Assyfa Journal of Islamic Studies Volume 02 Nomor 01: Juni 2024 E-ISSN: 2988-7399 Journal Homepage: https://www.journal.assyfa.com/index.php/ajis/index THE ROLE OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION TEACHERS IN FOSTERING LEARNING DISCIPLINE OF STUDENTS SMK N 1 PEKALONGAN Galuh Listiyanti1*, Ikhwan Aziz Q2, Umar Al Faruq A. Hasyim3 1, 2, 3 Universitas Ma’arif Lampung *Email: azizikhwan8@gmail.com Received: 19/02/2024 Accepted: 24/02/2024 Publication: 03/03/2024 Abstrak Kedisiplinan siswa sangat penting untuk kemajuan sekolah itu sendiri. Sekolah yang tertib akan menciptakan proses pembelajaran yang baik. Namun sebaliknya, di sekolah yang kurang tertib kondisinya akan jauh berbeda dan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Meningkatkan kedisiplinan terhadap siswa sangat penting dilakukan oleh sekolah, mengingat sekolah merupakan tempat generasi penerus bangsa. Disiplin sangat diperlukan di sekolah agar menjadi lembaga pembentukan mental yang handal. Tanpa adanya nilai kedisiplinan, sekolah hanya akan menjadi tempat berseminya berbagai macam konflik sehingga kekacaun bisa terjadi akibat tindakan indisipliner. Tujuan penelitian yang ingin penulis lakukan adalah untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membina kedisiplinan belajar siswa kelas X TKR SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Untuk memperoleh data yang kongkret dalam penelitian di lapangan, maka desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam perjalanan mengumpulkan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam menganalisis, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk mendukung uraian dari keadaan di lapangan, penulis sertakan dokumentasi sebagai pelengkap dan penguat data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah dilakukan penelitian ditemukan peran guru PAI, yaitu sebagai edukator, tutor, leader, mentor, motivator, koordinator, evaluator dan juga sebagai tauladan. Dengan perannya tersebut guru sembari menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab pada anak ketika pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan sekolah lainnya di luar kelas. Kata Kunci: Kedisiplinan Belajar, Pendidikan Agama Islam, Peran Guru. Abstract Student discipline is very important for the progress of the school itself. An orderly school will create a good learning process. However, on the other hand, in less orderly schools the conditions will be much different and the learning process will be less effective. Improving discipline towards students is very important for schools, considering that schools are the place for the nation's next generation. Discipline is very necessary in schools to become reliable mental formation institutions. Without the value of discipline, schools will only become places where various kinds of conflicts can arise so that chaos can occur due to disciplinary actions. The aim of the research that the author wants to carry out is to find out the role of Islamic Religious Education teachers in fostering learning discipline in class X TKR students at SMK N 1 Pekalongan, East Lampung Regency. To obtain concrete data in field research, the research design in this study used qualitative descriptive research. In the course of collecting data the author used observation, interviews and documentation methods. Meanwhile, in analyzing, the author uses qualitative descriptive analysis techniques. To support the description of the situation in the field, the author includes documentation to complement and strengthen the research data. The results of this research show that after conducting research, the role of PAI teachers was found, namely as an educator, tutor, leader, mentor, motivator, coordinator, evaluator and also as a role model. With this role, teachers instill the character of discipline and responsibility in children when learning in class and in other school activities outside the classroom. Keywords: Islamic Religious Education, Learning Discipline, The Role of the Teacher. PENDAHULUAN Penanaman nilai disiplin diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah, guna menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah. Tujuannya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup. Salah satu cara untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Kemajuan suatu bangsa dan negara ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat memaksimalkan sumber daya manusia lainnya. