Assyfa Journal of Islamic Studies Volume 02 Nomor 01: Juni 2024 E-ISSN: 2988-7399 Journal Homepage: https://www.journal.assyfa.com/index.php/ajis/index STRATEGI GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK KENAKALAN REMAJA STUDI KASUS DI SMK N 3 METRO Abdullah Khairul Wahid1*, Ikhwan Aziz Q2, M. Zainal Arifin3 1, 2, 3 Universitas Ma’arif Lampung *Email: guswahidirul@gmail.com Received: 19/02/2024 Accepted: 24/02/2024 Publication: 05/03/2024 Abstrak Masalah perilaku kenakalan pada remaja yang masih bersekolah tidak hanya menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan masyarakat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi para pendidik di lingkungan sekolah. Perilaku kenakalan tersebut sering kali terkait dengan kurangnya pemahaman akan pendidikan agama dan moral, sehingga menuntut perhatian serta upaya dari berbagai pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan khususnya para guru, terutama dalam konteks pendidikan agama Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi dampak perilaku kenakalan pada siswa di SMK N 3 Metro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan siswa kelas XI sebagai sumber data utama. Metode pengumpulan data mencakup tiga teknik utama, yaitu wawancara, observasi, dan interview. Proses analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan di SMK N 3 Metro mengungkapkan beberapa temuan utama. Pertama, berbagai bentuk perilaku kenakalan siswa mencakup pelanggaran terhadap peraturan sekolah, kegiatan belajar-mengajar, ketertiban sekolah, dan norma-norma sosial di lingkungan sekolah. Kedua, faktor-faktor yang memicu perilaku kenakalan tersebut terdiri dari faktor internal individu siswa serta faktor eksternal, terutama dalam konteks interaksi sosial di sekolah. Selanjutnya, strategi yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi dampak perilaku kenakalan siswa meliputi program-program berbasis karakter. Program tersebut terfokus pada pembinaan dan pencegahan perilaku kenakalan, dengan penekanan pada pengenalan dan penerapan nilai-nilai karakter baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Namun demikian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya menanggulangi perilaku kenakalan siswa di SMK N 3 Metro. Kendala tersebut dapat dikelompokkan menjadi kendala internal sekolah dan kendala eksternal, yang berpengaruh pada efektivitas implementasi program-program pencegahan dan pembinaan karakter. Kata Kunci: Strategi Guru PAI, Penanggulangan, Kenakalan Remaja Abstract The problem of problematic behavior in teenagers who are still in school is not only a concern for parents and the community, but also raises concerns for educators in the school environment. This problematic behavior is often related to a lack of understanding of religious and moral education, so it demands attention and effort from various parties, including parents, the community, and especially teachers, especially in the context of Islamic religious education. The aim of this research is to identify the strategies used by Islamic religious education teachers in overcoming the impact of problematic behavior on students at SMK N 3 Metro. This research uses a descriptive qualitative approach, with class XI students as the main data source. Data collection methods include three main techniques, namely interviews, observation, and interviews. The data analysis process is through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of research conducted at SMK N 3 Metro revealed several main findings. First, various forms of student problematic behavior include violations of school regulations, teaching and learning activities, school order, and social norms in the school environment. Second, the factors that trigger problematic behavior consist of internal factors of individual students as well as external factors, especially in the context of social interactions at school. Furthermore, the strategies used by Islamic Religious Education teachers in overcoming the impact of students' problematic behavior include character-based programs. The program focuses on fostering and preventing problem behavior, with an emphasis on introducing and applying character values in both intracurricular and extracurricular activities. However, there are several obstacles faced by Islamic Religious Education teachers in efforts to overcome student problem behavior at SMK N 3 Metro. These obstacles can be grouped into internal school obstacles and external obstacles, which influence the