Assyfa Journal of Islamic Studies ISSN: 2988-7399 Journal Homepage: https://www.journal.assyfa.com/index.php/ajis/index Implementasi Amaliyah Ahlussunnah Wal Jama’ah Dalam Mengatasi Perilaku Amoral Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak Remaja M. Zainal Abidin1, Mispani2, M. Yusuf3, Agus Setiawan4, Ririt Indah Wati5, Rani Darmayanti6 Universitas Ma’arif Lampung, Indonesia MI Sunan Ampel Arjosari, Indonesia 6) Yayasan Assyfa Learning Center Pasuruan, Indonesia 1, 2, 3, 4) 5) muhammadzainalabidin29@gmail.com Received: 16/05/2023 Accepted: 25/06/2023 Publications: 27/07/2023 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) dalam pembentukan karakter religius pada Risma Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan di Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang berkaitan dengan implementasi amaliyah ahlussunnah wal jama’ah dalam mengatasi perilaku amoral sebagai upaya pembentukan akhlak remaja. Peneliti dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai sumber informasi, menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh, kemudian dikumpulkan dan diolah agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Risma Gedung Karya Jitu melaksanakan beberapa programnya melalui kegiatan-kegiatan yang bernafaskan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Risma Gedung Karya Jitu dalam menjalankan kegiatannya melakukan sinergi demi terwujudnya tujuan yang diinginkan yakni memahami ilmu keagamaan, meningkatkan akhlaq yang mulia sehingga diharapkan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Implementasi, Amaliyah Aswaja, Perilaku Amoral, Akhlak Remaja Abstract The purpose of this study was to determine the implementation of the values of ahlussunnah wal jama'ah (aswaja) in the formation of religious character in Risma Desa Gedung Karya Jitu, South Rawa Jitu District, Tulang Bawang Regency. This research is a field research conducted in Gedung Karya Jitu Village, South Rawa Jitu District, Tulang Bawang Regency, which is related to the implementation of amaliyah ahlussunnah wal jama'ah in overcoming immoral behavior as an effort to form adolescent morals. Researchers in collecting the necessary data as a source of information, using observation techniques, interviews and documentation. From the data obtained, then collected and processed so that a conclusion can be drawn. Based on the results of the research, it can be concluded that Risma Gedung Karya Jitu implements several of its programs through activities that reflect the teachings of ahlussunnah wal jama'ah. Risma Karya Jitu Building, in carrying out its activities, synergizes for the realization of the desired goals, namely understanding religious knowledge, increasing noble morals so that it is expected to be able to implement them in everyday life. Keywords: Implementation, Amaliyah Aswaja, Immoral Behavior, Adolescent Morals . PENDAHULUAN Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Ardiansyah, 2019; Masduki & Masduki, 2020). Selanjutnya, mengenai akhlak dapat diartikan sebagai “suatu ilmu yang menjelaskan M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan yang harus diperbuat.” Mengenai akhlak, dalam Al-Qur’an telah disebutkan dalam Surat Al-Qalam Ayat 4 sebagai berikut: ‫عظِ يْم‬ َ ‫َوإِ ًّنكَ لَعَلَى ُخلُق‬ Artinya : Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung (Q.S. AlQalam, 4) Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir menafsirkannya sebagai berikut: Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya, dari hadits Qatadah yang cukup panjang. Dan itu berarti bahwa Nabi Muhammad menjadi percontohan Al-Qur’an, baik dalam hal perintah, larangan, sebagai karakter sekaligus perangai beliau. Beliau berperangaikan Al-Qur’an dan meninggalkan perangai yang beliau bawa sejak lahir. Apapun yang diperintahkan Al-Qur’an, maka beliau pasti akan mengerjakannya, dan apapun yang dilarangnya beliau pun pasti akan menghindarinya. Dan itu disertai pula dengan apa yang diberikan Allah kepada beliau berupa akhlak yang sangat agung, yaitu rasa malu, pemurah, pemberani, pemberi maaf lagi sabar, serta semua akhlak mulia. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (memiliki kemampuan dasar) untuk berkembang sesuai dengan pengaruh yang diterimanya (Iskandar, 2021; Strategi et al., 2021). Jika pengaruh yang diterimanya baik, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi baik. Sebaliknya jika pengaruh yang diterimanya buruk, maka ia akan tumbuh menjadi buruk. Pembinaan terhadap fitrah itu merupakan tanggung jawab para pendidik utamanya adalah orang tua dalam rumah tangga, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits sebagai berikut: ْ ‫علَى ْالف‬ ‫ِط َرةِ فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِودَا ِن ِه‬ ُ ‫ع ْنهُ قَا َل قَا َل َر‬ َ ُ‫سلَّ َم َما مِ ْن َم ْولُ ْود إِلَّ ي ُْولَد‬ َ ُ‫صلَّى للا‬ َ ُ‫ي للا‬ ِ ‫ع ْن ا َ ِب ْي ه َُري َْرة َ َر‬ َ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل للا‬ َ ‫ض‬ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ْ ْ‫ل‬ ْ َ ُ َ ‫ض‬ ‫ر‬ َ ‫ة‬ ‫ْر‬ ‫ي‬ ‫ُر‬ ‫ه‬ ‫ُو‬ ‫ب‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ْ ‫ف‬ ‫ُّو‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ي‬ ْ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ي‬ ْ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ج‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫َص‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫و‬ َ‫ن‬ َ ُ ُ ِ‫م‬ ِ ِ‫ح‬ ِ ِ ِ ِ ُ ْ ِ‫ع ْنهُ فِط َرة َ للا‬ َ َ َ َ ُ‫ي للا‬ ِ ْ ْ َ ْ ْ ِ َ َ َ َّ ِ َ َ َ َ َ َ ِ َ ِ َ َ َ َ َ َ َ َ‫الَّتِي ف‬ )‫الد ْي ُن اْلقَ ِي ُم (متفق عليه‬ ِ َ‫ق للاِ ذَلِك‬ َ ‫اس‬ َ ‫ط َر ال َّن‬ ِ ‫علَ ْي َها لَ تَ ْب ِد ْي َل ِلخ َْل‬ Artinya: ”Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada dari seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah (Q.S. ar-Rum: 30). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (agama Allah). (HR. Muttafaq ‘Alaih). Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin memberikan definisi yang lebih rinci tentang akhlak yaitu : ‫غي ِْر َحا َجة إِلَى فِ ْكر َو َر ِويَّة‬ َ ‫س ُه ْولَة َويُسْر مِ ْن‬ ْ َ‫ع ْن َها ت‬ ُ ‫صد ُُر اْأل َ ْفعَا ُل ِب‬ َ ‫ع ْن َه ْيئَة فِى ال َّن ْف ِس َرا ِسخَة‬ َ ‫ارة‬ َ ‫”ا َ ْل ُخلُ ُق ِع َب‬. Artinya : Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Definisi Al-Ghazali di atas memberikan suatu pemahaman, bahwa di dalam akhlak terdapat dua persyaratan, yaitu pertama, sifat-sifat yang tertanam di dalam jiwa itu bersifat konstan (tetap), dalam arti tidak terjadi secara jarang-jarang atau tiba-tiba. Kedua perbuatan yang ditimbulkan dari sifat-sifat tersebut dilakukan dengan mudah dan gampang, dalam arti perbuatan itu menjadi kebiasaan dan bukan suatu paksaan. Walhasil dapat disimpulkan bahwa karakter atau akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya akan lahir segala macam perbuatan, yang baik maupun yang buruk. Manakala perbuatan yang lahir itu baik menurut agama dan akal, maka dinamakan akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah), sebaliknya jika perbuatan yang lahir itu buruk menurut agama dan akal, maka dinamakan akhlak tercela (akhlaqul madzmumah). Pergaulan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang segala hal yang berhubungan dengan orang lain (Atmaja & Wardana, 2022; Ghofarrozin & Janah, 2021; Mufidah et al., 2019). Kata pergaulan berasal dari ‘gaul’ yang berarti hal bergaul, sedangkan kata pergaulan memiliki arti: ’hal bergaul‘, atau ‘kehidupan bermasyarakat’. Pergaulan itu sendiri terbagi menjadi dua macam, pergaulan yang negatif dan pergaulan yang positif (Chotimah, 2020; Falikul Isbah, 2020; Wulandari et al., 2019). This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 52 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 Pada perkembangan zaman saat ini yang tampak jelas memang pergaulan negatif yang lebih mengarah kepada para remaja dalam bertingkah laku di dalam kehidupan sosial (Asror Yusuf & Taufiq, 2020; Hidayah, 2021). Sedangkan pergaulan yang bersifat positif jarang sekali diperlihatkan para remaja di dalam kehidupan sosialnya (Abdulwahid, 2021; Nurhayati & Asikin, 2021), karena remaja banyak terpengaruh di dalam lingkungan khususnya (Aini & Fitria, 2021; Mahmudi, 2018). Dimana para remaja harus bisa memilih dan mengikuti suatu pergaulan yang mana menurutnya adalah suatu yang baik atau positif. Perkembangan masa remaja ditandai dengan perannya sebagai periode peralihan dan perubahan. Menjalani periode-periode ini (Anhar et al., 2023; Rifani, 2021; Ritonga et al., 2021), remaja memerlukan panduan sebagai tolak ukur dalam menilai keberhasilan perkembangan, yang disebut sebagai tugas-tugas perkembangan. Ketika tugas-tugas perkembangan dapat dilalui oleh remaja berarti mereka berhasil dalam melakukan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial, sedangkan apabila remaja tidak mampu melewati tugas-tugas perkembangan dengan baik mereka akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian yang mengakibatkan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial menjadi buruk. Sehubungan dengan perkembangan zaman saat ini maka sebagai remaja harus bisa menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peranan orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan seharihari anaknya (Fauza et al., 2023; Hasanah, Syaifuddin, et al., 2022; Muhammad et al., 2023), dengan memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Demikian juga dengan remaja saat ini yang sudah tidak lagi memandang norma–norma yang berlaku (BPA Maryanto et al., 2023; GC Pratama et al., 2023; Safitri et al., 2023). Semuanya tampak berdasarkan fakta yang sesuai dengan kejadian yang menimpa banyak remaja saat ini yang sudah terpengaruh oleh pergaulan seks bebas (ASB Lestari et al., 2023; LM Rachmawati et al., 2023). Tidak adanya kesadaran dari para penerus bangsa terkhusus para pemuda dan remaja yang terpelajar, yang mana mereka tidak mampu mengontrol dan mengendalikan arus zaman sehingga akan ikut terseret ke jurang-jurang yang akan menghancurkan kehidupan dari masyarakat (Faridatul et al., 2023; Mustakim et al., 2023; Segara et al., 2023). Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua dalam pergaulan anak dapat menyebabkan anak mencari kesibukan di luar rumah (Behaghel, 2017; Ubaidillah, 2020). Keadaannya semakin mengkhawatirkan, karena jenis tindakannya semakin meningkat seperti kebut-kebutan, seks bebas, perkelahian (tawuran), perusakan rumah, kantor maupun sekolah bahkan yang lebih berbahaya lagi jika anak tersebut sampai menjadi pengedar dan pengguna narkoba atau hingga membunuh seseorang. Oleh karena itu peran keluarga sangat penting dalam masalah ini. Selanjutnya, berbicara mengenai Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Aswaja) masih menjadi tema pembahasan yang unik dalam perspektif kajian akademik, sehingga tetap menarik untuk dikaji secara mendalam. Keunikan itu setidaknya disebabkan oleh beberapa kenyataan: 1. Aswaja menjadi sebuah identitas teologis yang diperebutkan oleh berbagai aliran maupun organisasi Islam, tetapi pada sisi lain ia seringkali dituduh sebagai penyebab kemunduran umat Islam; 2. Substansi Aswaja masih menjadi pemahaman yang kontroversial di kalangan pemikir-pemikir Muslim; dan 3. Pemahaman Aswaja ternyata belum tuntas di kalangan tokoh-tokoh Islam. Mujamil Qomar menambahkan dalam tulisannya: Dalam skala nasional Aswaja menjadi nama sebuah organisasi yaitu Laskar Jihad Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipimpin oleh Umar Ja’far Thalib yang sekarang telah bubar, sebagai paham yang dianut NU dan dimasukkan dalam Anggaran Dasar, dikalim sebagai salah satu keputusan Majlis Tarjih Muhammadiyah meskipun menggunakan redaksi yang agak berbeda yaitu Ahl al-Haq wa al-Sunnah, dan Persatuan Islam (PERSIS) melalui KH. E. Abdurrahman menyatakan diri lebih berhak menyandang sebutan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah daripada NU karena PERSIS selalu berusaha menghilangkan bid’ah dalam agama serta melaksanakan ajaran Islam yang sebenarnya. Sedangkan dalam skala internasional, para pengikut Wahabi di Saudi Arabia sangat gigih mengklaim sebagai paling Ahlussunnah. Selanjutnya, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi. Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan, This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 53 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 akan tetapi melalui kegiatan pengajian menggunakan media dakwah ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam sebagai pedoman hidupnya. Rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh remaja di Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang yakni untuk merubah dari yang buruk kepada yang baik. Hal ini dimaksudkan guna merubah pandangan pola fikir dan sikap yang kurang baik seperti persoalan seks, kekerasan, obat-obatan, dan problem psikologis. Adapun pelaksanaan kegiatan berjalan dalam satu sistem, yakni keterkaitan satu unsur dengan unsur yang lain seperti meningkatkan akhlaq yang mulia, meningkatkan pemahaman agama, baik aspek aqidah, ibadah, maupun mu’amalah, menerapkan ajaran Islam dalam lapangan sosial, pendidikan, budaya, kesehatan, dan lain sebagainya, mendorong para remaja untuk melihat ke masa depan, bahkan masa depan Islam. Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan diketahui bahwa remaja di Desa Gedung Karya Jitu memiliki berbagai kegiatan yang bertujuan membentuk generasi yang Islami. Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diagendakan sebagai rutinitas, dalam suatu kesempatan, para remaja juga dibekali pengetahuan tentang bahayanya perilaku amoral. Pentingnya menumbuhkan sikap menjauhi perilaku amoral benar-benar diterapkan di kalangan remaja Desa Gedung Karya Jitu. Mereka juga diberi pengetahuan tentang amaliyah-amaliyah yang sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Namun pada kenyataannya, ada beberapa remaja yang walaupun sudah mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan memperoleh pengajaran tentang Amaliyah Aswaja, masih melaksanakan aktivitas-aktivitas yang menyimpang seperti minum-minuman keras, tidak shalat, membolos sekolah, melawan orang tua dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik lebih lanjut untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil judul “Implementasi amaliyah ahlussunnah wal jama’ah dalam mengatasi perilaku amoral Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak Remaja (Studi Pada Risma di Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang)”. METODE Jenis penelitian ini adalah peneilitian lapangan (field research), yaitu penelitian kasus bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interiaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Penelitian lapangan ini dilaksanakan di Desa Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang berkaitan dengan implementasi amaliyah ahlussunnah wal jama’ah dalam mengatasi perilaku amoral sebagai upaya pembentukan akhlak remaja. Penelitian yang akan peneliti laksanakan merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mengungkapkan gejala-gejala yang tampak dan mencari fakta-fakta khususnya mengenai masalah yang akan peneliti teliti dalam penelitian ini yaitu implementasi amaliyah ahlussunnah wal jama’ah dalam mengatasi perilaku amoral sebagai upaya pembentukan akhlak remaja. Informan dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang dianggap tahu dan paham tentang pembahasan yang diteliti. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu, tokoh masyarakat, warga dan beberapa risma Desa Gedung Karya Jitu. Data yang peneliti butuhkan didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah agar dapat ditarik suatu kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kondisi sebagian masyarakat di banyak mayoritas daerah, khususnya para remaja banyak yang tidak peduli adanya kegiatan keagamaan yang diadakan di lingkungan masyarakat seperti pengajian. Masyarakat cenderung bersifat individualis dan lebih suka dengan hal-hal yang baru yang bersifat keduniawian sehingga mengakibatkan masyarakat meninggalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan itulah berbagai organisasi Islam dan lembaga dakwah seperti Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu memiliki peluang melakukan peran dalam memberdayakan manusia dan masyarakat dalam menyelesaikan problem-problem masyarakat. Dalam aktivitas dakwah Risma yang berada di This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 54 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 Kelurahan Gedung Karya Jitu ini merupakan tempat untuk menimba ilmu pengetahuan agama bagi masyarakat khususnya Remaja masjid. Aktivitas dakwah Risma yang berada di Kelurahan Gedung Karya Jitu dilaksanakan dalam proses edukatifnya dititik beratkan pada pembinaan akhlak yang sesuai dengan syariat yang telah dianjurkan oleh Allah SWT dan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga pada akhirnya diharapkan para Remaja masjid yang aktif dalam mengikuti aktivitas dakwah Risma dapat meningkatkan nilai- nilai ajaran Islam, mengetahui sikap, peran dan perilaku seorang Remaja masjid yang sesuai dengan ajaran Islam serta menjadikan perilaku keagamaanya menjadi lebih baik dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang diketahui bahwa pada hakikatnya Islam adalah agama dakwah, yakni agama yang senantiasa memberikan tugas atau kewajiban kepada seluruh umatnya untuk menyebarluaskan ke seluruh penjuru dunia sebagai rahmat bagi seluruh alam, sehingga Islam menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua manusia bilamana ajaran Islam yang mencakup segala aspek kehidupan itu dijadikan pedoman hidup serta dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Hal ini disebabkan karena, esensi dakwah adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan, mengubah struktur masyarakat dan budaya dari berbagai bentuk kedhaliman kearah keadilan, dari kebodohan dan keterbelakangan kearah kecerdasan dan kemajuan, kemiskinan kearah kemakmuran yang kesemuanya itu dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat pada puncak ketaqwaan. Banyak kegiatan keagamaan yang telah berjalan di Kelurahan Gedung Karya Jitu seperti pengajian triwulan, pengajian Hari Besar Islam dan yasinan rutinan. Karena melihat banyaknya remaja masjid di Kelurahan Gedung Karya Jitu akhirnya dibentuklah sebuah kegiatan-kegiatan keagamaan seperti belajar dakwah, bakti sosial, yasinan rutinan bagi tingkat remaja dan lain sebagainya. Adapun kegiatan-kegiatan yang menjadi rutinitas Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu adalah sebagai berikut: Kegiatan Mingguan: Malam Jum’at : Kegiatan pengajian rutin/yasinan. Malam Rabu : Sima’an Qur’an, Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Kegiatan Bulanan: Minggu pertama: Latihan Hadroh Tiga Bulanan berpusat di Masjid pokok, Kerja bakti, Olahraga rutin (futsal) Kegiatan Tahunan Bekerjasama dengan Majlis Ta’lim dan TPA se-Kelurahan Gedung Karya Jitu mengadakan Perlombaan Songsong Ramadhan antar TPA. Bekerjasama dengan seluruh warga Kelurahan Gedung Karya Jitu menyiapkan dan memfasilitasi untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan melakukan wawancara dengan beberapa responden di antaranya Abah Syamsul Arifin (Tokoh Agama), Bapak Sutoro (Lurah Gedung Karya Jitu), Ibu Wahyuning Setyowati (Orang Tua), Ibu Maryati (Orang Tua), M. Siddik Firdaus (Ketua Risma), Vera (Risma), Erika Amelia (Risma) dan Bela (Risma). Adapun hasil wawancara dengan beberapa responden tersebut adalah sebagai berikut: Abah Syamsul Arifin (Tokoh Agama) Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Abah Syamsul Arifin selaku tokoh agama, ia menjelaskan bahwa hal-hal yang dilakukan dalam menyebarkan syiar Islam di Kelurahan Gedung Karya Jitu dapat dilihat dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang ada. Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu merupakan wujud dari syi’ar Islam di Kelurahan tersebut yang telah dapat diwujudkan. Pada mulanya hal pertama yang ia lakukan adalah pendekatan terhadap masyarakat melalui rapat dan musyawarah perihal agenda yang diajukan. Selain itu hal tersebut ia bicarakan lebih lanjut dengan tokoh masyarakat setempat guna memperoleh dukungan atas kegiatan-kegiatan yang akan diadakan. Selain itu ia membuka TPA bagi anak-anak yang ingin belajar mengaji. Mengenai metode yang digunakan dalam berdakwah, ia mengaku sebenarnya tidak ada metode khusus yang digunakan. Dari banyaknya metode ia gabungkan sehingga kegiatan dan pengajaran yang berlangsung tidak terkesan monoton. Selain itu, apabila ada masukan mengenai perbaikan dan evaluasi sistem, jika itu dipandang lebih efektif maka akan diterapkan. Respon masyarakat tentang kegiatan-kegiatan yang berlangsung sejauh ini sangat positif. Masyarakat selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan selama This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 55 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 kegiatan tersebut positif. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung merupakan andil dan campur tangan dari semua pihak sehingga kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun. Di samping itu, sistem yang telah berjalan merupakan sistem yang memang telah dimusyawarahkan dan telah disepakati oleh semua anggota rapat. Berlakunya ajaran Islam Ahlussunah Waljama’ah yang mana sebagian besar masyarakat Kelurahan Gedung Karya Jitu merupakan warga Nahdliyin baik yang secara formal maupun non formal dalam arti tidak mempunyai anggota ajaran kebatinan, tarekat yang sesat dan fahaman syiah, dan mereka yang bernaung di bawah naungan syiar Masjid Baitul Muslimin senantiasa ingin agar ajaran Ahlussunah Waljama’ah tetap menjadi acuan orang dalam pengamalan agamanya. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Kelurahan Gedung Karya Jitu juga tidak lepas dari andil tokoh masyarakat sebagai Lurah setempat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah Gedung Karya Jitu, ia menjelaskan bahwa setiap ada kegiatan masjid terutama kegiatan keagamaan, ia selalu dimintai tanda tangan untuk izin pengadaan kegiatan. Selain itu, ia juga biasanya diminta untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Selama kegiatan yang akan diadakan itu adalah permintaan dari warga dan kegiatan tersebut positif ia mengatakan akan mengusahakan untuk hadir, kecuali ada agenda mendadak yang tidak bisa diwakilkan berkenaan dengan tugasnya sebagai Lurah. Biasanya, apabila kegiatan itu melibatkan andil aparat Kelurahan, ia selalu diminta untuk memimpin rapat. Akan tetapi apabila hanya kegiatan organisasi yang bersifat rutin maka ia tidak dimintai untuk memimpin rapat. Bapak Sutoro (Lurah) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutoro selaku Lurah Gedung Karya Jitu, beliau menjelaskan: Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus masjid, selama kegiatan tersebut positif, ia selaku Lurah mendukungnya. Bentuk dukungan yang ia berikan selain bersifat materi, juga jaminan keamanan atas berlangsungnya kegiatan tersebut. Tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Masjid Baitul Muslimin diketahui bahwa beliau dimintai izin setiap akan ada kegiatan masjid. Selain itu, beliau diminta untuk memimpin rapat dan menghadiri kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan. Dukungan juga diberikan oleh Lurah demi suksesnya acara selama kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan positif. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Risma dibagi menjadi dua yakni kegiatan yang bersifat internal dan kegiatan yang bersifat eksternal. Kegiatan yang bersifat internal di antaranya pembinaan remaja muslim cerdas, kreatif, dan bertaqwa, Pembinaan intensif (rutin) bagi para anggota Risma di bidang keorganisasian, Tarbiyah pengurus, dan penyaluran bakat. Sedangkan kegiatan yang bersifat eksternal di antaranya Bakti sosial, Syi’ar Islam, Seminar Remaja Muslim, dan Kegiatan positif lainnya. Ia menambahkan, hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam setiap kegiatan adalah musyawarah. Oleh karena itu perlu adanya ide-ide serta gagasan dari setiap anggota demi terwujudnya kegiatan yang akan dilaksanakan. Ia bersyukur bahwa sejauh ini, setiap Risma mengadakan kegiatan, para remaja masjid selalu ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Namun ada juga sebagian remaja yang tidak mengikuti kegiatan dengan beberapa alasan entah itu alasan pekerjaan atau keluarga. Kegiatan dakwah yang diadakan Risma untuk remaja Kelurahan Gedung Karya Jitu lebih ditekankan pada peningkatan akhlak dan pengembangan bakat di antaranya pengajian mingguan, seni hadhroh, pengajian TPA, latihan pidato, seminar remaja muslim dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan diharapkan akan terbentuk remaja yang mempunyai budi pekerti luhur yang Islami, bertanggungjawab, disiplin dan dapat menyalurkan bakatnya. Adapun perkembangan dan perubahan remaja setelah mengikuti aktivitas dakwah dapat dilihat bahwa banyak remaja di Kelurahan Gedung Karya Jitu yang mengalami perubahan setelah mengikuti aktivitas dakwah baik perubahan akhlak yang lebih baik, perilaku yang disiplin serta pikiran yang lebih maju. Selain itu, masyarakat juga mengakui bahwa dengan adanya kegiatan-kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Risma, para remaja lebih menunjukkan perilaku dan sikap yang lebih positif. Ibu Maryati Menurut hasil wawancara dengan Ibu Maryati yang juga merupakan salah satu orang tua di Kelurahan Gedung Karya Jitu beliau menjelaskan bahwa sebelum mengadakan sebuah kegiatan terutama kegiatan dakwah, pengurus Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu dan anggota lainnya akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu membahs perihal agenda kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurutnya, musyawarah akan menentukan sukses tidaknya kegiatan tersebut. Karena musyawarah adalah salah satu cara yang tepat dalam menentukan keputusan kedepannya. Risma Kelurahan Gedung This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 56 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 Karya Jitu sangat mengutamakan musyawarah dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Karena pada dasarnya setiap orang mempunyai tujuan yang sama terlebih ini berkaitan tidak hanya dengan manusia namun dengan syi’ar Islam. Menurut beliau, sebelum pelaksanaan kegiatan, hal yang dilakukan oleh pengurus Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu adalah musyawarah dan pembentukan panitia untuk merundingkan siapa yang ditugaskan untuk bertanggungjawab dalam suksesnya acara yang akan diselenggarakan. Selain itu juga, jika ada kegiatan yang melibatkan aparat Kelurahan, maka dalam musyawarah tersebut akan mengundang Lurah setempat untuk memberikan keputusannya. Bagus Cahyo Purnomo (Senior Risma) Selain dakwah remaja dilaksanakan karena panggilan hati nurani untuk menyebarkan ajaran Islam pada seluruh manusia, juga dimotivasi oleh adanya tuntutan dari organisasi untuk selalu melakukan aktivitas dakwah. Keadaan ini relevan dengan tuntutan syarak sendiri yang mendidik penganutnya senantiasa berjamaah dan bermusyawarah. Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua Risma yang menjelaskan bahwa awal mula terbentuknya Risma ini adalah dipelopori dari keinginan dan dukungan semua pihak yang ada di Kelurahan Gedung Karya Jitu. Pengajuan pembentukan Remaja Islam Masjid (Risma) ini sebagai respon atas banyaknya minat dari masyarakat khususnya remaja yang menginginkan adanya perkumpulan remaja-remaja Islam. Ia mengaku sejak dibentuknya Risma hingga sekarang belum ada orang yang menggantikannya sebagai ketua. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu tidak lepas dari andil beberapa pihak. Remaja masjid merupakan pihak yang paling besar dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan remaja masjid Gedung Karya Jitu, mereka menjelaskan bahwa dalam setiap kegiatan mereka selalu mengupayakan untuk hadir karena kegiatan tersebut sangat penting bagi mereka, kecuali ada urusan mendadak yang menyebabkan mereka tidak bisa mengikuti acara tersebut. Adapun yang memotivasi mereka dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Risma adalah teman-teman sebaya mereka yang aktif mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan tersebut menurut mereka merupakan ajang berkumpul anak-anak seumuran mereka dan untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki. Nilai keagamaan yang dapat mereka pelajari setelah mengikuti kegiatan dakwah yang diadakan Risma banyak sekali. Melalui kegiatan dakwah tersebut mereka mengaku lebih memahami ilmu-ilmu agama yang berkenaan dengan ubudiyah, tauhid, fiqih dan lain sebagainya. Selain itu, mereka memperoleh pengetahuan bagaimana menghormati orang yang lebih tua atau lebih muda dari mereka, bagaimana cara bermasyarakat yang baik dan masih banyak lagi nilainilai agama lainnya. Menurut mereka, kegiatan-kegiatan dakwah yang diadakan oleh Risma sangat berpengaruh bagi remaja khususnya dan umumnya bagi masyarakat Kelurahan Gedung Karya Jitu. Dampak positif yang ditimbulkan setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut telah dirasakan oleh seluruh warga. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden di atas dapat dipahami bahwa para remaja masjid mayoritas selalu mengikuti kegiatan-kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh Risma. Mereka selalu berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Motivasi yang besar timbul karena mereka beranggapan bahwa kegiatan dakwah Risma merupakan ajang berkumpul dan mengembangkan ide pikiran dan bakat yang dimiliki. Dampak yang ditimbulkan kegiatan dakwah tersebut pun sangat positif dirasakan oleh para remaja dan masyarakat. Pembahasan Penelitian Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan perpikir. Pemahaman merupakan proses perbuatan dan cara memahami. Dalam pembentukan akhlak melalui pemahaman ini, dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku dan akhlak seseorang. Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau di atas jembatan goyang (Bear, 2018; Feir, 2016), yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan (Humaidi et al., 2022; Inganah et al., 2023; Sugianto et al., 2022), dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri (Hefner, 2016; Osborne, 2019). Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama (Hasanah, In’am, et al., 2022), pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya sehingga apa yang diterimanya dari masa kecil itu menjadi keyakinan yang dipegang This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 57 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 melalui pengalaman-pangalaman yang dirasakannya (Dellyana, 2020; Mudzkiyyah, 2022). Penerapan yang dilakukan pada Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu melalui implementasi nilainilai aswaja dengan menggunakan metode ceramah, dan demostrasi, dengan menggunakan metode tersebut secara tidak langsung akan tertanam pada diri Risma Gedung Karya Jitu karakter yang sesuai dalam standar karakter. Melalui materi-materi yang diajarkan dan langsung mempraktekkannya, kemudian juga dapat memberikan pendidikan di luar materi seperti halnya mengajari Risma Gedung Karya Jitu dalam bersikap kepada sesama serta bagaimana hidup di masyarakat yang baik. Tidak hanya itu, para pengurus Risma memberikan contoh yang baik secara langsung kepada para remaja Gedung Karya Jitu. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan juga dapat membentuk karakter para anggota Risma Gedung Karya Jitu. Pembentukan karakter Risma Gedung Karya Jitu ini sejalan dengan Firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 13: ١٣﴿ ‫ق إِ َّن ُه ْم فِ ْت َية آ َمنُوا ِب َر ِب ِه ْم َو ِزدْنَاهُ ْم هُدى‬ َ ُّ‫﴾نَحْ ُن َنقُص‬ ِ ‫علَيْكَ َن َبأَهُم ِب ْال َح‬ Artinya: Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; (Q.S. Al-Kahfi: 13) Dalam Islam, tujuan hidup umat manusia tidak sebatas untuk mencapai kebahagiaan kehidupan dunia semata, namun juga pencapaian kebahagiaan akhirat. Islam merupakan pencerah yang membawa keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat, yakni dalam hal ini adalah “Hablu minallah” dan “Hablu minan-Naas”. Pemahaman ini dilakukan dengan menginformasikan tentang hakikat dan nilai-nilai kebaikan yang terkandung didalam obyek itu. Setelah memahami dan meyakini bahwa obyek akhlak itu mempunyai nilai, kemungkinan besar sipenerima pesan itu akan timbul perasaan suka atau tertarik dalam hatinya selanjutnya akan melakukan tindakan yang mencerminkan akhlak tersebut. Proses pemahaman melalui orang lain dapat dilakukan melalui proses pengajaran dengan berbagai metode seperti ceramah, cerita, diskusi, nasihat, penugasan dan lain sebagainya. Implementasi nilai-nilai Aswaja NU pada Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu yaitu mewujudkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan kepribadiannya sehingga dapat terjadi kenyamanan, keharmonisan dan tentram dalam lingkungan masyarakat. Pembekalan nilai-nilai Aswaja pada Risma Gedung Karya Jitu merupakan wujud dakwah syi’ar Islam yang sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 119-120: ‫ارى َحتَّى تَتَّ ِب َع مِ لَّتَ ُه ْم‬ ْ َ ‫ع ْن أ‬ ِ ‫ص َحا‬ َ ‫ضى‬ َ ‫﴾ َولَن ت َْر‬١١٩﴿ ‫ب ْال َجحِ ِيم‬ َ ‫ق َبشِيرا َو َنذِيرا َولَ ت ُ ْسأ َ ُل‬ َ ‫ِإ َّنا أ َ ْر‬ َ ‫ص‬ َ ‫عنكَ ْال َي ُهودُ َولَ ال َّن‬ ِ ‫س ْلنَاكَ ِب ْال َح‬ ْ ْ ْ َّ َ ُ َ َ َّ َ ْ َّ ْ‫ل‬ ُ ١٢٠﴿ ‫َصير‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ِي‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫للا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ِل‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ج‬ ‫ِي‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ُم‬ ‫ه‬ ‫اء‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫أ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ئ‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫َى‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫ُو‬ ‫ه‬ ‫للا‬ ‫َى‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ق‬ ﴾ َ‫ن‬ َ‫ن‬ َ‫ك‬ َ‫اءك‬ َ‫ْت‬ ِ‫م‬ ِ‫م‬ ِ‫م‬ َ ْ ِ َ َ ِ َ ِ ُ َ ِ َ َ ِ ِ َ َ َ Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al-Baqarah: 119-120) Organisasi dakwah merupakan unit sosial yang berusaha mencapai tujuan dakwah, karena hakekat organisasi ini tidak lain adalah mengejar atau mencapai tujuan dakwah. Namun rumusan tujuan yang ideal tidak hanya merumuskan hasil yang hendak dicapai. Tujuan organisasi harus dapat menggambarkan keadaan masa akan datang yang senantiasa dikejar dan diupayakan untuk diwujudkan oleh organisasi. Dengan demikian hendaknya tujuan menciptakan sejumlah pedoman bagi landasan kegiatan organisasi dan juga merupakan sumber legitimasi yang membenarkan setiap kegiatan organisasi serta eksistensi organisasi itu sendiri. Adanya Risma Gedung Karya Jitu merupakan wadah bagi para remaja untuk menggali potensi yang dimiliki agar terus berkembang. Melalui penanaman nilai-nilai Aswaja diharapkan para remaja mampu mengaktualisasikan diri mereka sebagai generasi pembawa perubahan yang terbungkus dalam balutan akhlakul karimah. Dakwah adalah pemberian informasi (berita), menyampaikan informasi, menyeru, mengajak dan memberi peringatan. Secara umum, pengertian dakwah menurut istilah adalah memberikan dan menyampaikan informasi tentang Islam yang benar, menyeru dan mengajak kembali kepada jalan yang This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 58 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 benar serta memberi peringatan pada manusia untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, dalam rangka mencapai tujuan hidup bahagia dunia dan akhirat. Pendidikan Aswaja yang diberikan kepada Risma Gedung Karya Jitu dengan mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawasuth dan i‘tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Ahlussunnah wal jama’ah (amar ma’ruf nahi munkar). Sebuah organisasi yang sudah terbentuk, dalam proses perjalanannya akan muncul kebutuhankebutuhan yang merupakan tujuan dari masing-masing komponen dari organisasi. Kepentingan tersebut berupa kepentingan organisasi sendiri untuk tetap eksis, berkembang dan mencapai tujuan, serta kepentingan individu-individu dalam organisasi untuk memperoleh sesuatu sesuai kepentingannya dalam bergabung dengan organisasi seperti kepuasan batin, status social, jaminan social dan juga kepentingan masyarakat sasaran dakwah untuk mendapat pelayanan keagamaan. Nilai-nilai Aswaja yang diajarkan pada Risma Gedung Karya Jitu meliputi membaca doa dan tadarus Al-Qur’an, mengucapkan salam ketika pulang atau keluar rumah untuk membiasakan patuh dan menghormati orang yang lebih tua. Selain itu, amaliyah yang juga diajarkan yakni pembacaan shalawat secara bergiliran dari rumah ke rumah dengan tujuan untuk meneladani sifat Nabi, serta rutinitas yasin dan tahlil setiap hari jum’at. Selanjutnya apabila melihat kegiatan yang sudah berlangsung di Risma Kelurahan Gedung Karya Jitu, kegiatan-kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan-kegiatan yang di dalamnya mengandung nilainilai ahlussunnah wal jama’ah yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Membaca permasalahan seperti apa yang menjadi keluhan orang tua atas anaknya, masalah apa yang dihadapi remaja, materi yang bagaimana yang mereka butuhkan. 2. Menganalisa potensi yang dimiliki remaja seperti bakat apa yang mereka miliki, kemampuan yang bagaimana yang perlu dikembangkan, dan tindakan seperti apa yang harus dilakukan. 3. Memperhatikan apa yang disampaikan dan yang dibutuhkan dari kegiatan dakwah seperti memahami materi yang disampaikan, manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari baik bergaul dengan keluarga, ataupun masyarakat. 4. Demontrasi setelah memperhatikan penjelasan dengan melatih tampil di depan orang banyak seperti latihan berpidato, latihan ceramah, berdiskusi, dan musyawarah. 5. Percobaan mengamalkan apa yang telah diperhatikan dan didemonstrasikan melalui perbuatan dan sikap seperti bagaimana cara bergaul yang baik dengan teman, bagaimana bertutur yang sopan dengan orang yang lebih tua atau lebih muda. Pembiasaan ini penting untuk diterapkan, karena membentuk akhlak dan rohani serta pembinaan aspek sosial seseorang tidaklah hanya sesekali dilakukan sehingga perlu adanya pembiasaan diri sejak usia dini. Disamping itu pembiasaan juga dibarengi dengan pengalaman, karena dengan pengalaman akan membentuk seseorang menjadi lebih berhati-hati dan mawas diri sehingga tidak melakukan halhal yang merugikan diri sendiri. Untuk terbiasa hidup teratur, disiplin, tolong menolong sesama manusia maka memerlukan latihan yang kontinyu setiap hari. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Risma di Gedung Karya Jitu sangat berperan besar dalam pembentukan karakter religius remaja. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Risma yang ada di Kelurahan Gedung Karya Jitu, remaja bisa menimba ilmu agama sebanyakbanyaknya dan digembleng menjadi remaja yang memiliki akhlak mulia yang berbasis nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah. Uswatun Khasanah merupakan pendukung terbentuknya akhlak yang mulia. Uswatun khasanah lebih mengena ketika muncul dari orangorang terdekat. Guru menjadi contoh yang baik bagi muridmuridnya, orangtua menjadi contoh yang baik bagi para anak-anaknya dan lain-lain. Disini bahwa guru tidak hanya memberi contoh tetapi juga harus menjadi contoh (uswatun khasanah). Dampak dari pengimplementasian nilai-nilai Aswaja kepada Risma Gedung Karya Jitu yang menjadikan akhlak atau karakter anggota Risma menjadi lebih baik. Dengan mengikuti kegiatankegiatan keagamaan yang ada, mereka mampu mengetahui, meyakini dan melestarikan ajaran Ahlussunah Waljama’ah, kemudian mampu mengenal dan mempedomani sumber-sumber hukum Islam, serta mampu mengenal dan mengetahui mazhab-mazhab dalam Islam. Amaliah atau pun sistem pendidikan khas ahlussunnah wal-Jamaah yang diberikan kepada Risma This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 59 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 Gedung Karya Jitu sangat diperlukan mengingat realita yang terjadi saat ini sangatlah bertolak belakang dengan tujuan pendidikan Islam. Para remaja cenderung mudah terpengaruh oleh pergaulan yang sangat menyimpang dari norma-norma agama, mereka ingin mendapatkan perhatian lebih dengan tampil beda. Oleh sebab itu pendidikan saat ini harus lebih diperhatikan lagi agar pergaulan para remaja tidak lagi menyimpang baik dari segi sikap maupun golongan. KESIMPULAN Setelah peneliti memperhatikan kondisi dan permasalahan di lapangan mengenai implementasi nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah dalam pembentukan karakter religius Risma Gedung Karya Jitu, kemudian menganalisis, dan mengolah data, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Risma Gedung Karya Jitu melaksanakan program kegiatannya dengan baik yang sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Risma Gedung Karya Jitu dalam menjalankan kegiatannya melakukan sinergi demi terwujudnya tujuan yang diinginkan yakni memahami ilmu keagamaan, meningkatkan akhlaq yang mulia sehingga diharapkan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari DAFTAR PUSTAKA Abdulwahid, K. S. (2021). Social Factor Effects on Linguistic Performance, Emotional and Spiritual Intelligence. International Journal of Islamic Educational Psychology, 2(1). https://doi.org/10.18196/ijiep.v2i1.11851 Aini, M., & Fitria, R. (2021). Character Education Management in Improving Education Quality in State Senior High School. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2). https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.2972 Anhar, J., Darmayanti, R., & Usmiyatun, U. (2023). Pengaruh Kompetensi Guru Agama Islam Terhadap Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Di Madrasah Tsanawiyah. Assyfa Journal of Islamic Studies, 1(1), 13–23. https://www.journal.assyfa.com/index.php/ajis/index Ardiansyah, M. Z. (2019). Pesantren Hybrid Worldview: Moderatisasi Paradigma Penalaran Keislaman dan Pemenangan Kontestasi Wacana Daring. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 7(1). https://doi.org/10.15642/jpai.2019.7.1.1-18 ASB Lestari, Wahyono, A., Anas, K., Nurmalasari, Y., Bibi, R., & Yunus, M. (2023). Plan-Do-See: Lesson Study-Based Differentiated Learning in Middle Schools. Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 85–92. http://www.journal.com/index.php/dpjpm Asror Yusuf, M., & Taufiq, A. (2020). The dynamic views of kiais in response to the government regulations for the development of pesantren. Qudus International Journal of Islamic Studies, 8(1). https://doi.org/10.21043/qijis.v8i1.6716 Atmaja, P., & Wardana, A. (2022). Peran Orema Al-Ikhlas Dalam Pemberdayaan Remaja Islam di Patukan Oleh. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 3(1), 1–14. Bear, U. R. (2018). The relationship of five boarding school experiences and physical health status among Northern Plains Tribes. Quality of Life Research, 27(1), 153–157. https://doi.org/10.1007/s11136-017-1742-y Behaghel, L. (2017). Ready for boarding? The effects of a boarding school for disadvantaged students. American Economic Journal: Applied Economics, 9(1), 140–164. https://doi.org/10.1257/app.20150090 BPA Maryanto, LN Rachmawati, Muhammad, I., & Sugiyanto, R. (2023). Kajian Literatur: Problematika Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Delta-Phi: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(2), 93–106. Chotimah, H. (2020). Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi Umat Melalui NU-Preneur. JIES : Journal of Islamic Economics Studies, 1(2). https://doi.org/10.33752/jies.v1i2.198 Dellyana, D. (2020). Capturing the velocity of sharia economy through an Islamic boarding school’s (Pesantren) B2B e-commerce. Handbook of Research on Innovation and Development of ECommerce and E-Business in ASEAN, 457–484. https://doi.org/10.4018/978-1-7998-49841.ch023 Falikul Isbah, M. (2020). Pesantren in the changing indonesian context: History and current developments. Qudus International Journal of Islamic Studies, 8(1). This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 60 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 https://doi.org/10.21043/QIJIS.V8I1.5629 Faridatul, I., Afifah, A., & Nurmalitasari, D. (2023). Penerapan Media Komik Matematika Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 28–34. https://www.journal.assyfa.com/index.php/JPTK/ Fauza, M., Inganah, S., Sugianto, R., & Darmayanti, R. (2023). Urgensi Kebutuhan Komik: Desain Pengembangan Media Matematika Berwawasan Kearifan Lokal di Medan. Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 130–146. http://www.journal.com/index.php/dpjpm Feir, D. L. (2016). The long-term effects of forcible assimilation policy: The case of Indian boarding schools. Canadian Journal of Economics, 49(2), 433–480. https://doi.org/10.1111/caje.12203 GC Pratama, Waluyo, E., & Setiawan, D. (2023). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Media Musik Pada Materi Mengahafal Rumus Bangun Datar Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 35–40. https://www.journal.assyfa.com/index.php/JPTK/ Ghofarrozin, A., & Janah, T. N. (2021). Menakar Keberpihakan Negara terhadap Pesantren melalui Pengesahan UU Nomor 18/2019 tentang Pesantren. Islamic Review: Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman, 10(1). https://doi.org/10.35878/islamicreview.v10i1.267 Hasanah, N., In’am, A., Darmayanti, R., Choirudin, C., Nurmalitasari, D., & Usmiyatun, U. (2022). DEVELOPMENT OF AL-QUR’AN CONTEXT MATH E-MODULE ON INVERS FUNCTION MATERIALS USING BOOK CREATOR APPLICATION. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 11(4). https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i4.5647 Hasanah, N., Syaifuddin, M., & Darmayanti, R. (2022). Analysis of the Need for Mathematics Teaching Materials “Digital Comic Based on Islamic Values” for Class X SMA Students in Era 5.0. Numerical: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 6(2). http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/index Hefner, C. (2016). Models of Achievement: Muslim Girls and Religious Authority in a Modernist Islamic Boarding School in Indonesia. Asian Studies Review, 40(4), 564–582. https://doi.org/10.1080/10357823.2016.1229266 Hidayah, S. N. (2021). Pesantren for middle-class muslims in Indonesia (between religious commodification and pious neoliberalism). Qudus International Journal of Islamic Studies, 9(1). https://doi.org/10.21043/QIJIS.V9I1.7641 Humaidi, N., Darmayanti, R., & Sugianto, R. (2022). Challenges of Muhammadiyah’s Contribution in Handling Covid-19 in The MCCC Program in Indonesia. Khazanah Sosial, 4(1), 176–186. https://doi.org/10.15575/ks.v4i1.17201 Inganah, S., Darmayanti, R., & Rizki, N. (2023). Problems, Solutions, and Expectations: 6C Integration of 21 st Century Education into Learning Mathematics. JEMS (Journal of Mathematics and Science Education), 11(1), 220–238. https://doi.org/10.25273/jems.v11i1.14646 Iskandar. (2021). Penerapan Model Discovery Learning Berbantukan Media Google Sites Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Proceedings:Palangka Raya International and National Conference on Islamic Studies, 1(1). LM Rachmawati, YWA Sah, & SN Hasanah. (2023). Newman and Scaffolding Stages in Analyzing Student Errors in Solving Algebraic Problems. Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 01–11. http://www.journal.com/index.php/dpjpm Mahmudi, I. (2018). Rubrik Analitik Penilaian Hasil Belajar Praktik Pendidikan Agama Islam. Fikrah: Journal of Islamic Education, 2(2). Masduki, H., & Masduki, H. (2020). Pemberdayaan Yatim Berdasarkan Nilai-Nilai Al-Qur’an Dalam Pengelolaan Panti Asuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pamekasan. Al-Irfan : Journal of Arabic Literature and Islamic Studies, 3(1), 88–105. https://doi.org/10.36835/alirfan.v3i1.3794 Mudzkiyyah, L. (2022). Well-being among boarding school students: Academic self-efficacy and peer attachment as predictors. Psikohumaniora, 7(1), 27–38. https://doi.org/10.21580/pjpp.v7i1.10374 Mufidah, A., Sulasteri, S., Majid, A. F., & Mattoliang, L. A. (2019). ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP ALJABAR PADA MATA KULIAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER. Al Asma : Journal of Islamic Education, 1(1). https://doi.org/10.24252/asma.v1i1.11247 Muhammad, I., Darmayanti, R., & VR Arif. (2023). Discovery Learning Research in Mathematics Learning: A Bibliometric Review. Delta-Phi: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 72–84. http://www.journal.com/index.php/dpjpm This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 61 M. Zainal Abidin, Ririt Indah Wati, Rani Darmayanti││ Implementasi Amaliyah Ahlussunnah …. Assyfa Journal of Islamic Studies, v(1)n(1), 2023, 51-62 Mustakim, A., Wawan, W., Ngaliyah, J., & Darmayanti, R. (2023). Quantum Teaching Model: Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 10– 18. https://www.journal.assyfa.com/index.php/JPTK/ Nurhayati, P., & Asikin, M. (2021). Studi Literatur Komunikasi Matematis, Self Efficacy, Model Pembelajaran Trefinger dan Asessmen Kinerja. IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies. Osborne, S. (2019). Mapping Boarding School Opportunities for Aboriginal Students from the Central Land Council Region of Northern Territory. Australian Journal of Indigenous Education, 48(2), 162–178. https://doi.org/10.1017/jie.2018.1 Rifani, E. (2021). The mediation effect of moral disengagement on spiritual-religious attitudes and academic dishonesty among guidance and counseling students. Islamic Guidance and Counseling Journal, 4(1), 33–42. https://doi.org/10.25217/igcj.v4i1.1147 Ritonga, M., Widodo, H., Lahmi, A., Budiarti, M., Annova, F., & Zubaidah. (2021). Arabic Learning Orientation in Mahad and Islamic Boarding Schools, and its Relevance to the Need for Human Resources with Language Skills in the Globalization Era. International Journal of Early Childhood Special Education, 13(2). https://doi.org/10.9756/INT-JECSE/V13I2.211074 Safitri, E., Wawan, W., Setiawan, A., & Darmayanti, R. (2023). Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Kahoot Terhadap Kepercayaan Diri Dan Prestasi Belajar. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 80–90. https://kahoot.com. Segara, B., Choirudin, C., Setiawan, A., & Risnanda Arif, V. (2023). Metode Inquiry: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Pada Materi Luas Bangun Datar. JUrnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 19–27. https://www.journal.assyfa.com/index.php/JPTK/ Strategi, P., Flipped, P., Learning, B., Pandemi, M., Mi, D., Miftahul, N. U., & Undaan, F. (2021). Elya Umi Hanik dan Annisa Dita Ramadhani. EL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education, 3(September), 115–130. Sugianto, R., Darmayanti, R., & Humaidi, M. N. (2022). MUHAMMADIYAH EDUCATION’S READINESS IN THE SOCIETY 5.0 ERA. Al’Adalah, 25(1). https://doi.org/10.35719/aladalah.v25i1.155 Ubaidillah, A. F. (2020). Cultivating marine leadership character through multicultural boarding-school system. Cakrawala Pendidikan, 39(1), 191–206. https://doi.org/10.21831/cp.v39i1.28344 Wulandari, S., Hendrawati, N. E., Adawia, A., Dinantika, T., Rofiki, I., & Abdussakir. (2019). Learning Integrative Mathematics on the Set Material in the Al-Qur’an Study. Proceeding International Conference on Islamic Education (ICIED), 4(1). This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License 62