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupan dan berguna untuk mengembangkan potensi diri serta menjadi bagian penting dari proses pembangunan nasional. Pendidikan juga dijadikan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diri diyakini sebagai faktor pendukung manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan. Dalam hal inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai dasar bagi masyarakat yang ingin maju dan berkembang. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertapdidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demogratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003). Untuk bisa meningkatkan suatu mutu pendidikan maka dengan mengikuti proses belajar mengajar guru adalah figur sentral, maka guru lah yang menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian suatu tujuan belajar mengajar di kelas atau sekolah (Johanes Purwanto, 2017). Maka dari itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik dan mengajar serta melatih tetapi juga harus bisa membaca situasi kelas dan kondisi serta kondisi siswanya dalam menerima pelajaran. Menurut Ngalim Purwanto mengatakan bahwa guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seorang atau kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa terhadap masyarakat dan negara (Latifa Husien, 2017). Dari pernyataan di atas seorang guru sangat lah berperan penting dan berjasa dalam memberikan ilmu kepada peserta didik, maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi yang baik agar dapat memberikan ilmu yang maksimal agar nanti dapat menjadi anak cerdas. Guru dan peserta didik merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan umumnya, karena guru dan peserta didik memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku anak (Mursalin, Sulaiman, 2017). Guru adalah penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran maka dari guru harus menjalankan tugas dengan baik dalam mengajar dan belajar. Peran guru dan peserta didik yang dimaksud di sini adalah berkaitan dengan peran dalam proses pembelajaran. Tugas guru sangat berpengaruh dalam jenjang pendidikan (Askhabul Kirom, 2017). Baik buruknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang guru bisa menyampaikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan cita-citanya, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Menurut Syarifudin Nurdin dan Andrianto yang mengatakan bahwa peranan guru ada 6 yaitu: 1. Peranan guru sebagai pengajar, 2. Peran pendidik sebagai pembimbing, 3. Peranan guru sebagai konselor, 4. Peranan guru sebagai evaluator, 5. Peranan guru sebagai model, 6. Peranan guru sebagai pendorong kreativitas (Syafruddin Nurdin, 2019). Dari pendapat diatas peranan guru ada enam. Peneliti akan membahas dua peranan guru yaitu peran guru sebagai pengajar dan peran guru sebagai pembimbing. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan penelitian, perkiraan dan jika masih dalam batas kewenangannya, dan harus membantu pemecahan (Rukaiah Proklamasi Hasibuan, 2017). Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, Bimbingan artinya proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya. Sebagai pembimbing, guru memerlukan empat kompetensi. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 12 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniyah, tetapi mereka juga harus terlihat secara psikologis, guru harus memaknai kegiatan belajar, guru harus melaksanakan penilaian (Juhji, 2016). Dalam belajar sikap disiplin akan lebih mengasah keterampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan (Zainidar Aslianda dkk, 2017). Kedisiplinan dalam proses belajar mengajar juga dapat menjadi alat yang bersifat tindakan untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang dapat mengganggu dan menghambat proses belajar. Untuk itu berbagai peraturan ikut diberlakukan di sekolah-sekolah untuk menegakkan tingkat kedisiplinan belajar siswa (Rosma Elly, 2016). Tanpa disiplin belajar yang baik, sulit bagi peserta didik untuk mencapai suatu hasil pembelajaran yang optimal. Seperti firman Allah pada QS.An nissa: 59 ‫َش ٍء في ُرد ُّْو ُه يا يَل ه ٰ ي‬ ‫اّلل يو َّالر ُس ْولي‬ ‫ه ا يٰيُّيُّ يا َّ ياَّل ْي ين ها يمنُ ْوْٓا يا يط ْي ُعوا ه ٰ ي‬ ْ ‫اّلل يو يا يط ْي ُعوا َّالر ُس ْو يل يو ُا يوَل ْ ياْل ْم ير يم ْن ُ ْكْۚ في يا ْن تي ين يازع ُ ْْت ي ِْف ي‬ ‫يا