Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 02 Nomor 01, April 2024 E-ISSN: 2988-0696 Journal Homepage: http://www.journal.com/index.php/dpjpm Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo Afra Husna Hanifah1*, M. Saidun Anwar 2, Wawan3 1,2,3 Universitas Ma’arif Lampung, Indonesia. Received: 03/04/2024 Accepted: 08/04/2024 Publications: 14/04/2024 Abstrak Wali Songo adalah salah satu Pondok Pesantren yang memiliki logo berbentuk perisai segi enam. Didalam nya terdapat lambang- lambang yang mencerminkan kegiatan dan visi-misi pondok pesantren. Seperti kitab, pena, tinta, pita yang terletak di atas dan di bawah yang bertuliskan pondok pesantren wali songo dan juga padi dan kapas. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai matematis yang ada pada logo pondok pesantren wali songo dan keterkaitannya dengan nilai filosofis pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis field research. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa didalam logo pondok pesantren wali songo menyimpan nilai matematis yang ada hubungannya dengan nilai filosofis pondok pesantren. Keywords—Eksplorasi; Kajian Matematis; Filosofis Logo, Pondok Walisongo. Wali Songo is one of the Islamic boarding schools that has a logo in the shape of a hexagonal shield. Inside there are symbols that reflect the activities and vision and mission of the Islamic boarding school. Such as books, pens, ink, ribbons located above and below which say Wali Songo Islamic Boarding School and also rice and cotton. The aim of this research is to describe the mathematical values in the Wali Songo Islamic boarding school logo and their relationship to the Islamic boarding school's philosophical values. This research is qualitative research with a type of field research. The results of this research showed that the logo of the Wali Songo Islamic boarding school contains mathematical values that are related to the philosophical values of the Islamic boarding school. Keywords—Exploration; Mathematical Studies; Philosophical Logo, Pondok Walisongo. Introduction Wali Songo adalah salah satu Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Lampung Tengah tepatnya di desa Sukajadi. Seperti halnya pondok pesantren yang lain, Pondok Pesantren Wali Songo juga memiliki 2 lembaga pendidikan yakni lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal. Bapak H. Fachrul Khumaini mengatakan bahwa hal tersebut sudah tertuang didalam logo pondok pesantren wali songo. Dalam logo tersebut bukan hanya sekedar gambar – gambar tak bermakna, akan tetapi lambang tersebut menyimpan makna visi dan misi pondok pesantren wali songo. Analisis matematis yang dilaksanakan dimana penulis ingin menemukan hasil analisis matematika yang terdapat dalam logo pondok pesantren wali songo, selanjutnya hasil tersebut di kaitkan dengan nilai filosofis atau makna yang berkaitan dengan pondok pesantren. Menurut Yudistya logo yang baik itu mencakup 5 prinsip diantaranya simple (desain yang sederhana), memorable (mudah diingat), timeless (tidak lekang oleh waktu), versatile (fungsional) dan appropriate (pantas untuk mewakili lembaga yang terkait) (Ayu Kusumawati, 2017). Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 Penelitian tentang eksplorasi kajian matematis dan filosofis sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Topik-topik terdahulu diantaranya yaitu: Eksplorasi Nilai Filosofis dan Konseptual Matematis Pada Bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon Ditinjau dari Aspek Etnomatematika (Wulandari dkk., 2022). Eksplorasi etnomatematika Batik Trusmi Cirebon Untuk Mengungkap Nilai Filosofi dan Konsep Matematis (Arwanto, 2017). Eksplorasi Etnomatematika Pada Motif Batik Lebak Dilihat Dari Sisi Nilai Filosofi Dan Konsep Matematis,(Mahuda, 2020) Rekonstruksi dan Analisis Matematis Logo Chequered Card Olimpiade Tokyo 2020 Menggunakan GeoGebra (Utomo, 2021) dan masih banyak lagi penelitianpenelitian lainnya yang membahas tentang eksplorasi dengan kajian filosofi dan matematis dalam berbagai jenis. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama penelitian ekplorasi dengan kajian matematis dan filosofis, tetapi penelitian ini bermaksud menemukan hasil analisis matematika lalu di kaitkan dengan filosofi/makna yang berkaitan dengan pondok pesantren. Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memperluas pemahaman seseorang dan dapat menjelaskan bahwa banyak hal disekitar kita yang mengandung konsep matematika tanpa kita sadari. Dan dapat mengubah persepsi masyarakat setempat khususnya santri pondok Wali Songo yang mana mereka menganggap bahwa ilmu matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Selain itu, bagi para pendidik setempat, bahwa benda-benda di sekitar dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran di sekolah dengan guna sedikit mempermudah siswa atau santri dalam mengimplementasikan materi ke dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan setempat. METODE ThiPenelitian eksplorasi ini menggunakan metode kualitatif. Dimana menurut Ali dan Yusof metode kualitatif menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat statistik dalam penelitian (Kumayas dkk., 2020). Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research) yaitu “metode untuk menemukan secara spesifik dan realistik tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat ditengah-tengah kehidupan masyarakat” (Mardalis, 2004). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan mengunakan teknik pengamatan (observasi), wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian tidak hanya menggunakan metode yang tepat, melainkan perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan (Sugiyono, 2015). Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menguji keabsahan data guna melihat apakah data dan proses pencariannya sudah tepat. Untuk menetapkan keabsahan data selanjutnya dilakukan beberapa teknik keabsahan yaitu: 1. Uji kredibilitas. Dalam hal ini menggunakan dua cara (perpanjangan waktu dan triangulasi) 2. Uji Transferibilitas. Uji ini dapat menunjukkan ketepatan hasil penelitian diterapkan pada populasi dimana sampel itu di ambil. 3. Uji Dependabilitas. keabsahan data ini dapat dipercaya bergantung pada penulis mampu tidaknya dalam membuktikan bahwa dalam segala rangkaiaan proses penelitian ini benar-benar terjadi. 4. Uji Konfirmabilitas. Uji This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 16 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 yang telah dilakukan oleh peneliti yang bertujuan sebagai fungsi bahwa uji tersebut telah melalui penelitian dan telah dinyatakan konfarmitas. Dengan metode ini tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran dan analisis mendalam tentang Logo Pondok Pesantren Wali Songo serta nilai – nilai matematis dan filosofis yang terkandung dalam Logo Pondok Pesantren Wali Songo. Study field research digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep matematika dan nilai-nilai filosofis yang terkandung pada Logo Pondok Pesantren Wali Songo. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti menemukan tiga konsep matematika pada lambang logo Pondok Pesantren Wali Songo. Kemudian di kaitkan dengan nilai filosofis pada logo tersebut. Lambang yang mengandung nilai matematika, di antaranya: lambang 4 buah kitab, pita atas dan bawah, dan Sembilan bintang. Penelitian ini memiliki keterbatasan. Peneliti hanya dapat menemukan tiga lambang saja, tidak menemukan nilai matematis di semua lambang logo tersebut. Peneletian seperti ini sudah pernah diteliti sebelumnya pada lambang NU dengan judul penelitian Eksplorasi Lambang Nu: Kajian Filosofis Dan Matematis (Wijayanti dkk., 2023). Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Wali Songo Pondok Pesantren Wali Songo didirikan pada Tahun 1986. Yang didirikan oleh Romo K.H Maulana Imam Syuhadak. Beliau adalah putra pertama dari pasangan Mujahid dan Nasihatun. Beliau lahir di Jember pada tanggal 05 Juli 1942. Beliau merupakan sosok kharismawan, ramah, gemar bersilaturrahmi, dan beliau masyhur dengan sikap rendah hatinya sehingga menjadikan dirinya sebagai seorang kyai yang disegani juga dihormati. Beliau pindah ke Lampung pada tahun 1983 dan bertempat dirumah pakdenya yang bernama H. Qomari selama satu tahun. Kemudian beliau pindah lagi Pada tahun 1985 ke Desa Sukajadi dan membangun rumah yang amat sederhana. Beliau mulai bekerja keras membangun usaha dan mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat setempat. Kemudian beliau meminang gadis cantik kembang desa yakni Nyai Hj. Umi Salamah Syuhadak pada tahun 1986, merupakan putri dari pasangan Sumarlin dan