effectiveness of implementing prevention and character development programs. Keywords: Islamic Religious Education Teacher Strategy, Overcoming, Juvenile Delinquency Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 PENDAHULUAN Lingkungan sekolah, selain sebagai sarana pendidikan, Juga menjadi tempat sekelompok orang bertamu, yang menghasil sebuah interaksi antara sesama guru, guru dengan pelajar, dan antar sesama pelajar, interaksi sesama pelajar inilah yang menciptakan dinamika sosial di kalangan remaja. Interaksi sesama pelajar memiliki peran yang sangan signifikan dalam pembentukan watak dan karakter seorang siswa (Hasmayni 2014). Seorang yang berhubungan dengan individu yang memiliki perilaku negatif seperti membolos, mencuri, atau bullying, mungkin akan terpengruh dengan perilaku serupa seiring berjalan nya waktu. Sekolah merupakan tempat di mana individu-individu siswa dari berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, dan perilaku berkumpul untuk tujuan yang sama, yaitu untuk belajar dan mendapatkan pendidikan(Fitri 2020). Sekolah bukanlah semata tempat untuk mengalirkan pengetahuan dan mengembangkan bakat, tetapi juga merupakan tempat di mana karakter dan kepribadian peserta didik dibentuk dan diperkuat secara sistematis. Melalui pendidikan yang terarah, sekolah mempersiapkan peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga mereka dapat memainkan peran mereka secara efektif dalam masyarakat di masa depan. Pada era sekarang, sering sekali kita mendengar atau bahkan menemukan perilaku-perilaku negatif di kalangan remaja, seperti pembulian sesama teman sebaya, membolos, mencuri, merokok, bahkan tawuran antar pelajar di medsos. Masa remaja sering dikatakan sebagai masa transisi perubahan, baik dari segi fisik maupun emosional (Andriyani 2020). Perkembangan media sosial tak luput menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja, banyaknya konten-konten negatif dan hosks serta kurang nya siswa memahami pendidikan moral membuat kurang bijak nya siswa dalam menggunakan sosial media, sehingga timbullah perilaku-perilaku negatif di kalangan pelajar (Sumara, Humaedi, and Santoso 2017). Dapat diperkirakan bahwa kondisi yang terlihat pada generasi remaja saat ini merupakan gambaran atau cerminan dari arah perkembangan masyarakat yang akan datang (Ahmad, Asdiana, and Jayatimar 2019). Kualitas dan komposisi masyarakat di masa depan, yang meliputi nilai-nilai moral, tingkat kecerdasan intelektual, pemahaman terhadap agama, kesadaran akan identitas nasional, serta kemajuan dalam perilaku dan kepribadian antaranggota masyarakat, akan sangat bergantung pada perilaku dan sikap remaja saat ini. Perkembangan media informasi dan teknologi saat ini, dalam beberapa aspek, telah menjadi pemicu terjadinya masalah perilaku kenakalan pada remaja. Menurut para ahli pendidikan, dampak dari konten yang disajikan dalam media seperti ponsel pintar dapat merangsang remaja untuk melakukan tindakan kriminal atau perilaku yang tidak sesuai. Kita dapat mengamati berbagai perilaku kenakalan remaja melalui berbagai media, baik itu media cetak, media elektronik, atau bahkan langsung dari pengalaman kita sendiri. Contohnya adalah insideninsiden tawuran antar pelajar, kerusakan fasilitas sekolah oleh siswa, konfrontasi dengan guru, kebiasaan merokok, pertikaian antar siswa, serta penyebaran materi pornografi dalam bentuk video atau gambar, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Oleh karena itu, menjadi sangat esensial untuk menyelenggarakan program pembinaan yang terstruktur bagi para pelajar sebagai generasi penerus bangsa, dengan harapan agar mereka dapat mewujudkan impian dan aspirasi mereka. Salah satu langkah konkret untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penerapan strategi yang disusun dan diterapkan oleh guru-guru dalam bidang Pendidikan Agama Islam, yang secara langsung terlibat dalam proses pembinaan karakter siswa sebagai pendidik, pembina, penasehat, serta pendamping dalam mengatasi kenakalan remaja. Tugas utama dalam menemukan solusi atas permasalahan ini terletak pada sektor pendidikan, yang diharapkan dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan individu sehingga mereka dapat mencapai potensi hidup yang optimal, baik dalam hal kemandirian maupun peran mereka dalam masyarakat, sambil memperkuat nilai-nilai moral, agama, dan sosial sebagai panduan dalam kehidupan mereka (Indrawan 2014). Kehadiran guru di lingkungan sekolah diharapkan mampu memberikan bimbingan kepada anak didik