ْن ُك ْن ُ ْت ت ُْؤ يمنُ ْو ين يِب ه ٰ يّلل يوالْ يي ْو يم ْ هاْل يخ ِۗ ير هذ ي يِل خ ْ ٌيْي َّو يا ْح يس ُن تيأْ يويْل‬ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An Nisaa:59) Dari ayat diatas dijelaskan Allah SWT memerintah kita untuk selalu taat kepada peraturan Allah SWT dan rosulnya, disiplin adalah peraturan salah satu bentuk taat kepada Allah SWT, terutama aturan yang ditetapkan Allah SWT. Akhir-akhir ini sudah kita ketahui bahwa permasalahan yang sering dibahas tentang disiplin karena melihat pada realita tidak sedikit siswa yang menyimpang dari kenyataan yang seharusnya. Akhir akhir ini masih banyak siswa yang datang terlambat, melanggar peraturan dan tata tertib, membolos sekolah, bahkan sering ditemukan siswa yang berpakaian seragam sekolah ada di luar ketika waktu jam pembelajaran sekolah, bahkan di saat jam wajib shalat berjamaah ada siswa yang tidak mengikutinya sampai pernah dipergoki guru dengan jawaban alasan apapun. Kedisiplinan siswa sangat penting untuk kemajuan sekolah itu sendiri. Sekolah yang tertib akan menciptakan proses pembelajaran yang baik. Namun sebaliknya, di sekolah yang kurang tertib kondisinya akan jauh berbeda dan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Meningkatkan kedisiplinan terhadap siswa sangat penting dilakukan oleh sekolah, mengingat sekolah merupakan tempat generasi penerus bangsa. Disiplin sangat diperlukan di sekolah agar menjadi lembaga pembentukan mental yang handal. Tanpa adanya nilai kedisiplinan, sekolah hanya akan menjadi tempat berseminya berbagai macam konflik sehingga kekacaun bisa terjadi akibat tindakan indisipliner (Doni Koesoema, 2017). Melihat dari hal tersebut bahwa pembinaan kedisiplinan di sekolah perlu dilakukan seperti hal nya yang penulis lakukan pada saat observasi di Kabupaten Lampung Timur tepatnya di SMK N 1 Pekalongan bahwa perlu adanya pembinaan kedisiplinan terhadap siswa (Observasi. Kelas X TKR SMK N 1 Pekalongan. 03 Juni 2023). Lebih lanjut pada saat observasi yang penulis lakukan bahwa di SMK N 1 Pekalongan Khususnya kelas X TKR bahwa penulis melihat masih terdapat beberapa kesenjangan permasalahan yang berkaitan dengan kedisiplinan seperti terdapat siswa yang datang terlambat seperti tidak menghiraukan peraturan yang ada di sekolah bahkan sering ditemukan siswa yang berpakaian seragam sekolah ada di luar ketika waktu jam pembelajaran sekolah dan terlihat kurang rapi dalam memakai seragam sekolah, bahkan saat di kelas pun banyak yang baru mengerjakan PR yang seharusnya di kerjakan di rumah (Observasi. Kelas This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 13 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 X TKR SMK N 1 Pekalongan. 03 Juni 2023). Pada saat survei dilakukan di SMKN 1 Pekalongan Lampung Timur khususnya kela X TKR dan dengan alasan ini pula penulis ingin memberikan judul yang akan penulis lakukan bahwa peran guru selaku pendidik itu mendidik, membimbing, mengarahkan, jika ada yang kurang atau salah yang akan benarkan dan mengarahkan ini sudah disiplin cuman ada beberapa anak yang belum disiplin, disiplin sangatlah penting (Observasi. Kelas X TKR SMK N 1 Pekalongan. 03 Juni 2023). Guru PAI yang dalam hal ini juga melaksanakan tugas pembelajaran pendidikan agama termasuk kedisiplinan siswa berusaha menjalankan peran sebagai guru kelas dalam meningkatkan kedisiplinan kepada peserta didik. Dengan berbagai hal yang dilakukan dalam mengarahkan dan membimbing serta memberikan motivasi agar peserta didik mempunyai kedisiplinan belajar serta dapat menjadi anak yang baik. Yaitu selalu patuh kepada guru dan orang tua, selalu berperilaku sopan dan baik, serta kasih sayang kepada sesama teman. Dan menaati peraturan sekolah yang ada.” Berbagai hal yang telah dilakukan guru PAI di SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur agar dapat menjalan kan perannya sebagai guru dalam meningktakan kedisiplinan belajar peserta didik. Membicarakan disiplin sekolah tidak bisa lepas dari berbagai persoalan mengenai perilaku negatif peserta didik seperti kedisiplinan siswa yang kurang begitu baik seperti berpakaian yang kurang rapi, dan tentunya tata tertib sekolah dilanggarnya. Dengan hal tersebut di atas maka kedisiplinan adalah suatu hal yang penting yang harus dilakukan. Untuk itu peran guru PAI dalam membangun dan membina siswa untuk meningkatkan kedisiplinan adalah suatu hak dan kewajiban yang dilakukan di sekolah demi