan oleh para akademisi dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dikenal dengan istilah triangulasi (Berkah dkk., 2020). Siswa kelas VIII Mathla'un Nur yang menjadi objek dalam penelitian ini. Ada 6 siswa yang terlibat dalam penelitian ini; tiga laki-laki dan tiga perempuan. Siswa dipilih dengan memberikan tes kemampuan berpikir kreatif mereka dan kemudian memilah mereka ke dalam kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan skor mereka pada tes matematika imajinasi mereka. Metode penentuan kelompok penelitian antara lain This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 173 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 menghitung nilai median yang diklasifikasikan menggunakan Tabel 1: Tabel 1. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Nilai Kategori Nilai < 55 Rendah 55 ≤ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 < 75 Sedang Nilai ≥ 75 Tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tes kelas VIII terdiri dari tiga pertanyaan. Pertanyaan pertama berfokus pada indikasi yang baru diperkenalkan dengan skor maksimum 4. Indikator fleksibilitas dengan skor maksimum 4 adalah fokus pertanyaan nomor 2. Pertanyaan 3 berfokus pada indikator profitabilitas dengan skor 4. Tabel 2. Jumlah siswa Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Kategori Siswa Siswa Laki- Kemampuan Persentase Persentase Perempuan laki Berpikir Kreatif Tinggi 11 52,38% 8 50% Sedang 5 23,80% 4 25% Rendah 5 23,80% 4 25% Jumlah siswa 21 16 Tabel 3. Subjek Penelitian No Subjek L/P Hasil Tes Ket 1. Subjek 1 L 91,66% Tinggi 2. Subjek 2 L 66,66% Sedang 3. Subjek 3 L 8,33% Rendah 4. Subjek 4 P 100% Tinggi 5. Subjek 5 P 66,66% Sedang 6. Subjek 6 P 16,66% Rendah Tanggapan tes tertulis siswa dan diskusi lisan dari hasil tes tertulis mereka akan menjadi sumber data untuk pengukuran tingkat kemampuan pemecahan masalah kreatif siswa ketika ditugaskan untuk membangun ruang kelas baru untuk kelas mereka. Tabel 4. Soal Kemampuan Berpikir Kreatif No. Soal Indikator Sejumlah batu bata disusun seperti gambar yang terlihat dibawah ini. Setiap batu bata tersebut berukuran panjang 20 𝑐𝑚, lebar7,5 1. 𝑐𝑚, dan tebal 7,5 𝑐𝑚. Berapa volume benda tersebut? Kebaruan Diketahui prisma segitiga ABC. EFG (Gambar 8) dengan alasnya berbentuk segitiga sama sisi. Dengan panjang sisinya 10cm. 2. Tinggi prisma adalah 20cm. Hitunglah luas permukaan prisma! Fleksibilitas This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 174 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Rancanglah limas segiempat beraturan yang Memiliki volumen 3, 96cm3 dengan beberapa cara! Kefasihan Diskusi Keterampilan berpikir kreatif matematis siswa SMP Mathla'un Nur dan bagaimana mengembangkan keterampilan tersebut Siswa dibagi berdasarkan jenis kelamin. 1. Identifikasi Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi a. Subjek 1 Soal nomor 1 Gambar 1. Jawaban nomor 1 Subjek 1 menunjukkan banyak kreativitas dalam menjawab ini, menunjukkan seberapa jauh dia telah berhasil menyelesaikan Soal 1 dengan menggunakan kosa kata yang jarang digunakan siswa dan memberikan solusi komprehensif untuk mendapatkan nilai sempurna. Soal nomor 2 Gambar 2 Jawaban soal nomor 2 Jawaban ini menunjukkan keluwesan kreatif subjek 1 dalam menyelesaikan soal 2, dimana ia cukup mampu memberikan jawaban yang akurat namun jawabannya tidak lengkap, sehingga mendapat skor 3 This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 175 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Soal nomor 3 Gambar 3 Jawaban soal nomor 3 Subjek 1 sangat kreatif menunjukkan kefasihannya karena memberikan lebih dari satu jawaban. Untuk mendapatkan skor 4 pada pertanyaan ke 3 b. Subjek 4 Soal nomor 1 Gambar 4 Jawaban soal nomor 1 Terlihat jelas bahwa subjek 4 memberikan informasi latar belakang soal dan dapat menjawabnya dengan menggunakan metode penyelesaiannya sendiri, yaitu dengan menghitung jumlah volume batu bata pada setiap satu susun batu bata tersebut dengan hasil yang benar, sehingga mendapatkan skor 4 pada soal nomor 1. Soal nomor 2 Gambar 5 Jawaban soal nomor 2 Hasil Wawancara mendukung gagasan bahwa mengukur panjang alas prisma paling baik dilakukan dengan terlebih dahulu membuat alas prisma dengan jumlah 50√3+600𝑐𝑚2. Dalam jawaban ini, subjek 4 sangat kreatif menunjukkan fleksibilitasnya dalam menyelesaikan soal nomor 2, dimana ia sangat mampu menjawab soal dengan lengkap dan tepat, sehingga mendapat skor 4 pada soal nomor 2. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 176 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Soal nomor 3 Gambar 6 Jawaban soal nomor 3 Subjek 4 sangat kreatif menunjukkan kefasihannya dalam menyelesaikan soal nomor 3, dimana dia sangat mampu menjawab soal dengan tepat dan beragam, sehingga mendapatskor 4 pada soal nomor 3. 