dalam perjalanan menuju kedewasaan, kesopanan, dan kecakapan. Tanpa arahan ini, kemungkinan besar siswa akan mengalami kesulitan dalam mengelola perkembangan pribadinya. Sebagai pengelola kelas, seorang guru dihadapkan pada tuntutan untuk memiliki keterampilan dalam mengatur kelas This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 20 Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 dengan efisien, mengingat bahwa kelas merupakan tempat di mana seluruh siswa dan guru berkumpul untuk menerima materi pelajaran. Manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar di dalamnya. Dalam konteks Islam, seorang guru dikenal dengan sebutan murobbi, mu’alim, mudarris, dan muadib (Faruqi, Lestari, and Hidayah 2023). Uraian istilah tersebut yaitu: 1) Murabbi, yang bermakna sebagai pengasuh, pengelola, pelindung, dan pembimbing. Istilah murabbi sering digunakan dalam konteks perawatan dan pembinaan, baik secara fisik maupun spiritual. 2) Mu’alim adalah seorang guru yang bertugas sebagai pendidik dan pengajar, serta bertanggung jawab untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. 3) Mudarris adalah seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi serta pengetahuan yang luas, yang selalu berusaha untuk memperbaharui pengetahuannya dan meningkatkan keterampilannya secara terus-menerus. Peran utamanya adalah untuk memberikan pengetahuan yang membangkitkan kesadaran pada peserta didiknya, menghilangkan kebodohan mereka, dan mengembangkan keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimiliki. 4) Muadib adalah seorang guru yang berperan sebagai pendidik, yang artinya tugasnya tidak hanya terbatas pada penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup upaya mendidik murid-muridnya agar menjadi individu yang berakhlak baik. Tujuan dari pendidikan agama Islam adalah untuk mengarahkan anak-anak agar menjadi individu Muslim yang sesungguhnya, yang kuat imannya, teguh dalam keyakinannya, beramal shaleh dan shalehah, serta berperilaku mulia. Selain itu, mereka diharapkan juga dapat menjadi kontributor yang bermanfaat bagi Masyarakat (Ramadani 2018). Dari uraian yang disampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru pendidikan agama Islam adalah sosok yang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran-ajaran prinsip agama Islam kepada murid-muridnya serta mengarahkan mereka menuju kedewasaan dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat bagi para siswa. Kegiatan pendidikan di sekolah masih dianggap sebagai sarana utama untuk mengatasi berbagai perilaku kenakalan yang dialami oleh remaja. Oleh karena itu, pengelola lembaga pendidikan melakukan upaya pencegahan dan penanganan masalah kenakalan remaja dengan berbagai cara. Aktivitas pendidikan di sekolah menjadi tolak ukur bagi segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekolah. Pentingnya pendidikan dan pembinaan terhadap generasi muda merupakan hal yang krusial dan harus dimulai sejak dini. Ini mencakup upaya untuk menekankan pentingnya pendidikan agama Islam yang kuat tidak hanya dalam lingkungan keluarga, tetapi juga di sekolah dan di masyarakat secara keseluruhan, dengan mengakui peran sentral orang tua sebagai pendidik di rumah. Memperhatikan betapa vitalnya peran remaja sebagai tonggak masa depan bangsa, tantangan ini mendorong peneliti untuk menggali lebih dalam tentang realitas kehidupan remaja, terutama mereka yang terlibat dalam perilaku yang dapat menimbulkan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi yang dapat diadopsi oleh guru pendidikan agama Islam dalam menangani isu kenakalan remaja di kalangan siswa SMK N 3 Metro. METODE Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang terinci dan akurat mengenai kejadian di lapangan, serta menjelaskan hubungan antara berbagai data yang terkumpul. Metode penelitian ini mengandalkan pola pikir induktif, yang menempatkan penekanan pada pengamatan objektif dan partisipatif terhadap fenomena sosial yang diteliti. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami secara mendalam konteks dan dinamika yang terlibat dalam fenomena yang diamati (Nugrahani and Hum 2014). Informasi yang terhimpun dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber utama, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung di lapangan dengan melibatkan aparat sekolah serta siswa dari SMK N 3 Metro. Data yang telah dikodekan dan dideskripsikan merupakan hasil dari tanggapan para narasumber terhadap pertanyaan yang diajukan selama proses wawancara. Selain itu, tidak menutup kemungkinan penggunaan teknik pencatatan untuk merekam ide, pemikiran, dan konsep yang muncul secara spontan ketika peneliti berada di lapangan. Adapun data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang mencakup peraturan perundang-undangan sebagai dokumen resmi serta literatur lain yang relevan This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 21 Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 dengan fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasi Penelitian 1. Bentuk Kenakalan remaja Siswa Kelas XI SMK N 3 Metro Pelanggaran terhadap aturan disiplin sekolah mencakup berbagai tindakan seperti melanggar ketentuan dalam proses belajar-mengajar, mengganggu ketertiban di lingkungan sekolah, serta tidak mematuhi etika dalam interaksi antar siswa dan dengan staf pengajar. Contohnya, terdapat pelanggaran seperti bermain di luar sekolah selama jam pelajaran, melompati pagar sekolah untuk masuk ke area terlarang, terlibat dalam perkelahian dengan sesama siswa, menggunakan ponsel selama jam belajar, membolos sekolah, menggunakan bahasa kasar, menentang otoritas guru, merokok di luar sekolah saat jam masuk, dan keluar melalui jendela tanpa izin. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan sekolah cenderung masuk dalam kategori kenakalan yang sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku kenakalan remaja yang teramati hanya sebatas pada pelanggaranpelanggaran tertentu, seperti melanggar aturan sekolah, mengganggu jalannya proses belajarmengajar, mengacaukan ketertiban di lingkungan sekolah, dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma etika dalam berinteraksi dengan anggota sekolah lainnya. Oleh karena itu, kenakalan remaja yang terjadi pada siswa ini belum mencapai tingkat pelanggaran hukum formal yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal. 2. Faktor penyebab Kenakalan remaja di SMK N 3 Metro Pada prinsipnya, faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja di SMK N 3 Metro dapat disimpulkan berasal dari dua sumber utama. Pertama, faktor internal yang timbul dari karakteristik dan keadaan individu siswa itu sendiri. Kedua, faktor eksternal yang terkait dengan lingkungan sosial di sekitar mereka, terutama dalam bentuk interaksi antara sesama siswa di lingkungan sekolah. Perlu dicatat bahwa variasi dalam faktor penyebab kasus atau perilaku kenakalan remaja ini sangat beragam. Beberapa di antaranya disebabkan oleh kurangnya disiplin individu siswa, pengaruh dari ajakan teman sebaya, serta pengaruh dari interaksi dalam dunia maya. Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa siswa yang sering tidak hadir dalam pelajaran cenderung tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Ketika ditanya mengapa hal itu terjadi, beberapa di antara mereka menjawab bahwa mereka malas untuk pergi ke sekolah, sementara yang lain mengeluh bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas karena mereka terlalu asyik bermain HP hingga larut malam. Di samping itu, terdapat pula siswa yang kerap absen karena dipengaruhi oleh ajakan dari teman-temannya, sementara ada pula yang mengaku kurang memperhatikan penjelasan guru karena mereka merasa materi yang diajarkan kurang menarik, sehingga kehilangan minat untuk belajar. Kurangnya minat belajar atau kurangnya dorongan dan motivasi untuk belajar tampak menjadi ciri khas yang dimiliki oleh sejumlah siswa ini. A. Pembahasan Teknik yang digunakan untuk memastikan kevalidan data adalah Triangulasi. Triangulasi dapat dilakukan dengan memeriksa data dari beberapa sumber yang berasal dari waktu yang berbeda(Majid 2017). Sederhananya, untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat, peneliti tidak hanya mengandalkan satu sumber informasi saja. Semakin banyak sumber yang memberikan informasi secara konsisten, maka semakin tinggi tingkat keakuratan data dan fakta yang diperoleh. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 22 Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 Kenakalan remaja Pelajar Faktor Eksternal Faktor Internal Strategi Penanggulangan Gambar 1. Siklus strategi Penanggulangan Dampak Kenakalan Remaja Berdasarkan gambaran siklus di atas dapan di identifikasikan bahwa kenakalan remaja yang terjadi dilingkungan pelajar banyak terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal ataupun eksternal, perkembangan teknologi dan lingkungan sekitar pelajar baik dari lingkungan rumah ataupun lingkungan sekolah, dari beberapa temuan ini baru kita bisa melakukan strategi apa yang bisa kita lakukan dalam menanggulangi dampak dari kenakalan remaja melalui Pendidikan Agama Islam. 