masa depan untuk siswasiswi yang ada di lingkungan sekolah. Dengan begitu kedisiplinan sekolah adalah kondisi dinamis yang mengandung suasana sadar, tertib dan aman pada diri personil sekolah diantaranya murid, guru dan karyawan staf lain yang diciptakan dan dikembangkan oleh semua pihak sekolah. METODE Peneliti memilih menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk memperoleh informasi yang relevan di lapangan. Metodologi kualitatif, seperti yang dikatakan Kirk dan Miller oleh Lexy J. Moleong (2012), adalah tradisi dalam sains yang mengandalkan observasi masyarakat di lingkungannya sendiri dan keterlibatan mereka dengan pemangku kepentingan, diskusi dan bahasa. Arief Furqon (2012) dalam bukunya Pengantar Kualitatif mengartikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tuturan, tulisan dan tingkah laku dari penelitian itu. Dalam penelitian kualitatif, metode observasi yang sering digunakan adalah pengambilan sampel, dan pengambilan sampel bola salju. Purposive sampling merupakan suatu metode pengambilan data sampel dengan tujuan tertentu. Misalnya keputusan ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mengetahui yang terbaik tentang apa yang kita inginkan, atau mungkin memang benar untuk memudahkan peneliti memperdalam objek/hubungan yang telah diteliti. Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel data yang dimulai dari jumlah kecil, namun semakin lama semakin besar. Hal ini dilakukan karena file berukuran kecil tidak dapat memberikan informasi yang cukup, maka carilah orang lain yang dapat menggunakannya untuk membuat file berukuran besar, seperti salju, dan lama kelamaan akan menjadi lebih besar (Moh. Nazir, 2013). Sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut responden, melainkan sumber atau partisipan. seorang pemimpin, sahabat dan guru dalam ilmu pengetahuan. Model dalam penelitian yang baik tidak disebut model, melainkan model, karena tujuan penelitian adalah untuk menciptakan suatu teori. Model dalam penelitian kualitatif disebut juga model, karena dari model data dimungkinkan untuk menghasilkan hasil yang sebelumnya tidak jelas. Teknik pengumpulan data, terdapat pula teknik analisis data. Analisis data adalah suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, menemukan, dan mengatur dokumen wawancara, transkrip, dan bahan lain yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber lain.standar pengumpulan data (Zainal Arifin, 2012). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data interaktif, yang mempunyai tiga langkah secara bersamaan, seperti: (1) reduksi data, (2) penyajian informasi, dan (3) menarik kesimpulan. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 14 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasi Penelitian Peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas X TKR SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yang meliputi peran guru dalam penanaman kedisiplinan siswa dalam menggunakan waktu, kedisiplinan dalam bertingkah laku, dan kedisiplinan dalam belajar. Ada beberapa poin tentang pembentukan kedisiplinan siswa yang dilihat dan dihasilkan dari peran seorang guru khususnya dalam penelitian ini adalah peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas X TKR SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yaitu: 1. Kriteria Guru PAI Guru PAI yang dibutuhkan di SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur adalah seorang guru yang memiliki pondasi keagamaan yang kuat, dalam artian pengetahuan akan ilmu-ilmu keislaman serta dalam prakteknya. bisa juga dikatakan sebagai profesional, karena guru di SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur ini selain bisa mengajar dan memberi nilai, juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Islam dari muridnya dengan jelas, tegas sampai murid benar-benar paham Dari situ terlihat keselarasan dengan pengertian guru yang dimaksudkan dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 tahun 2005). Keprofesionalan guru PAI di SMK N 1 Pekalongan juga dibuktikan dengan kemampuan mereka dalam memakai metode-metode pembelajaran yang variatif dan juga mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. 