Fathonah. Setelah menikah, beliau mempunyai 4 orang anak. Dan di tahun ini juga beliau telah memiliki santri sekitar 15 orang. Kemudian mulai membangun Pesantren rintisan seperti layaknya ulama salaf. Dalam kegiatan belajar, Beliau menerapkan teknik sorogan untuk mengajar mengaji santri-santrinya yang berasal dari Desa Sukajadi dan daerah sekitarnya. Beliau memberi nama pesantren ini dengan nama Wali Songo karena senantiasa berharap dengan dinamakan Wali Songo, mendapatkan cucuran keberkahan dan keistimewaan dari yang Maha Kuasa. Sebagaimana yang telah dianugrahkan kepada para Wali Songo. Pada tahun 1986, Bermula dari beliau merintis membangun tempat santri menginap yang terbuat dari gribig, Seiring berjalannya waktu, santri bertambah banyak dan pesantren mulai membangun asrama putra dan putri serta aula untuk tempat mengaji. Kemudian untuk menaungi seluruh agenda yang terdapat di pesantren, This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 17 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 maka pada tanggal 30 Desember 1992, didirikan Yayasan Pondok Pesantren Walisongo. Seiring berjalannya Yayasan tersebut, dibangunlah sekolah formal guna menciptakan keseimbangan dengan sekolah non formal. Bermula dari mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, pada tahun 1987 yang dikepalai oleh Bapak Dardiri. Setelah itu, berlanjut mendirikan MTs pada tahun 1992 yang dikepalai oleh Bapak Mustajab. Setelah itu, pada tahun 1994 didirikan Madrasah Aliyah dengan kepala sekolah Bapak Drs. Saiful Parjono dan terakhir di tahun 2013 didirikan PAUD Wali Songo. Seluruh lembaga tersebut bernaungan di bawah Yayasan Pondok Pesantren Walisongo hingga saat ini Semakin lama, semakin terlihat kemajuannya. Asatidz dan Asatidzahnya dan seluruh dewan guru serta stafnya seluruhnya berkhidmah dan mengabdi di Yayasan Pondok Pesantren Walisongo menuju Pondok Pesantren Walisongo lebih maju. Selanjutnya, pada tanggal 27 juli 2009, Romo K.H Maulana Imam Syuhadak pulang ke Rahmatullah. Setelah itu, perjuangannya dilanjutkan oleh putranya yang pertama yaitu Romo Kyai Syaikhul Ulum Syuhadak M.Pd sampai saat ini. Gambar 1. Logo Pondok Pesantren Wali Songo Sukajadi sebelum mengalami perubahan Gambar di atas merupakan Logo Pondok Pesantren Wali Songo yang dibuat oleh pendiri Pondok Pesantren Wali Songo yakni KH. Maulana Imam Syuhadak. Logo tersebut berbentuk perisai segi enam yang melambangkan pertahanan guna membentengi generasi muda muslim dengan bekal keimanan dan ilmu pengetahuan. Dengan enam sudut yang melambangkan jumlah rukun iman. Berdasarkan prinsip logo yang disebutkan sebelumnya, logo ini mencakup tiga prinsip yaitu timeless, versatile, dan appropriate. 1. Timeless (tidak lekang oleh waktu) Logo Pondok Pesantren Wali Songo pernah mengalami perubahan, namun tidak signifikan. Karena mengikuti perubahan zaman, logo ini diperbarui supaya tidak lekang oleh waktu. Perubahannya terletak pada warnanya. Yang semula warna hijau tua diubah menjadi hijau muda. Kemudian lambang - lambangnya di perbarui bentuknya supaya lebih indah dipandang. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 18 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 Gambar 2. Logo Pondok Pesantren Wali Songo setelah mengalami perubahan 2. Versatille (fungsional) Fleksibel jika digunakan diberbagai media seperti di buku, mimbar, gapura dan lain sebagainya. 3. Appropriate (pantas) Pantas disini maksudnya adalah sesuai dengan tujuan suatu lembaga. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam, dilambangkan dengan kitab, tinta dan qolam yang identik dengan santri menuntut ilmu. Kemudian lambang padi dan kapas melambangkan kesuburan dan kemakmuran sesuai dengan kondisi perekonomian dipondok pesantren, tahun demi tahun, mengalami kemajuan yang pesat. Mulai dari pembangunan, peternakan, perikanan, perairan dan lain-lain. Logo pondok pesantren Wali Songo ini tidak mencakup prinsip Simple (sederhana) dan memorable (mudah di ingat). Karena logo ini tidak dibuat dengan desain yang sederhana. Terlalu banyak lambang yang mencakup di dalamnya sehingganya sulit di ingat oleh khalayak. Analisis Matematis Dan Filosofis Pada Logo Pondok Pesantren Wali Songo 1. Lambang 4 buah Kitab pada logo Wali Songo. Gambar 3. Lambang 4 Buah Kitab a. Lambang kitab ini sesuai dengan tujuan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan islam. Pondok Pesantren adalah tempat para santri belajar menuntut ilmu.