1. Peranan Guru PAI dalam Menanggulangi Dampak Kenakalan Remaja di SMK Negeri 3 Metro 1) Pendidik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK N 3 Metro diharapkan memiliki peran yang eksemplary sebagai contoh bagi siswa dalam cara berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan, baik dalam interaksi langsung dengan siswa maupun dalam situasi kehidupan sosial yang mereka alami (Fitri 2020). Di samping itu, guru juga bertanggung jawab dalam memberikan nasihat dan menyediakan waktu bagi siswa ketika mereka memerlukan layanan konseling, bimbingan, atau bantuan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan siswa, guru memiliki peran yang sebanding dengan peran orang tua; di lingkungan sekolah, guru berperan sebagai figur kedua yang menyerupai peran orang tua bagi para siswa. Seperti seorang orang tua, guru memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan kepribadian dan moral siswa. 2) Penasehat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK N 3 Metro tidak hanya berperan sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas dan kemudian membiarkan siswa untuk memahami materi tersebut sendiri. Lebih dari itu, guru juga diharapkan memiliki kemampuan untuk memberikan nasihat kepada siswa, baik ketika diminta maupun tanpa diminta, sesuai dengan kebutuhan mereka. 3) Pendamping Guru-guru di SMK N 3 Metro juga diharapkan memiliki kepekaan intelektual yang tinggi serta akses terhadap informasi terbaru, dan mereka diwajibkan untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka secara berkelanjutan. Selain itu, mereka berupaya untuk mendidik para siswa mereka dengan memberikan wawasan yang luas, membantu menghilangkan ketidaktahuan, dan mengasah keterampilan mereka sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan individu masing-masing siswa. Dengan demikian, atmosfer pembelajaran di SMK N 3 Metro tercipta di mana semua siswa merasa nyaman dan akrab saat menerima pelajaran dari guru tanpa merasa terpaksa atau ditekan. Peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membimbing siswa di sekolah ini telah terbukti efektif. Siswa-siswa juga merasa nyaman berada di hadapan guru. Hal ini disebabkan oleh pemahaman guru yang mendalam tentang setiap siswa, termasuk pengalaman, kemampuan, dan kelemahan mereka. Sebagai hasilnya, guru dapat dengan antusias membimbing dan memberikan arahan kepada siswa secara individual. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 23 Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 2. Metode yang diterapkan dalam menanggulangi kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMK N 3 Metro Dengan menerapkan Strategi Project Based Learning (PBL), guru diberi kesempatan untuk mengatur dan mengelola proses pembelajaran di dalam kelas dengan melibatkan proyek-proyek. Proyek-proyek ini melibatkan tugas-tugas yang kompleks, didasarkan pada pertanyaan atau masalah yang menantang, dan mendorong peserta didik untuk merencanakan, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, melakukan penelitian, dan bekerja secara mandiri. Ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif mereka serta mempromosikan pembelajaran yang aktif dan kolaboratif di dalam kelas. Melalui pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif mereka, serta mempromosikan pembelajaran yang aktif dan kolaboratif di dalam kelas (Jamal et al. 2023). Tujuan dari pendekatan tersebut adalah untuk memberikan peserta didik kemampuan untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, solidaritas, dan kerjasama tim. Dengan demikian, diharapkan tercipta suasana yang mempromosikan pertumbuhan moral dan karakter yang baik pada siswa. 3. Strategi Guru PAI dalam Menanggulangi dampak Kenakalan Remaja di SMK N 3 Metro Strategi ini diterapkan dalam berbagai aspek yang melibatkan pembinaan dan pencegahan terhadap perilaku kenakalan siswa. Fokus dari program-program ini adalah untuk mengenalkan dan menerapkan nilai-nilai moral yang ditekankan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta dalam kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan dari data yang tersedia, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMK N 3 Metro melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kenakalan remaja melalui pendidikan Agama Islam yang mencakup program-program tahunan, baik dalam aspek akademik maupun kesiswaan. Implementasi dari program-program ini terjadi melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menekankan pada pembentukan karakter siswa. 