2. Peran Guru PAI Terdapat beberapa peran Guru PAI yang telah ditemukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Edukator Guru sebagai edukator maksudnya ialah guru sebagai pengajar dan pendidik yang profesional bagi peserta didik. Hal tersebut terlihat dari mahirnya guru PAI dalam mengajar menggunakan metode-metode yang bervariasi sesuai dengan materi yang disampaikan serta memakai media pembelajaran yang tersedia sebagai alat pendukung. Ada berbagai metode pembelajaran yang telah dirumuskan oleh para pakar pembelajaran, dan guru PAI di SMK N 1 Pekalongan telah memakai beberapa diantaranya, seperti ceramah. Ceramah dilakukan dengan gaya bercerita dan diselingi dengan humor-humor yang menghibur supaya murid tidak jenuh. Diskusi, yaitu ketika guru membagi siswa dalam beberapa kelompok lalu memberi tema tentang makanan halal untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Dan dalam materi wudhu, guru lebih memilih metode simulasi, yaitu pura-pura melakukan perbuatan wudhu dengan diawasi oleh guru dan dibimbing supaya tata caranya benar. Beberapa metode tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam buku Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM karya Ismail SM. Dan sudah sejalan dengan pendapatnya yang mengatakan, dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran (Ismail SM, 2008). Metode pembelajaran sudah variatif dan menyenangkan, lalu dari segi media pembelajaran SMK N 1 Pekalongan memiliki fasilitas yang bisa dibilang lengkap dan memadai, memiliki lapangan yang luas, mushola yang luas, perpustakaan dan laboratorium-laboratorium. Tak jarang fasilitas-fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk membantu guru dalam pembelajaran. Seperti ketika praktek manasik haji, guru-guru PAI memanfaatkan lapangan yang luas ditambah dengan adanya replika ka’bah untuk simulasi thowaf. Materi wudhu dan sholat juga demikian. Guru mengajak murid-muridnya untuk langsung praktek di tempat wudhu dan mushola yang tersedia. Selain itu untuk pembelajaran di kelas guru juga kadang-kadang memakai LCD dan laptop untuk menayangkan gambar atau video serta power point yang berkaitan dengan materi. Dan terbukti dengan cara ini mampu menarik perhatian murid-murid sehingga antusias pada layar This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 15 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 yang berisikan materi yang diajarkan. Foto, gambar, video dan slide tersebut sesuai dengan yang tercantum sebagai hal-hal yang bisa menjadi media pembelajaran menurut (Azhar Arsyad, 2003). Kegunaan-kegunaan seperti lapangan untuk manasik, LCD untuk menampilkan gambar dan mampu menarik perhatian murid ini sejalan dengan pendapat Arif S. Sadiman dkk, tentang kegunaan media dalam proses belajar mengajar. Menurutnya, media berguna untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Serta penggunaan media yang bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik (Arif S. Sadiman, dkk, 2011). Dari situ terbukti bahwa Guru PAI di SMK N 1 Pekalongan tidak tertinggal dalam arti memiliki sikap dinamis dalam perkembangan dunia pendidikan. Setelah diamati, materi PAI yang diajarkan di SMK N 1 Pekalongan dibagi menjadi empat mata pelajaran, yaitu Qur‟an hadis, akidah akhlak, fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan bahasa Arab. Maka dari pelajaran-pelajaran itu membuktikan adanya keselarasan dengan pendapat Ismail SM. Inti dari materi PAI ada tiga, yaitu: Iman (akidah), ibadah dan akhlakul karimah (Ismail SM, 2008). Bukan hanya letterleg seperti yang ada pada buku pelajaran, guru juga menyelipkan materimateri tambahan seperti nasehat-nasehat dengan tujuan agar murid-murid terbiasa mendengar kebaikan-kebaikan yang akhirnya terbiasa melakukannya. b. Tutor Tutor dalam hal ini adalah Pembimbing atau pelatih yang mana guru PAI berperan melatih peserta didik dalam hal ibadah yang termuat dalam mata pelajaran fikih. Untuk merangsang peserta didik agar antusias dalam belajar. Dalam melakukan bimbingan, guru PAI di SMK N 1 Pekalongan menggunakan metode simulasi atau praktek untuk materi wudlu, shalat dan haji. Fakta tersebut selaras dengan pendapat Tohirin bahwa guru hendaknya membimbing siswa dalam memunculkan aktivitasnya. Berbagai aktivitas yang meliputi fisik dan psikis bisa dimunculkan dalam proses pembelajaran (Tohirin, 2005). 1) Pemimpin atau Leader Sebagai pemimpin guru tidak hanya menyuruh-nyuruh siswanya, namun dengan perannya sebagai leader tersebut guru bertugas mendorong peserta didiknya untuk menjadi insan yang lebih baik, selain itu ketika ada anak melanggar aturan di dalam kelas maupun aturan sekolah, guru adalah orang yang harus menegurnya karena menegakkan kedisiplinan juga merupakan tugas seorang pemimpin. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tohirin, guru berperan sebagai penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar seluruh siswa menegakkan disiplin dan ia pun terlebih dulu harus memberi contoh tentang kedisiplinan kepada seluruh siswanya. Guru juga menjadi pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan. Dengan kedisiplinan dan sikap tanggung jawab, anak-anak akan mudah untuk menjadi generasi yang baik bagi bangsa. 2) Mentor Mentoring atau kepengasuhan dilakukan guru PAI di SMK N 1 Pekalongan dengan cara mendampingi peserta didik dalam pelaksanaan program-program sekolah dari mulai masuk sekolah, apel pagi, makan siang, dan shalat berjamaah. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik tertib dan melakukan kegiatan dengan benar dan aman. Khususnya guru PAI memantau tata cara shalat peserta didik dan bila ada yang keliru maka akan dibimbing agar benar. Seperti yang diungkapkan Nasirudin, pendidik selama dalam waktu kepengasuhannya, bertanggung jawab atas keselamatan, keamanan, keterjagaan fitrah keagamaan dan berkembangnya potensi peserta didik baik pengetahuan, sikap maupun keterampilannya (Nasirudin, 2015). Demikianlah kepengasuhan dibutuhkan dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab anak. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 16 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 3) Motivator Disamping memindahkan pengetahuan pada peserta didik, pemberian umpan balik diperlihatkan oleh guru ketika menegur dan menasehati muridnya yang gaduh dan mengganggu temannya. Dan tidak hanya itu, guru PAI juga berperan sebagai motivator dan penasehat, seperti yang terlihat ketika guru memberikan motivasi dan nasehat-nasehat saat pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas ketika menjumpai anak yang berperilaku tidak baik. Hal itu sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali yang mengatakan guru bertugas memberikan nasehat mengenai apa saja demi kepentingan masa depan muridmuridnya. Dan memberikan nasehat kepada murid dengan tulus, serta mencegah mereka dari akhlak yang tercela. 4) Evaluator Evaluasi dalam pembelajaran ditunjukkan guru PAI ketika dengan cekatan mengganti metode pembelajaran karena dirasa pembelajaran tidak kondusif. Dan dalam penilaian sikap siswa dilakukan dengan cara pemberian tugas lalu menyiapkan reward and punishment. Adapun pemberian nilai ulangan atau ujian dilakukan guru PAI dengan apa adanya dalam artian tidak ditambah atau dikurangi, sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal. Hal tersebut selaras dengan pendapat bahwa guru haruslah amanah. Guru harus memberikan nilai dengan seobjektif mungkin. Pemberian nilai semata-mata didasarkan pada aspek-aspek yang menjadi wilayah penilaian yakni wilayah aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan (Nasirudin, 2015). Demikian guru PAI di SMK N 1 Pekalongan telah melaksanakan perannya sebagai evaluator. 5) Koordinator Sebagai koordinator guru PAI bertugas menyeragamkan do’a-do’a yang dipakai dan diajarkan pada peserta didik agar tercipta kekompakan saat berdo’a bersama. Hal tersebut selaras dengan manfaat adanya koordinasi. Melalui koordinasi setiap bagian yang menjalankan fungsi dengan spesialisasi tertentu dapat disatupadukan dan dihubungkan satu sama lain sehingga dapat menjalankan peranannya secara selaras dalam mewujudkan tujuan bersama. Dan bukan hanya dalam penentuan do’a, dalam menentukan materi PAI yang diajarkan pun juga dibutuhkan koordinasi antar sesama guru PAI. 6) Tauladan Berbagai bentuk keteladanan telah diberikan oleh para guru di SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur termasuk Kepala Sekolahnya. Dalam hal ibadah guru pada umumnya dan guru PAI khususnya langsung memberi contoh dengan sholat berjama’ah di awal waktu. Dalam hal disiplin waktu, guru memberi teladan dengan cara datang ke sekolah sebelum bel masuk dan saat jam mengajar datang ke kelas tepat waktu. Keramahan sebagai tanggung jawab antar sesama muslim juga dicontohkan ketika guru saling menyapa dengan salam dan senyum di koridor sekolah. Sebagai tanggung jawab akan kebersihan lingkungannya, siswa bisa meneladani perilaku gurunya yang memungut sampah ketika menjumpai sampah yang tidak pada tempatnya lalu dibuang ke tempat sampah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thomas