2. Identifikasi Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Sedang a. Subjek 2 Soal nomor 1 Gambar 7 Jawaban soal nomor 1 Dalam jawaban ini memaparkan pendekatan inovatifnya untuk memecahkan Masalah 1 dengan menggunakan terminologi yang jarang digunakan oleh siswa. Namun demikian, jawaban ini untuk Soal 1 tidak lengkap, sehingga pertanyaan tersebut mendapat Nilai 3. Soal nomor 2 Gambar 8 Jawaban soal nomor 2 Dalam respon kreatifnya, siswa 2 menunjukkan keluwesan dalam menjawab pertanyaan 2, di mana ia mampu memberikan jawaban yang akurat tetapi penjelasannya tidak lengkap. Sehingga mendapatkan skor 3 pada pertanyaan 2. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 177 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Soal nomor 3 Gambar 9 Jawaban soal nomor 3 Dalam jawaban ini, subjek 2 cukup kreatif menunjukkan kefasihannya dalam menyelesaikan soal nomor 3, dimana ia mampu menjawab soal lebih dari satu, namun dalam menentukan sisi alasnya masih salah. Sehingga mendapatkan skor 2 pada soal nomor3. b. Subjek 5 soal nomor 1 Gambar 10 Jawaban soal nomor 1 Jawaban ini menunjukkan pendekatan inovatif Subjek 5 untuk memecahkan masalah 1 dan dapat menggunakan terminologi yang jarang digunakan oleh siswa, tetapi solusinya gagal, hanya memberinya nilai 3 untuk pertanyaan tersebut. Soal nomor 2 Gambar 11 Jawaban soal nomor 2 Jawaban ini menunjukkan kecerdikan Subjek 5 dalam menjawab Pertanyaan 2, yang memberikan solusi fleksibel yang langsung menyentuh inti permasalahan, namun jawaban pada soal tidak lengkap. Sehingga mendapatkan skor 3 pada soal nomor 1. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 178 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Soal nomor 3. Gambar 12 Jawaban soal nomor 3 . Berdasarkan hasil wawancara, Subjek 5 cukup kreatif menunjukkan kefasihannya dalam menyelesaikan soal nomor 3, dimana ia mampu menjawab soal lebih dari satu, namun dalam menentukan sisi alasnya masih salah. Sehingga mendapatkan skor 2 pada soal nomor 3. 3. Identifikasi Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Rendah a. Subjek 3 soal nomor 1 Gambar 13 Jawaban soal nomor 1 Kurangnya orisinalitas Subjek 3 terlihat jelas dalam solusinya untuk Soal 1, di mana ia hanya mencari satu jilid batu bata dan dengan demikian mencapai skor 1 Soal nomor 2 Subjek 3 tidak memberikan jawaban yang identik dengan pertanyaan. Dia tidak dapat menemukan prisma dan keliling, sehingga dia tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan. Sehingga mendapat nilai 0 pada soal nomor 2. Soal nomor 3 Subjek 3 tidak dapat menjawab semua soal, ia tidak kreatif menunjukkan kefasihannya dalam menjawab soal nomor 3, ia tidak faham dengan soalyang diberikan, ia tidak dapat menemukan jawaban dari soal nomor 3. Sehingga mendapatkan skor 0 pada soal nomor 3 b. Subjek 6 Soal nomor 1 Dalam hal ini, subjek 6 tidak kreatif menunjukkan keluwesan dalam menyelesaikan soal 2 karena ia tidak memahami soal yang diberikan kepadanya dan tidak dapat menemukan jawaban atas soal tersebut dalam soal. Sehingga mendapat nilai 0 pada soal nomor 2. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 179 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 Soal nomor 3 Gambar 14 Jawaban soal nomor 3 . Dalam hal ini, subjek 6 cukup kreatif menunjukkan kefasihannya dalam menyelesaikan soal nomor 3, dimana ia mampu memberikan satu jawaban, namun dalam menentukansisi alasnya tidak tepat. Sehingga mendapatkan skor 1 pada soal nomor 3. 4. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Siswa dengan keterampilan matematika yang kuat akan berhasil dengan baik, dimana Subjek 1 mendapat nilai 91,66 dan Subjek 4 mendapat nilai sempurna 100, Terlihat dari hasil tes berpikir kreatif, baik Subyek 1 maupun 4 berhasil memenuhi ketiga indikator berpikir kreatif yaitu kelengkapan, kebaruan, dan kemampuan beradaptasi. Subyek Jadi, subjek 1 dan 4 sudah mencapai Level 4 (Sangat Kreatif) dalam kemampuannya berpikir kreatif saat memecahkan masalah. Penelitian Handoko dan Winarno mendukung temuan tersebut; mereka menunjukkan bahwa jika seorang siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat tinggi, dia akan dapat menunjukkan berbagai kemungkinan solusi untuk setiap masalah yang diberikan (Farah, 2022). 5. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Sedang Siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang adalah Subjek 2 dan Subjek Dimana Subjek 2 mendapatkan 66,66 dan Subjek 5 Memperoleh skor 66,66, Siswa dengan kemampuan matematika yang kuat juga menunjukkan kemampuan berpikir kreatif yang kuat, dan mereka mencapai tingkat yang sangat tinggi berdasarkan fakta tersebut (sangat kreatif). Dalam konteks ini, kemampuan siswa tidak selalu dijadikan bukti bahwa siswa yang berkemampuan rendah juga memiliki kemampuan berpikir kreatif yang rendah, dan siswa yang berkemampuan tinggi juga memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi. 6. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Rendah Siswa dengan kemampuan matematika yang lemah memiliki nilai ulangan harian yang berada di bawah ambang batas yang direkomendasikan dimana subjek 3 mendapat skor 8,33dan subjek 6 mendapat skor 16,66. dilihat dari hasil tes berpikir kreatif subjek 3 mencapai kemampuan berpikir kreatif tingkat 1 (kurang kreatif), dimana subjek 3 hanya mampu memenuhi satu indikator berpikir kreatif yaitu indikator kebaruan itupun jawabannya salah. Pada soal nomor 2 dan 3 dengan indikator fleksibilitas dan kefasihan, subjek 3 sama sekali tidak mampu menjawab Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan di atas, siswa perempuan memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki- laki. Penelitian Maryanto dan Siswanto mendukung gagasan bahwa siswa perempuan dapat menjawab pertanyaan dengan lebih tepat dan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada siswa laki-laki yang gender sama (Maryanto dkk., 2021). This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 180 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 KESIMPULAN Peran gender dalam pemecahan soal pada materi bangun datar sisi ruang ini terkait dengan kemampuan dan kemauan seorang siswa untuk belajar dengan giat. Penelitian Rumusan Masalah, Skor siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki pada tes kemampuan berpikir kreatif. Dengan kata lain, siswa perempuan merupakan 52,38% dari jumlah siswa, sedangkan siswa laki-laki mencapai 50%. Dibandingkan dengan siswa perempuan, siswa laki-laki memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat rendah dan menengah yang lebih banyak. Siswa dari kedua jenis kelamin memiliki jumlah siswa yang kurang lebih sama dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi dan rendah (4 siswa laki-laki dari total 16), atau 25%, sedangkan siswa perempuan memiliki jumlah siswa yang sama persis dengan tingkat tinggi dan rendah. kemampuan berpikir kreatif, atau masing- masing 5% dan 5%. REFERENSI Andiyanadkk. (2018). “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang.” Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif 1(3):238–48. Ariyanti,S. (2017). “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri7 Kediri Pada Materi Segi Empat.” Simki-Techsain1(2): 1–8. Astuti dkk. (2018). “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan Pembelajaran Guided Discovery.” Prosiding Seminar Nasional Universitas Pekalongan: 84–91. Dilla dkk. (2018). “Faktor Gender Dan Resiliensi Dalam Pencapaian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA.” Journal of Medives 2(1):129–36. Farah Febrianingsih. (2022). "Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematis.” Mosharaf: Jurnal Pendidikan Matematika 11(1): 119-130 Faridah. dkk. (2016). “Pendekatan Open-Ended UntukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Kepercayaan Diri Siswa.” Jurnal PenaI lmiah 1(1): 1061–70. Firawati, Nur Al. (2019). “Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas pada Materi Statistika Ditinjau Dari Perbedaan Gender Di SMP Negeri 5 Pallangga.” Skripsi, Muhammadiyah Makassar. Friansah dkk. (2018). “Pengembangan Pocket Book Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Materi Bangun Ruang Sisi Datar.” Juduka Education 1(2): 1–11. Haylock, D. W. (1987) “Mathematical Creativity in Schoolchildren”. The Journal of Creative Behavior. 21 (1): 48–59. Hidayah dkk. (2020). “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.” PYHTAGORAS: Journal of the Mathematics Education Study Program, 9(2):114-123. Khairul dkk. (2019). “Pengembangan Media Pembelajaran Flip Book Pada MataKuliahTeknologiSepedaMotorDiPendidikanTeknikMesinFKIPUniversitasSriwi This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 181 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License Angga Adi Pratama, et al. || Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif … Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(1)n(2), 2023, 172-182 jaya.” Jurnal Pendidikan Teknik Mesin 6(1):52–67. Mairing, Jackson Pasini, (2018). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: Alfabeta, Marliani, N. (2015). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).” FORMATIF: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 5(1):14–25. Maryanto, dkk. (2021) “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Ditinjau Dari Gaya Kognitif Dan Gender.”Anargya: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 4, (1): 109–18. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta, This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative 182 Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License