(Krisdiyanto dkk., 2019) Kemudian pada logo digambarkan dengan sebuah kitab, yang identik dengan menuntut ilmu. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 19 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 b. Gabungan dari 4 buah kitab yang tersusun tersebut membentuk sebuah bangun ruang kubus. Dimana Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 (enam) buah sisi yang kongruen (Sagita, 2015). Bangun ruang kubus dibatasi dengan 6 buah sisi (kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah) Gambar 4. Bangun Ruang Kubus Syarat seorang santri menuntut ilmu ada 6 (enam). Seorang tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 (enam) syarat, yaitu Kecerdasan, bersungguh-sungguh, sabar, biaya/bekal (pengorbanan materi/waktu), petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama (Az-zarnuji, 1203). c. Jumlah dari kitab itu melambangkan 4 dasar hukum islam yakni, Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas. 2. Lambang 2 buah pita yang terletak di atas dan dibawah pada logo Wali Songo a. Pita di atas diibaratkan akhirat dan pita dibawah diibaratkan dunia. Di Pondok Pesantren Wali Songo, tidak hanya terdapat lembaga pendidikan non formalnya (ilmu pengetahuan agama) saja. Akan tetapi di iringi dengan adanya lembaga pendidikan formal (ilmu pengetahuan umum) juga. b. Dua buah pita tersebut menyimpan sifat Refleksi transformasi geometri atau pencerminan. Gambar 6. Lambang pita atas dan bawah This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 20 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 Hasil bayangan benda dari sifat refleksi adalah kongruen atau sama dengan benda aslinya. Berdasarkan hasil wawancara, bahwasannya Dipondok pesantren wali songo terdapat ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum dengan tujuan dapat terciptanya keseimbangan atau sama antara kehidupan dunia dan akhirat. Gambar 5. Refleksi (pencerminan) 3. Lambang 9 buah bintang pada logo Wali Songo. 4 bintang di atas melambangkan khulafa’ur Rasyidin Bintang besar di atas melambangkan Nabi Muhammad SAW Keseluruhan jumlah bintang Sembilan melambangkan Wali Songo 4 bintang dibawah melambangkan 4 imam madzhab Gambar 7. Lambang Bintang Sembilan a. Bintang besar di tengah paling atas melambangkan Nabi Muhammad SAW. b. 4 bintang atas kecil diatas melambangkan empat Khulafaur Rasyidin: Abu bakar, Umar ibnu Khatab,Usman bin Affan dan Ali ibn Abi Thalib) This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 21 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 c. 4 bintang bagian bawah berukuran kecil melambangkan 4 imam madzhab: Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hambali). d. jumlah bintang sembilan melambangkan Wali Songo. e. Warna bintang kuning sesuai dengan surah Al-Baqoroh: 69 . َ ‫َص ْف َراء ُ فَا ِقع ٌ ل َّ ْوُنُ َا ت َ ُُس النَّ ِظ ِر ْين‬ ٦٩ artinya: “kuning tua yang warnanya, yang menyenangkan orang – orang yang memandang(nya)”(Wijayanti dkk., 2023) f. Jumlah bintang pada Logo Pondok Pesantren Wali Songo yaitu sembilan. Dimana Angka (9) merupakan angka istimewa. selalu mengembalikan dirinya ke asal, baik dalam penjumlahan maupun perkalian. (Abdussakir, t.t.) Romo K.H Maulana Imam Syuhadak memberi nama pondok Pesantren dengan nama Wali Songo senantiasa mengharapkan dengan nama tersebut bisa mendapatkan curahan barokah dan keistimewaan dari Allah SWT. Sebagaimana yang telah diberikan pada para Wali Songo. Penulis menemukan tiga konsep matematika yang berkaitan dengan filosofi pada lambang Pondok Wali Songo yaitu pada lambang 4 buah buku. Keterkaitannya adalah lambang tersebut berbentuk bangun ruang kubus. Dimana kubus adalah bangun ruang yang dibatasi dengan enam sisi. Menurut Syaikh Azzarnuji dalam kitabnya Ta’limul Muta’allim, Syarat seorang santri bisa mendapatkan ilmu itu dengan melakukan enam syarat. Setelah itu, lambang dua buah pita. Keterkaitannya adalah lambang tersebut menyimpan sifat refleksi transformasi geometri. Dimana Hasil bayangan benda dari sifat refleksi adalah kongruen atau sama dengan benda aslinya. Kedua pita tersebut diibaratkan Dipondok pesantren wali songo terdapat ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum dengan tujuan agar terciptanya keseimbangan atau sama antara kehidupan dunia dan akhirat. Kemudian pada lambang Sembilan bintang. Keterkaitannya adalah Angka 9 merupakan angka istimewa. Jumlah Sembilan bintang tersebut melambangkan wali songo. Romo K.H Maulana Imam Syuhadak memberi nama pondok Pesantren dengan nama Wali Songo senantiasa mengharapkan dengan nama tersebut bisa mendapatkan curahan barokah dan keistimewaan dari Allah SWT. Sebagaimana yang telah diberikan pada para Wali Songo. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka diambil kesimpulan bahwa Logo Pondok Pesantren Wali Songo memiliki nilai filosofis. Selain itu, Logo Pondok Pesantren Wali Songo juga mengandung nilai-nilai matematis yang berkaitan dengan nilai filosofis Logo Pondok Pesantren. Nilai matematis yang terkadung di dalamnya diantaranya bangun ruang kubus, sifat refleksi transformasi geometri dan angka Sembilan. Penelitian ini memiliki keterbatasan. Peneliti tidak menemukan konsep matematika di setiap lambangnya. Hanya menemukan konsep matematika pada tiga lambang saja. Dengan adanya penelitian ini, peneliti This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 22 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 berharap dapat memperluas pemahaman seseorang dan dapat menjelaskan bahwa banyak hal disekitar kita yang mengandung konsep matematika tanpa kita sadari. Dan dapat mengubah persepsi masyarakat setempat khususnya santri pondok Wali Songo yang mana mereka menganggap bahwa ilmu matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Selain itu, terutama bagi para pendidik setempat, bahwa benda-benda di sekitar dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran di sekolah dengan guna sedikit mempermudah siswa atau santri dalam mengimplementasikan materi ke dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan setempat. DAFTAR PUSTAKA Abdussakir. (t.t.). Matematika Dalam Al-qur’an. Arwanto, A. (2017). Eksplorasi Etnomatematika Batik Trusmi Cirebon Untuk Mengungkap Nilai Filosofi Dan Konsep Matematis. Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA, 7(1), 40–49. https://doi.org/10.21580/phen.2017.7.1.1493 Ayu Kusumawati, Y. (2017). 5 Prinsip Logo. Universitas Bima Nusantara, Malang. https://binus.ac.id/malang/2017/09/5-prinsip-logo/ (diakses pada tanggal 20 november 2023) Az-zarnuji, S. (1203). Ta’lim Al-muta’allim. Krisdiyanto, G., Muflikha, M., Sahara, E. E., & Mahfud, C. (2019). Sistem Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas. Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(1), 11–21. https://doi.org/10.32939/tarbawi.v15i1.337 Kumayas, Agustinus, & Welly. (2020). Implementasi Kebijakan Pembebasan Bersyarat bagi Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Bitung. Development Resources Management Review, 1(1), 32–41. Mahuda, I. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada Motif Batik Lebak Dilihat Dari Sisi Nilai Filosofi Dan Konsep Matematis. Lebesgue, 1(1), 29–38. https://doi.org/10.46306/lb.v1i1.10 Mardalis. (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Bumi Aksara. Sagita, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Vi Sd Pada Materi Volume Kubus Dan Balok Dengan Menggunakan Alat Peraga Vokuba. Jurnal Pelangi, 8(1). https://doi.org/10.22202/jp.2015.v8i1.337 Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Utomo, R. B. (2021). Rekonstruksi dan Analisis Matematis Logo Chequered Card Olimpiade Tokyo 2020 Menggunakan GeoGebra. Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus), 4(2), 179. https://doi.org/10.21043/jmtk.v4i2.11585 This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 23 Hanifah, et al. || Eksplorasi Nilai Matematis Dan Filosofis Logo Pondok Walisongo… Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, v(2)n(1), 15-24 Wijayanti, C. P., Choirudin, Zarnuji, A., & Anwar, M. S. (2023). Eksplorasi Lambang NU: Kajian Filosofis dan Matematis. Educate: Journal of Education and Culture, 01(02), 96–101. Wulandari, D. A., Kusumah, Y. S., & Priatna, N. (2022). Eksplorasi Nilai Filosofis Dan Konseptual Matematis Pada Bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon Ditinjau dari Aspek Etnomatematika. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 6(3), 2536–2551. https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i3.1421 This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 24