Lickona. Menurutnya, guru dapat menjadi teladan dalam arti pribadi etis yang menunjukkan sikap hormat dan tanggung jawab, baik di dalam maupun di luar kelas (Thomas Lickona, 2013). Dan juga selaras dengan pendapat Imam al-Ghazali. Idealnya, sang pengajar harus terlebih dahulu berlaku lurus, setelah itu ia menuntun para murid untuk berlaku lurus pula. Kalau prinsip ini dilanggar, maka nasehat yang disampaikan menjadi tidak berguna. Sebab memberi keteladanan dengan bahasa sikap itu jauh lebih efektif daripada menggunakan kalimat atau nasihat secara lisan. Pada intinya, sikap dan perilaku guru-guru di SMK N 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur sudah baik dan bisa diteladani oleh murid-muridnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thomas Lickona yang mengatakan, guru dapat menjadi seorang pembimbing etis artinya memberi pengajaran moral dan pengarahan melalui penjelasan, diskusi, penyampaian cerita, menunjukkan semangat pribadi, dan memberikan umpan balik korektif ketika siswa mencoba menyakiti diri mereka sendiri atau menyakiti sesama mereka (Thomas Lickona, 2013). This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 17 Galuh Listiyanti, et. al ││ The Role of Islamic... Assyfa Journal of Islamic Studies, v(2)n(1), 2024, 11-18 KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah dilakukan penelitian ditemukan peran guru PAI, yaitu sebagai edukator, tutor, leader, mentor, motivator, koordinator, evaluator dan juga sebagai tauladan. Dengan perannya tersebut guru sembari menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab pada anak ketika pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan sekolah lainnya diluar kelas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tafsir, (2008). Perkembangan Pemikiran Manfaat Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Maestro. Arif S. Sadiman, dkk, (2011). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ashgabul Kirom, (2017). Peran guru dan rekan kerja Pendidikan di dalam buku Melalui itu Multikultural, Jurnal Nasional, Vol 3. No 1. Azhar Arsyad, (2013). Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo. Departemen Kepercayaan diri RI, (2011). Penghambatan Ini baik Pendidikan Kepercayaan diri Islam, Jakarta Serupa Anda, ( 2007). Pendidikan cim Nasihat Pendidikan Anak-anak Di dalam Waktu dunia, (Jakarta: PT. Gracindo Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Islami Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group. Semarang. Jaja Suteja, (2013). Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: CV Budi Utama. Johanes Purwanto, (2017). Kerja Meningkatkan Peringatan dari Hadiah dan hukuman sekolah dasar N Bandul 1 Negara Makanan miskin, Kertas TIDAK, Jil. 1. 2, Juhji, Bekerja Sangat cepat Guru Di dalam pendidikan, Kertas Riset Pendidikan volume. 10 Nomor 1 Tahun 2016 Latifa Husein, (2017). Profesional Guru Melakukan Guru Pakar, Yogyakarta. Lexy J Moleong, (2013). Proses Sedang belajar Kebaikan. Bandung: PT. Pemuda Rosda Karya. Lexy J. Moleong, 2012). Jalan Sedang belajar Ini Baik, Bandung: Rosdakarya. Lexy. J. Moleong, (2010)Metode Sedang belajar Darah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mursalin, Sulaiman, (2017).Karya Guru di dalam Bekerja Manajemen kelas dan kelompok Takut Berkali-kali Negara Syiah Kuala Banda Aceh Kota, Jurnal Nasional, Vol 2, No 1. Nasiruddin, (2015) Bisnis Alam Spiritualitas dan Kebijaksanaan), Semarang: CV. Karya Abadi Jaya. Rosma Elly, (2016). Hubungan Peringatan Tentang Kesuksesan Belajar Siswa Kelas V Sd Negri 10 Banda Aceh, Jurnal Dasar Pesona, Vol. 3.4. Rukaia Periklanan Hasibuan, (Januari 2017). Operasi Guru Di dalam pendidikan", Kertas Tidak. setiap tahun Departemen Universitas Ilmu Sosial Medan. Sugiono, (2012). Proses Penelitian Pendidikan, mencapai Statistik, Kualitas dan R&D. Alphabeta. Bandung. Suharsimi Arikunto, (2016), Metode Pembelajaran Sesuatu Mencapai Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Hak Cipta. Syafruddin Nurdin, Adriantoni, (2019). Profesional Guru, (Depo: Rajwali Persia. Thomas Lickona, (2013). Pendidikan Karakter, Nusa Media. Bandung. Tohirin, (2005). Psikologi Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wahid Murni dan Nur Ali, (2008). Penelitian tentang Pekerjaan Kelas, Agama dan Pendidikan juga Model Penelitian Ilmiah, UIN Malang. This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 18