4. Kendala bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa di SMK N 3 Metro dapat dikelompokkan dalam dua faktor kendala, yaitu kendala internal sekolah, dan kendala eksternal. Kendala yang dihadapi meliputi beberapa hal, seperti terbatasnya waktu yang tersedia untuk memberikan bimbingan kepada siswa selama proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, ada juga kesulitan dalam mendapatkan informasi yang jujur dari siswa yang mengalami masalah, yang sering kali tidak terbuka dalam menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi. Masalah lain yang kerap dihadapi oleh guru dalam mengatasi kenakalan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah keterbatasan alokasi waktu yang diperuntukkan bagi kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pembentukan karakter. Di sisi lain, terdapat kendala yang berasal dari faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan sekolah yang terletak di daerah perkotaan yang cenderung bebas dan terpengaruh oleh perkembangan media sosial. Hal ini menyebabkan siswa cenderung lebih tertarik untuk bermain HP daripada memperhatikan proses pembelajaran. KESIMPULAN Guru atau pendidik memiliki tanggung jawab untuk membekali anak-anak atau peserta didik dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, dengan tujuan membentuk nilai-nilai karakter yang positif dan mencegah terjadinya perilaku negatif kenakalan remaja. Strategi guru merujuk pada cara pandang atau pola pikir guru dalam menyusun proses pembelajaran. Dalam menerapkan atau mengembangkan strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang ingin dicapai oleh siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa SMK N 3 Metro tergolong dalam tingkat sedang, sehingga dengan penerapan pendidikan akhlak dan budi pekerti keagamaan, masalah kenakalan remaja dapat diatasi. Strategi yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk nilai-nilai karakter siswa meliputi kegiatan seperti This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 24 Abdullah Khairul Wahid , et. al ││ STRATEGI GURU... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 19-25 pembiasaan shalat berjamaah, pemberian nasihat dan motivasi, pemberian tugas tambahan, kerja kelompok, dan presentasi tugas. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada Universitas Ma’arif Lampung dan SMK N 3 Metro yang telah memfasilitasi penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Nurul Qomariyah, Asdiana Asdiana, and Seni Jayatimar. 2019. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Kenakalan Remaja Pada Masa Pubertas.” Jurnal As-Salam 3(2): 9–17. Andriyani, Juli. 2020. “Peran Lingkungan Keluarga Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja.” At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam 3(1): 86–98. Faruqi, Dwi, Ayu Lestari, and Nur Hidayah. 2023. “Guru Dalam Perspektif Islam.” Tarbiyatul Misbah (Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan) 16(1): 72–89. Fitri, Maharani Sasqia. 2020. “Peran Guru PAI Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus Di MA Nurul Mujtahidin Mlarak Tahun Pelajaran 2019/2020).” Hasil wawaancara dengan guru PAI dan siswa SMK N 3 Metro Pada Tanggal 23 Februari 2023 Hasmayni, Babby. 2014. “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Remaja.” Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA 6(2): 98–104. Indrawan, Irjus. 2014. “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam.” Al-Afkar: Manajemen pendidikan Islam 2(1). Jamal, Jamal et al. 2023. “Menumbuhkan Sikap Sosial Melalui Pembelajaran Project Based Learning Pada Pendidikan Agama Islam.” JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 6(10): 7834–41. Majid, Abdul. 2017. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Penerbit Aksara Timur. Nugrahani, Farida, and Muhammad Hum. 2014. “Metode Penelitian Kualitatif.” Solo: Cakra Books 1(1): 3–4. Ramadani, Gofir Ilham. 2018. “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim Peserta Didik Jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) Di SMK Negeri 5 Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.” Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2012). Sumara, Dadan Sumara, Sahadi Humaedi, and Meilanny Budiarti Santoso. 2017. “Kenakalan Remaja Dan Penanganannya.” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 4(2). . This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 25